Kabar Tokoh
Lenis Kogoya Ceritakan Kronologi Kejadian yang Menyakiti Hati Orang Papua hingga Diminta Angkat Kaki
Lenis Kogoya menceritakan secara singkat kronologi kejadian yang menjadi permulaan kerusuhan di Papua dan Papua Barat
Penulis: AmirulNisa
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya menjalaskan kronologi singkat, terjadinya kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
Lenis Kogoya mengatakan, para mahasiswa Papua sempat diminta angkat kaki dan pulang ke kampung halaman.
Hal tersebut dijelaskan Lenis Kogoya saat menjadi bintang tamu pada acara yang tayang di channel YouTube Hotman Paris Show pada Kamis (12/9/2019).
Lenis Kogoya menceritakan penyebab awal dari kerusuhan terjadi pada Jumat (16/8/2019).
Kejadian bermula dari ada sebuah bendera yang terjatuh dari tiang bendera.
"Jadi tanggal kejadian itukan tanggal 16 (Agustus) bukan tanggal 17-nya. Jadi di situ ada lembar bendera, terus ada ormas yang melihat," ucap Lenis Kogoya
Masalah bendera tersebut kemudian dilaporkan ke pihak berwajib.
• Lenis Kogoya Ajarkan Jabat Tangan Ala Papua pada Hotman Paris, Sampai Buat Melaney Ricardo Berteriak
Namun bukan hanya polisi yang datang, namun muncul sekelompok ormas datang ke asrama mahasiswa asal Papua tersebut.
"Lalu lapor ke polisi, lalu kejadian itu dengan ormas datang, dengan ada cerita itu agak panjang," ujar Lenis Kogoya.
Ia mengaku peristiwa tersebut memiliki cerita yang panjang, dan Lenis Kogoya enggan menjelaskan semuanya.
"Intinya protes karena bendera ini dilempar begitu," ucap Hotman Paris yang menyimpulkan penjelasan Lenis Kogoya.
Lenis Kogoya kembali menjelaskan tentang ucapan yang ditujukan pada mahasiswa Papua, hingga buat warga di Papua dan Papua Barat marah.
• Sapa 2 Wakil Papua dengan Pace, Anggota Pengawas Otsu Papua Minta Melaney Ricardo Hati-hati
"Jadi ada dua kata di situ masyarakat Papua marah. Akhirnya jadilah kalimat yang nama-nama binatang yang munculkan, terus suruh pulang angkat kaki dan pulang," ujar Lenis Kogoya.
Bahkan Lenis Kogoya mengatakan bahwa mahasiswa yang menerima kaliamat itu, bersedia untuk pulang kampung.
Karena hal itulah, muncul keinginan untuk merdeka dan menjadi negara sendiri.