Breaking News:

Pria Dipukuli Polisi

Kuasa Hukum Nilai Kasus Zaenal Terkesan Ditutupi, Pertanyakan Santunan dan Surat Pernyataan Keluarga

Kuasa Hukum BKBH Fakultas Hukum Universitas Negeri Mataram, Yan Mangandar mengatakan kasus Zaenal terkesan ditutupi.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
Channel YouTube Investigasi tvOne
Kuasa Hukum dari Biro Konsultasi Bantuan Hukum (BKBH) Fakultas Hukum Universitas Negeri Mataram, Yan Mangandar mengatakan kasus Zaenal terkesan ditutup-tupi. 

TRIBUNWOW.COM - Kasus kematian pria yang tewas setelah berkelahi dengan tiga oknum polisi sekaligus masih terus berlanjut.

Zaenal Abidin diduga tewas setelah dikeroyok tiga oknum polisi di halaman Satlantas Polres Lombok Timur, NTB pada Kamis (5/9/2019).

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Investigasi tvOne, Sabtu (21/9/2019), kuasa hukum dari Biro Konsultasi Bantuan Hukum (BKBH) Fakultas Hukum Universitas Negeri Mataram, Yan Mangandar mengatakan kasus tersebut terkesan ditutup-tupi.

Warga Dusun Tunjang Selatan, Desa Paokmotong berbondong-bondong datangi kantor Biro Konsultasi Bantuan Hukum (BKBH) Fakultas Hukum Universitas Mataram, Senin (16/9/2019) demi mencari keadilan bagi satu di antara warganya yang meninggal Zaenal setelah berkelahi dengan polisi.
Warga Dusun Tunjang Selatan, Desa Paokmotong berbondong-bondong datangi kantor Biro Konsultasi Bantuan Hukum (BKBH) Fakultas Hukum Universitas Mataram, Senin (16/9/2019) demi mencari keadilan bagi satu di antara warganya yang meninggal Zaenal setelah berkelahi dengan polisi. (Kompas.com)

"Terkesan kasus ini ditutupi oleh pihak Polres Lombok Timur," kata Yan.

Yan juga menyinggung adanya santunan dari Polres Lombok Timur ketika Zaenal sempat dirawat di rumah sakit dan santunan ketika kasus tersebut mulai mencuat ke media.

"Kemudian Polres Lombok Timur tiba-tiba memberikan santunan ketika si korban berada di rumah sakit."

"Kemudian memberikan santunan lagi ketika berita ini mulai didengar oleh masyarakat," jelas Yan.

Pria Tewas setelah Diduga Dipukuli 3 Polisi, Warga Ungkap Kepribadian Zaenal: Waktu Salat ya Salat

Pada Sabtu (7/9/2019), keluarga dari Zaenal Abidin sempat membuat surat pernyataan yang menyebutkan tidak akan melanjutkan proses hukum atas pria 29 tahun itu.

Menurut Yan, hal itu bukan benar-benar keputusan keluarga.

"Kemudian pihak keluarga disuruh menandatangani pernyataan pada 7 September agar tidak melanjutkan kasus ini ke proses hukum," katanya.

Foto Surat Pernyataan dari Keluarga Zaenal Abidin untuk tidak melanjutkan kasus kematian Zaenal ke ranah hukum
Foto Surat Pernyataan dari Keluarga Zaenal Abidin untuk tidak melanjutkan kasus kematian Zaenal ke ranah hukum (Channel YouTube Investigasi tvOne)

Yan merasa ini cukup disayangkan, terlebih keluarga Zaenal tidak terlalu mengerti soal masalah hukum.

"Ini kan cukup disayangkan sekali."

"Pihak keluarga korban Zaenal Abidin itu keluarga yang sangat awam mengenai hukum. Jadi kami berharap hal ini tidak dilakukan lagi," ujar Yan lagi.

Fakta Terbaru Tewasnya Zaenal karena Berkelahi dengan Polisi, Tak Hanya Dipukul di Halaman Satlantas

Terkait santunan, Yan mengaku mengapresiasi hal itu.

Namun, keadilan dan profesional polisi harus ditegakkan.

"Silakan santunan, kami sangat hargai bahkan kami salut terhadap pihak Polres Lombok Timur memberikan santunan."

"Tapi kami juga berharap profesional, profesionalitas Polri hanya ditegakkan keluar hanya untuk masyarakat," tuturnya.

Ia meminta agar polisi tidak hanya berlaku tegas pada pelanggar hukum di kalangan masyarakat saja.

Melainkan, di dalam tubuh kepolisian itu sendiri.

Pria Tewas setelah Diduga Dipukuli 3 Polisi, Warga Ungkap Kepribadian Zaenal: Waktu Salat ya Salat

"Ketika masyarakat melanggar mereka tegakkan, tapi profesional Polri itu juga berlaku internal untuk mereka sendiri juga dong."

"Ketika ada anggotanya melanggar maka mereka juga harus memproses hukum," pintanya.

Lihat videonya mulai menit ke-6:40:

Sebelumnya diberitakan, Keluarga Zaenal telah menandatangani sebuah surat pernyataan.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, isi surat pernyataan itu di antaranya menyebut kondisi Zaenal yang mengalami gangguan jiwa.

Surat dokumen itu didapatkan dari Ketua Forum Rakyat Bersatu (FRB) Lombok Timur, Eko Rahady dan tertanggal Sabtu (7/9/2019).

Surat pernyataan yang terdiri dari satu lembar itu memuat dua poin.

Poin pertama menyebut pihak keluarga Zaenal tidak menuntut secara hukum atas apa yang menimpa putranya.

Pihak keluarga memaklumi kejadian itu lantaran Zaenal memiliki gangguan jiwa.

 Sempat Ribut dengan Polisi karena Masalah Tilang, Pria Asal Lotim Tewas, Tubuhnya Banyak Memar

“Kami selaku orang tua dan keluarga dari Zaenal Abidin tersebut di atas, tidak keberatan dan tidak akan menuntut secara hukum dari pihak manapun di kemudian hari, atas apa yang sudah terjadi dan yang dialami oleh anak kami tersebut di atas dikarenakan kami selaku keluarga menyadari/memaklumi kondisi anak kami yang sedang mengalami gangguan jiwa.”

Kemudian poin kedua adalah ucapan terima kasih kepada pihak kepolisian lantaran sudah membiayai perawatan Zaenal selama di rumah sakit.

“Kami selaku orangtua mewakili keluarga mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan/sumbangsih biaya pengobatan/perawatan dan santunan yang telah diberikan oleh pihak kepolisian.”

“Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagai mana mestinya,” tutup surat pernyataan tersebut.

 31 Wanita Jadi Korban Prostitusi Online di Karimun, Kedok Lowongan Kerja hingga Dijual Rp 2 Juta

Surat pernyataan itu ditandatangani oleh ayah Zaenal atas nama Sahabudin serta anggota keluarga lain dan bermaterai 6000.

Dengan adanya surat pernyataan itu, Sahabudin menyebut sudah damai dan tak ada masalah lagi dengan pihak kepolisian.

“Kan sudah ada surat itu, katanya sudah damai, tidak ada masalah lagi,” kata Sahabudin.

Sahabudin kini enggan bicara banyak lantaran takut salah berkomentar karena sudah menandatangani surat pernyataan itu.

"Tidak tahu mau ngomong apa, takut nanti salah-salah, karena sudah tanda tangan surat," ujar Sahabudin.

 Lisa Marlina yang Diduga Hina Bali Akui Iseng, Niluh Djelantik Tak Kunjung Datang ke Polda Bali

Kronologi Pemukulan Zaenal oleh Polisi hingga Tewas

Kapolda NTB Irjen Nana Sudjana mengungkap kronologi perkelahian antara oknum polisi dengan Zaenal.

Mulanya Zaenal mendatangi Polres Lombok Timur untuk mengambil sepeda motornya yang disita polisi saat razia operasi patuh.

Zaenal mendatangi lapangan apel Satlantas Polres Lotim pada Kamis (5/9/2019) sekira pukul 20.20 WITA.

Saat itu, anggota Satlantas Aipda I Wayan Merta Subagia dan Bripka Nuzul Husein sedang bertugas menjaga kendaraan yang disita dari operasi patuh di Polres Lombok Timur.

Kemudian Zaenal datang dengan mengendarai motor melawan arus dan tidak memakai helm.

 Terpengaruh Film Porno Koleksinya, Oknum Guru SD di Batam Cabuli 5 Siswi Bermodus Hipnoterapi

"Saya mulai dari kronologi saja, pada hari Kamis tanggal 5 September 2019 pukul 20.20 WITA, bertempat di lapangan apel Satlantas Polres Lotim."

"Si Zaenal dengan menggunakan sepeda motor dari arah melawan arus dan tanpa helm memasuki pintu gerbang kantor Satlantas," terang Nana, dalam jumpa pers, Senin (9/9/2019).

Tanpa turun dari sepeda motor, Zaenal langsung bertanya perihal keberadaan motornya yang disita polisi dengan cara kasar yang menyulut emosi dua petugas satlantas yang sedang berjaga.

Saat Bripka Nuzul berusaha menenangkan Zaenal, ia justru mendapat pukulan di pipi dan hidung berkali-kali.

Hal tersebut lantas memicu terjadinya perkelahian antara Zaenal dan para anggota kepolisian.

"Tiba-tiba Zaenal memukul anggota lantas (polantas) yang mengakibatkan terjadinya perkelahian dengan anggota yang bertugas," tutur Nana.

 Diduga karena Cemburu, Suami di Bengkulu Tusuk Istri hingga Tewas, lalu Tenggak Racun

Berusaha memberi perlawanan, Zaenal justru terjatuh dan menabrak pot bunga yang ada di lapangan apel Satlantas Polres Lomok Timur.

Setelah perkelahian, lanjut Nana, Zaenal yang babak belur dibawa ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) untuk diperiksa.

Saat menuju SPKT, Zaenal terjatuh hingga tak sadarkan diri.

Zaenal kemudian dibawa pihak kepolisian ke Rumah Sakit Umum Selong, Lombok Timur.

Setelah menjalani perawatan beberapa hari, Zaenal meninggal dunia pada Sabtu (7/9/2019).

Zaenal merupakan pemuda asal Tunjang Selatan, Desa Paok Motong, Lombok Timur (Lotim).

(TribunWow.com/Mariah Gipty/Ifa Nabila)

Tags:
Pria dipukuli polisiZaenal AbidinNTBPolisi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved