Anies Baswedan di ILC
Kritik Sistem Ganjil Genap Anies Baswedan, Ferdinand Hutahaean: Kebijakan yang Agak Pemalas
Ferdinand Hutahaean mengatakan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan nomor polisi (nopol) ganjil dan genap di DKI Jakarta tidak kreatif.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
RIBUNWOW.COM - Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengatakan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan nomor polisi (nopol) ganjil dan genap di DKI Jakarta tidak kreatif.
Dikutip TribunWow.com, hal ini diungkap Ferdinand Hutahaean saat menjadi narasumber program Indonesia Lawyers Club (ILC) bertema 'Anies di Pusaran Bully' melalui siaran YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (13/8/2019).
Ferdinand Hutahaean mengatakan warga Jakarta tengah kecewa dengan kebijakan ganjil genap yang kini tengah dalam masa uji coba.
"Kekecewaan warga kita sekarang, yang semakin bertambah adalah kebijakan ganjil genap, saya agak kecewa ya dengan kebijakan seperti ini," ujar Ferdinand Hutahaean.
Menurutnya kebijakan ganjil genap dirasa tidak kreatif dan seharusnya diganti.
"Menurut saya ini kebijakan agak pemalas. Tidak kreatif mencari kebijakan. Tidak mengatasi kemacetan, bagaimana mengurangi polusi. Kebijakan ganjil genap ini harusnya bisa diganti dengan kebijakan yang lain," papar Ferdinand Hutahaean.
• Jawab soal Maju Pilpres 2024, Anies Baswedan Singgung Reaksinya saat Debat Calon Gubernur DKI 2017
Ia pun menyayangkan study banding Anies Baswedan ke luar negeri yang tidak menghadirkan solusi lain.
"Saya tidak bisa melihat di kota besar manapun di dunia ini ganjil genap ini menjadi sebuah solusi."
"Hanya di kita, padahal Bang Anies sahabat kita ini sudah beberapa kali studi banding keluar negeri, dan harusnya menemukan kebijakan yang baik," katanya.
Bagi Ferdinand Hutahaean kebijakan yang bisa diterapkan lainnya mengenai pembagian waktu masuk sekolah maupun kerja.
"Pengganti ganjil genap ini seharusnya bisa dilakukan jam, jam anak sekolah dibedakan dengan jam PNS, dibedakan dengan jam kerja swasta."
"PNS ini bisa saja dibikin masuk jam 9 pulang jam 10 malam. Toh sekarang masuk jam 7 juga rata-rata pulangnya jam 9-10 malam. Alasaanya macet," ulasnya.
"Swasta bisa diatur, sekolah bisa diatur, sehingga pertumpahan kendaraan di jalan tidak serentak. Ini yang harusnya diatur. Jadi bukan malah membatasi."
• Komentari Pembully-an pada Anies Baswedan, Rocky Gerung Ungkapkan Dirinya Juga Sering Dirundung
"Kalau pemerintah seorang pejabat negara berorientasi kebijakan akan pembatasan, itu malas kerja. Harusnya kreatif mencari solusi yang lain," ujar Ferdinand Hutahaean.
Sedangkan Ferdinand Hutahaean beranggapan sistem ganjil genap tak akan bertahan lama.
"Mengenai polusi, banyak cara yang lain, bukan ganjil genap."
"Ganjil genap itu sebagian dan tidak akan bertahan lama, paling 12 bulan dan orang akan berpikir membeli mobil baru. Dia sesuaikan tanggalnya dengan plat nomor," pungkasnya.
Lihat di menit ke 1.59:
Anies Minta Waktu
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membeberkan cara memimpin Ibu Kota Jakarta.
Awalnya, Anies Baswedan mengatakan tak akan membalas protes terhadap dirinya dengan kata-kata.
"Jadi semua kata-kata itu tidak akan saya jawab dengan kata-kata juga. Karena saya akan menunjukkan lewat karya," ucap Anies Baswedan.
Anies Baswedan mengatakan bahwa masyarakat Jakarta nantinya bisa menilai apakah dirinya bisa melaksanakan janji atau tidak.
"Nantinya publik Jakarta akan menilainya, dulu janji apa sekarang hasilnya apa. Kapan itu? Dalam waktu lima tahun," ujarnya.
Lantas Anies Baswedan sedikit membeberkan bagaimana cara ia mewujudkan janji-janjinya.
"Nah mengatakan itu, bukan berarti kemudian kita tidak menunjukkan apa yang sudah dikerjakan."
"Tapi saya tak mau membahas semuanya," lanjutnya.
• Rocky Gerung Bandingkan antara Kepemimpinan Anies Baswedan dan Ahok seperti Akal dan Mulut
Anies Baswedan menjelaskan, dirinya selalu melakukan tiga pendekatan untuk menghadapi Ibu Kota Jakarta.
"Contoh saja, mindsetnya ada, dalam mengerjakan Jakarta ini saya selalu menggunakan pendekatan ada tiga fase," kata Gubernur 50 tahun tersebut.
Anies Baswedan menegaskan, dirinya tak mau hanya berkarya.
Setiap persoalan harus dilaksanakan dengan gagasan.
"Saya tidak mau hanya kerja, tapi nomor satu ada gagasan. Semua yang kita kerjakan punya dasar gagasannya."
"Yang kedua ada narasi, baru setelah ada gagasan, ada narasi, baru ada karya," papar Anies Baswedan.

Menurutnya, akan berbahaya jika menghadapi Jakarta hanya dengan karya.
"Bahaya betul, kalau hanya karya, karya, karya tanpa narasi tanpa gagasan bisa berbahaya."
"Karena itu justru urutannya adalah gagasan," ucapnya.
Mantan Menteri Pendidikan itu mencontohkan bahwa dirinya pertama memikirkan soal transportasi pejalan kaki.
• Adian Napitupulu Minta Anies Baswedan Jangan Digemborkan Maju Pilpres 2024: Kasihan, Bukan Aniesnya
Pasalnya, alat trasportasi pertama yang dimiliki seorang manusia adalah kaki.
"Misalnya, membangun transportasi. Gagasannya apa? Begini urutan membangun itu prioritas nomor satu berbicara transportasi."
"Apa alat transportasi yang dimiliki oleh hampir setiap orang? Mayoritas akan menjawab sepeda motor. Bukan, alat transportasi yang dimiliki semua orang adalah kaki."
"Kaki, karena itu yang dibangun pertama itu untuk kaki. Ini gagasan," terang Anies Baswedan.
Lihat Videonya mulai menit ke-4:53:
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah/ Mariah Gipty)
WOW TODAY: