Rusuh di Papua
Di ILC, Natalius Pigai Ditegur Karni Ilyas sambil Tertawa karena Beberkan Kondisi Terkini di Papua
Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai membeberkan kondisi terkini kondisi Papua. Hal itu disampaikan Natalius Pigai saat menjadi acara ILC.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Mendengar itu, Karni Ilyas langsung membantahnya.
"Jangan nanti dibilang orang hoaks lagi," ucap Karni Ilyas.
Kemudian, Natalius Pigai mengatakan dirinya memang telah disebut hoaks oleh beberapa orang.
"Nggak, hari ini saya dibilang Bank Mandiri saya hoaks sampai dibilang Natalius tidak nasionalis karena saya cuma penasihat di media."
"Karena media itu juga dikebiri," ucap Natalius Pigai.
Kemudian, Natalius Pigai menyinggung masalah dibatasinya akses internet di Papua.
Menyusul adanya kerusuhan beberapa waktu lalu akibat perseteruan mahasiswa Papua dengan sejumlah warga Surabaya dan Malang.
"Tapi punya media dimatikan, di-suspend, gara-gara sebuah tulisan yang dibuktikkan kebenarannya, jadi saya korban kebiri juga oleh Bank Mandiri dan Kementerian Komunikasi dan Informasi," kata Natalius Pigai.
Lihat videonya mulai menit ke-00:57:

• Ketua MPR Nilai Pindah Ibu Kota Tak Pantas saat Ada Konflik di Papua: Nggak Bisa Bangun Jalan Saja
Terkait dengan hal itu, Sekretaris Jenderal Kemenkominfo, Rosarita Niken Widiastuti menyebut banyak kabar tidak jelas yang beredar di media sosial.
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Minggu (25/8/2019), Niken juga menyebut awal mula dari peristiwa kerusuhan di Manokwari dan Jayapura, adalah kabar tidak jelas di media sosial.
“Peristiwa kemarin (di Surabaya dan Papua) basisnya karena berita yang tidak jelas. Ada orang yang tidak bertanggung jawab menyebarkan berita hoax, tanpa memikirkan dampak nasional untuk keutuhan bangsa dan negara," ucap Niken, Jumat (23/8/2019).
Ia menyebut bahwa penggunaan media sosial memerlukan kedewassan tersendiri.
Baginya media sosial memiliki sisi baik dan buruk dalam masyarakat.
• Minta Polisi Segera Tangkap Provokator Rusuh di Papua, Warga Fakfak Kibarkan Merah Putih
“Media sosial betul-betul bisa memberikan value added bagi masyarakat di era demokrasi. Namun di satu sisi bisa juga menyebabkan potensi disintegrasi bangsa seperti yang terjadi di Surabaya, hingga merembet ke beberapa tempat hingga Makassar dan Papua," ucap Niken.