Wacana Pemekaran Kota
Pakar Tata Kota Sebut Jabar Tak Penuhi Kebutuhan Bekasi, Rahmat Effendi Langsung Acungkan Jempol
Pakar Tata Kota memberikan pendapatnya mengenai keinginan Wali Kota Bekasi untuk bergabung dalam Provinsi DKI Jakata menjadi Kota Jakarta Tenggara.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
"Yang menjadi pertanyaannya apakah Bekasi memilih lebih mandiri apakah Bekasi memilih bergabung?," ucap Yayat.
Yayat menyebut jika Bekasi memilih bergabung dengan DKI Jakarta, itu tidak dapat disebut sebagai pemekaran wilayah.
"Kalau bergabung dengan DKI (Jakarta) sebetulnya penggabungan ini berbeda dengan pemekaran," kata Yayat.
Yayat kemudian menanyakan kesiapan Bekasi untuk bergabung dengan DKI Jakarta.
Ia menyebut jika Bekasi bergabung dengan DKI Jakarta, maka status daerahnya akan turun.
"Pertanyaannya apakah kalau digabung Bekasi bersedia tidak statusnya diturunkan?," tanya Yayat.
Yayat menyebut status Bekasi akan diturunkan menjadi daerah administratif dari awalnya daerah otonom.
Ia juga mengungkapkan jika Bekasi akhirnya bergabung dengan Jakarta, tidak akan ada wali kota dan DPRD di Bekasi.
"Dari daerah otonom menjadi derah adminsitratif, karena wali kotanya enggak dipilih, DPRD nya juga hilang akan digabungkan," ungkapnya.
Lihat video berikut ini menit 6.40:
Waki Kota Bekasi pilih bergabung ke Jakarta Tenggara dibandingkan Provinsi Bogor Raya
Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi lebih memilih kotanya tergabung dalam Provinsi DKI Jakarta menjadi Kota Jakarta Tenggara dibandingkan Provinsi Bogor Raya.
Ia menyebut pemekaran wilayah Kota Bogor yang digagas oleh Wali Kota dan Bupati Bogor, Bima Arya dan Ade Yasin, lebih merujuk pada wilayah sekitar Cianjur.
Menurut Rahmat Effendi, pemekaran itu dilakukan lantaran wilayah Bogor yang sudah terlalu sumpek.
"Pada saat Bogor menggagas Bogor Raya, itu identik dengan Bogor Cianjur, dan beberapa daerah," kata Rahmat Effendi dalam acara yang sama.