Ibu Kota Baru
Sebut Jokowi Feodalisme, Fahri Hamzah dan Fadli Zon Disentil Maruarar: Kau Punya Bakat Jadi Kawannya
Maruarar Sirait membantah tudingan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) bergaya feodalisme. Ia pun beri sindiran.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
Fahri Hamzah pun mengaku bingung ketika mendengar pidato presiden soal pemindahan ibu kota dalam Sidang Bersama DPD-DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jumat (16/8/2019).
"Dan itulah sebabnya saya tidak mengerti waktu mendengar pidato presiden kemarin, setelah presiden mengajak terburu-buru, tergesa-gesa, 'mari bekerja cepat', pada saat kita merasa semuanya lambat ya," kata Fahri Hamzah.
"Tiba-tiba dia menyimpulkan dengan izin pindah ibu kota," lanjutnya.

• Rocky Gerung Jelaskan Bahaya Paru-paru Dunia Jadi Lokasi Ibu Kota: Bahaya Bagi Kecerdasan Presiden
Dalam pidatonya, Jokowi disebut Fahri Hamzah banyak mengucapkan kata-kata yang ganjil dan tidak sesuai dengan cara kerja sebuah negara.
"Sebenarnya juga pemilihan kosakata dan sebagainya itu, sebenarnya banyak yang ganjil itu di dalam perspektif ketatanegaraan," kata Fahri Hamzah.
"Karena, ya enggak begitu cara kerjanya negara itu," lanjutnya.
Lantaran baginya Jokowi ingin selalu bergerak cepat, maka Fahri Hamzah memandangnya pemerintahan Jokowi malah seperti ada unsur feodalisme.
Bagi Fahri Hamzah, unsur feodalisme yang mementingkan kepentingan para petinggi ini berdampak pada Jokowi yang tak bisa diseret dalam suatu standar berpikir sebagai kepala negara, terutama dalam hal mengambil keputusan.
• Rocky Gerung Kritik Keras Ibu Kota Pindah: Zaman Modern, Pemerintahan Bukan di Istana, tapi di Otak
"Jadi, sekali lagi dari awal, saya mungkin menganggap ini ada feodalisme di bangsa kita itu."
"Sehingga pemimpin itu tidak bisa diseret di dalam satu standar di dalam berpikir sebagai kepala negara, dan di dalam menerobos pintu-pintu keputusan di dalam negara itu," terangnya.
Menurut Fahri Hamzah, segala ide dan keputusan yang terburu-buru, yang kemudian digembar-gemborkan, biasanya akan tak terlaksana atau seperti omong kosong.
"Tiba-tiba muncul ide, dan kita semua sibuk menjadi pembahas dari ide-ide itu, tapi kemudian sebenarnya ide itu sebenarnya enggak ada, omong kosong," ucap Fahri Hamzah.
Berikut video lengkapnya (dari menit awal):
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah/ Ifa Nabila)
WOW TODAY: