Rusuh di Papua
Soal Penyebab Kerusuhan, Tokoh Papua Samuel Tabuni Singgung Freeport hingga Kebijakan Pemerintah
Tokoh Papua Samuel Tabuni mengungkapkan beberapa permasalahan di Papua yang akhirnya memicu terjadinya kerusuhan.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Di sini hampir 100 persen generasi muda Papua hari ini, Bapak Ibu bisa lihat Bapak Menteri, yang turun di lapangan itu semua anak-anak muda," tutur Samuel.
Samuel lantas mengungkapkan, Papua tidak akan mempunyai masa depan yang baik jika terus tak dilibatkan dalam kebijakan pemerintah.
"Sekarang kalau anak-anak muda ini pikirannya kita tidak rangkul, tidak kita berikan ruang untuk mereka terlibat dalam semua kebijakan nasional maupun Provinsi Papua, Papua tidak ada masa depan yang baik di dalam negara ini," lanjutnya.
Dirinya mengungkapkan bahwa kerusuhan yang terjadi merupakan reaksi warga Papua atas tindakan rasisme yang mereka terima sejak lama.
• Seribuan Pengunjuk Rasa Berhasil di Evakuasi dari Kantor Gubernur Papua
Untuk itu, ia berharap semua pelaku tindakan rasisme dan diskriminasi terhadap warga Papua segera ditindak tegas.
"Karena itu yang saya mohon pada bapak presiden dan juga semua kabinet pak presiden periode kedua, kenapa proses pembiaran bendera tidak dilakukan secara baik dan benar,
"Khusus kemarin di Surabaya kita harus demo baru ada proses hukum padahal proses rasisme sudah terjadi sejak lama, itu menjadi amarah bagi rakyat Papua hari ini," Kata Samuel.
Lihat video berikut ini menit 16.30:
Kerusuhan Jayapura
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan kembali terjadi di Jayapura pada Kamis (29/8/2019) pagi.
Dikutip TribunWow.com dari dari Kompas.com, Jumat (30/8/2019), massa aksi kerusuhan itu sempat melakukan razia pada setiap kendaraan yang melintas.
Dua mobil di antaranya dibakar oleh massa.
Selain itu, aksi penjarahan juga terjadi hingga malam hari.
Mereka menjarah pertokoan Entrop hingga kemudian membakarnya.
• Sebut Referendum di Papua Tak Perlu Dilakukan, Wiranto: Itu Sudah Tidak pada Tempatnya
Sementara itu, aparat keamanan berjaga-jaga di Jalan Koti yang tak jauh dari Grapari Telkomsel yang dibakar oleh massa.