Terkini Nasional
Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Ridwan Saidi Bela Diri: Sudah Dibukukan dan Arkeolog Salah Bahasa
Budayawan Ridwan Saidi sebut Kerajaan Sriwijaya hanya dongeng dan sudah dibukukan, ia sebut arkeolog salah tafsir bahasa prasasti.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Mohamad Yoenus
"Yang mau saya komentarin tentang materi perdebatan saja. Saya tetap akan penuhi panggilan (jika dipanggil) dan akan tetap bicara dalam konteks keilmuan," tegasnya.
• Di ILC Ridwan Saidi Enggan Bicara soal Pindah Ibu Kota, Cerita Kabar Heboh Sekitar Jakarta
Diketahui, pernyataan viral Ridwan Saidi disampaikan dalam wawancara dengan Vasco Ruseimy unggahan kanal YouTube Macan Idealis, Minggu (25/8/2019).
Ridwan Saidi mengisahkan perjalanan pengelana Tiongkok bernama Yi Jing yang mencari keberadaan Kerajaan Sriwijaya.
Ia menyebut nama Sriwijaya ternyata hanyalah nama bajak laut yang berada di wilayah India.
Ia juga mengatakan ada kerajaan bernama Wijaya yang kemudian disebut Sriwijaya di wilayah Champa yang saat ini Vietnam.
Sedangkan prasasti yang ada di Sumatera hanyalah tiruan buatan orang-orang Champa yang tinggal di Sumatera untuk mengingat leluhur.
Berikut video Ridwan Saidi yang viral:
Pendapat Arkeolog
Arkeolog Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Retno Purwati mengimbau agar masyarakat lebih kritis dan tidak menelan mentah-mentah apa yang dikatakan Ridwan Saidi.
Retno Purwati menganggap pernyataan Ridwan Saidi hanyalah lelucon.
“Saya kira begini era medsos itu kan kita juga harus kritis, kita lihatlah yang berkomentar itu siapa."
"Kalau yang berkomentar bukan sejarawan, bukan arkeolog ya sudah anggap saja itu sebagai lelucon, enggak usah ditanggapi,” ujar Retno Purwati.
Retno Purwati menganggap pernyataan Ridwan Saidi tak perlu dipikirkan serius.
"Mungkin cari sesuatu (sensasi) atau apalah, enggak usah ditanggapi terlalu serius. Apalagi pernyataan itu kan enggak lengkap ya, jadi saya pikir kalau ditanggapi buat capek saja," tuturnya.
Bahkan Retno Purwati beranggapan bahwa ucapan Ridwan Saidi itu tidak mengakui sejarah yang sama saja tidak mengakui Indonesia.
"Kalau tidak mengakui sejarah, sama saja tidak mengakui Indonesia kita dong. Ini juga menghilangkan sejarah Indonesia,” jelas Retno Purwati.
(TribunWow.com/Ifa Nabila)
WOW TODAY: