Rusuh di Papua
Wiranto Sebut Penyerangan Penambang Emas Yahukimo dengan Senjata Tajam Tak Terkait Kerusuhan Papua
Soal penyerangan penambang emas Yahukimo yang tewaskan 5 orang, Wiranto tegaskan tak ada kaitan dengan kerusuhan Papua. Disebabkan konflik horizontal
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto menegaskan penyerangan penambang emas di Yahukimo, Papua, tak ada hubungannya dengan kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (6/9/2019), Wiranto menyebut penyerangan di Yahukimo dengan senjata tajam itu adalah konflik lama dengan masyarakat Papua.
Penyerangan di Yahukimo itu adalah konflik horizontal antara penambang emas pendatang dan penduduk asli Papua.
"Kemarin karena ada konflik, itu konflik horizontal saja antara penambang emas luar daerah dengan penduduk setempat."
"Bukan ada kaitan dengan demo. Lanjutan peristiwa lama," jelas Wiranto di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
• Temui Mantan Kepala BIN Hendropriyono, Prabowo: Tidak Benar Kalau Ada yang Pecah Belah Papua
Wiranto menyebut ada 97 penambang emas dari berbagai lokasi yang kini sudah dievakuasi.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menduga penyerangan terhadap para penambang emas di Distrik Sarandela, Yahukimo, itu terjadi secara spontan.
"Motifnya hanya penyerangan secara spontan ya terhadap masyarakat yang sedang melakukan pendulangan emas," jelas Dedi di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019).
Dedi menyebut penyerangan tiba-tiba itu menggunakan bermacam-macam senjata tajam.
"Itu dilakukan secara tiba-tiba dengan menggunakan senjata tajam, baik berupa panah, parang, dan senjata tajam lainnya," ungkap Dedi.
• Tunjukkan Foto di Jalanan Papua yang Buat Kaget, Komarudin Watubun: Pak Wiranto Tidak Merasakan
Kini pihak kepolisian masih mendalami peristiwa tersebut dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah penambang yang berhasil diselamatkan.
"Untuk detailnya nanti dulu, yang penting kita evakuasi dulu," ujar Dedi.
Diberitakan sebelumnya, 288 warga yang berprofesi sebagai pendulang tradisional diserang hingga menyelamatkan diri ke Kabupaten Boven Digoel.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menyebut beberapa di antaranya yang berhasil dievakuasi langsung dibawa ke rumah sakit.
Kamal menduga ada beberapa pihak penambang yang berkonflik langsung dengan kelompok penyerang itu.
• Kardinal Ignatius Suharyo Beri Patung Bunda Maria Gendong Bayi Yesus untuk Tanah Papua