Rusuh di Papua
Najwa Shihab dan Satu Studio Terdiam Dengar Fakta Trans Papua yang Dibeberkan oleh Federasi KontraS
Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan Junaedi membeberkan fakta mengenai jalan Trans-Papua. Ucapanya membuat Najwa Shihab terdiam.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan Junaedi membeberkan fakta mengenai jalan Trans-Papua.
Diketahui Jalan Trans-Papua merupakan jalan nasional yang menghubungkan Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua, dengan jalur yang membentang dari Kota Sorong di Provinsi Papua Barat-Merauke di Provinsi Papua dengan panjang mencapai 4.330,07 kilometer.
Andy Irfan Junaedi membeberkan fakta tersebut saat menjadi narasumber di Acara Mata Najwa.
Mulanya, Presenter Mata Najwa, Najwa Shihab mengatakan ada pendekatan ekonomi nyata di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Trans Papua, dikutip TribunWow.com dari saluran YouTube Najwa Shihab, Kamis (22/8/2019).
Ia menanyakan apakah ada tantangan lain yang dihadapi Papua.
"Pendekatan ekonomi, infrastruktur yang dilihat nyata di era pemerintahan Jokowi 5 tahun terakhir, itu saja belum cukup menjawab tantangan yang dihadapi masyarakat Papua?," tanya Najwa Shihab.
Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan Junaedi lantas mengkritik hal itu justru yang menjadi masalah.
"Sama sekali, justru saya melihat itu yang bermasalah. Coba tanya pada teman-teman Papua, apakah mereka butuh jalan Trans Papua?," tanya Andy.
"Siapa yang butuh, orang Indonesia-kah atau orang Papua-kah?"
Ucapan Andy sempat terhenti, sedangkan Najwa Shihab dan penonton satu studio terdiam.
• Federasi Kontras Sebut Pembangunan Jalan Trans Papua Tak Selesaikan Masalah: Siapa yang Butuh?

Andy lantas melanjutkan.
"Saya bilang pembangunan itu penting, perlu. Tapi bagaimana proses perencanaan pembangunan dan implementasi pembangunan itu dilakukan mengedepankan kemanusiaan," ujar Andy.
"Jakarta belum melihat Papua dengan pendekatan itu. Papua memiliki tingkat kekerasan yang panjang. Papua punya cerita berbeda dibanding provinsi lain. Kalau melihat Papua disamakan dengan maka kita akan terjebak di cerita yang sama," paparnya.
Ia lalu menyinggung kasus HAM yang terjadi di Papua.
"Isu separatisme muncul itu bukan yang tahu-tahu muncul. Itu adalah sebab akibat tersumbatnya beragam persoalan tanpa penyelesaian. Coba kita tengok kasus kejahatan HAM. Berapa yang mandek?," tanya Andy.