Ibu Kota Baru
Fahri Hamzah Sebut Jokowi Punya Pembisik yang Menjerumuskan ke Hal Tak Benar: Presiden Harus Dipepet
Fahri Hamzah sebut Jokowi punya pembisik yang menjerumuskan ke hal tak benar, seperti keputusan pemindahan ibu kota, untuk itu presiden harus dipepet.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya pembisik yang bisa menjerumuskannya untuk melakukan hal-hal tidak benar atau membuat keputusan yang tidak tepat.
Untuk itu, Fahri Hamzah menyarankan agar Jokowi dipepet supaya terhindar dari bisikan-bisikan buruk yang menjerumuskan itu.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Fahri Hamzah dalam program unggahan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (20/8/2019).
Awalnya, Fahri Hamzah membahas soal pemerintahan Jokowi yang jika membuat keputusan terkesan tergesa-gesa dan tidak dipikirkan secara matang.
Fahri Hamzah juga menanggapi soal rencana pemindahan ibu kota yang baginya hingga kini belum matang dan mendalam namun sudah digembar-gemborkan.
• Bahas Ibu Kota Baru di ILC, Fadli Zon Nyengir saat Fahri Hamzah Ikut Sindir Jokowi soal Mobil Esemka
Baginya, ketika ada ide dari pemerintahan Jokowi, maka ide itu tidak berbobot atau tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
"Dan saya masih dengan kritik lama saya kepada pemerintah Pak Jokowi, bahwa ini pemerintah agak miskin ide gitu."
"Dari awal atau kalau ada ide itu ada judulnya, tapi anatomi dari isi ide-idenya itu tidak secara konsisten dibela dan kemudian diperjuangkan," ungkap Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah kemudian menghubungkan rencana pemindahan ibu kota yang heboh, ditakutkan akan berakhir sama seperti rencana produksi Mobil Esemka yang hingga kini belum terjadi.
Fahri Hamzah menyebut berbagai kalangan dari pihak pemerintah juga sudah meyakinkan akan diproduksinya mobil tesebut yang ternyata belum terlaksana.
• Fadli Zon Sebut Jokowi Tak Diskusi ke DPR soal Ibu Kota Baru: Bisa Kayak Mobil Esemka, Omong Kosong

• Soal Ibu Kota Baru, Fahri Hamzah Sebut Feodalisme: Jokowi Tak Bisa Diseret dalam Standar Berpikir
"Akademisinya juga ikut membahas dan kayak ini 'Ah memang benar, besok itu sudah bisa jadi kenyataan'," ucap Fahri Hamzah.
Baginya, ada pihak tertentu yang membisiki atau menasihati Jokowi akan suatu gagasan besar, sehingga membuat Jokowi langsung mengumumkannya ke publik meski gagasan itu belum jelas.
"Itu baru jadi gubernur itu, sehingga waktu jadi presiden, Pak Jokowi itu, saya enggak tahu ya, pembisik-pembisiknya, penasihat-penasihatnya, kenapa memubazirkan mulut Pak Jokowi untuk yang enggak-enggak begitu?" tanya Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah pun menganggap orang-orang di sekitar Jokowi ini menjerumuskan sang presiden sehingga tampak di depan publik keputusan-keputusan presiden yang masih banyak kejanggalan.
• Soal Ibu Kota Baru, Fahri Hamzah Sebut Feodalisme: Jokowi Tak Bisa Diseret dalam Standar Berpikir
"Kan presiden itu, mohon maaf ini ya, saya agak kasar kalau ngomong, presiden itu gila pun harus kita anggap waras, karena kita adalah sebut dia adalah orang yang paling baik yang dipilih rakyat buat kita."
"Karena itu mahal harga presiden itu, dia dihadirkan di situ, mahal sekali dia," ucap Fahri Hamzah.
Maka dari itu, Fahri Hamzah menyarankan seharusnya sebelum mengambil dan mengumumkan suatu gagasan, Jokowi harus dipepet.
Hal tersebut ditujukan agar Jokowi bisa berpikir lebih matang sebelum nantinya mengambil dan mengumumkan suatu gagasan, serta memastikan gagasan itu bermanfaat.
• Rocky Gerung Jelaskan Bahaya Paru-paru Dunia Jadi Lokasi Ibu Kota: Bahaya Bagi Kecerdasan Presiden
"Dan karena itu seharusnya, setiap kata-katanya, setiap langkahnya, itu harus dipepet sedemikian rupa."
"Sehingga apa yang dia lakukan dan dia katakan betul-betul akan berefek baik bagi kehidupan semua orang, pada kesejahteraan umum, pada kebaikan nasional, harusnya seperti itu," ungkap Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah beranggapan selama ini orang-orang di sekitar Jokowi hanya sibuk mencari keselamatan pribadi dan terus mendukung apa yang dilakukan presiden agar posisinya di pemerintahan tetap aman.
Berikut video lengkapnya (menit ke-3.29):
• Rocky Gerung Kritik Keras Ibu Kota Pindah: Zaman Modern, Pemerintahan Bukan di Istana, tapi di Otak
Calon Lokasi dan Waktu Pemindahan Ibu Kota Baru
Sebelumnya, Jokowi sempat meninjau beberapa lokasi yang dianggap ideal sebagai ibu kota Indonesia pada 7-9 Mei 2019 lalu.
Lokasi tersebut antara lain adalah Bukit Soeharto di Kalimantan Timur, Gunung Mas dan Kawasan Segitiga di Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Kawasan Segitiga berada di antara Kota Palangkaraya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Gunung Mas.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brojonegoro, mengatakan pemerintah akan fokus untuk mempersiapkan pemindahan ibu kota pada 2020.
Persiapan itu termasuk menyusun master plan ibu kota yang terdiri dari detail dan desain rinci terkait pemindahan.
Bambang Brojonegoro menyebut konstruksi pembangunan baru akan dimulai pada 2021.
Diperkirakan pembangunan konstruksi gedung pemerintahan serta infrastruktur penunjang membutuhkan waktu hingga 2024 atau 4 tahun.
Setelah jadi pemindahan ibu kota baru tahap pertama pun bisa dimulai.
(TribunWow.com/Ifa Nabila)
WOW TODAY: