Breaking News:

Demo di Hong Kong

5 Fakta Demo di Hong Kong, 47 WNI Dievakuasi hingga Ratusan Jadwal Penerbangan Dibatalkan

Berikut merupakan lima fakta yang harus Anda ketahui mengenai aksi demo di Hong Kong. Aksi itu diketahui mendapat sorotan dari seluruh dunia.

Capture/Video/BBC.co.uk
Unjuk rasa di Hong Kong. Massa kembali turun ke jalan pada Rabu (12/6/2019), mereka menentang Undang-Undang Ekstradisi yang akan memungkinkan pelanggar diekstradisi ke China daratan. 

Salah satunya adalah tim renang Pelatda DKI Jakarta yang harus tertahan di bandara sejak Senin malam (12/8/2019) sehabis mengikuti Hong Kong Open Swimming Championship 2019.

Selain tim pelatda DKI, tim asal Indonesia lainnya yang ikut dalam kejuaraan ini adalah tim PPLM yang terdiri dari atlet renang Universitas Negeri Jakarta, serta atlet renang asal Provinsi Bali.

Demo Berakhir Ricuh, Pemimpin Hong Kong Ditanya Kapan Mati hingga Apa Punya Hati Nurani?

3. Ratusan Jadwal Penerbangan Hong Kong Dibatalkan

Sebanyak ratusan penerbangan terpaksa dibatalkan menyusul adanya demo lanjutan yang dilakukan massa pro-demokrasi pada Selasa waktu setempat (13/8/2019).

Maskapai basis Hong Kong, Cathay Pacific membatalkan lebih dari 200 penerbangan dan meminta wisatawan untuk menunda kepergian dari dan ke Hong Kong.

Penutupan salah satu bandara tersibuk dunia itu terjadi sehari setelah kebijakan serupa diambil buntut adanya 5.000 orang pengunjuk rasa yang datang Senin (12/8/2019).

Bandara Internasional Hongkong merupakan gerbang transportasi internasional utama di Hongkong.

Penutupannya akan berdampak serius terhadap aksesibilitas ke pariwisata.

Demo di Hong Kong Makin Panas, 47 WNI Berhasil Dievakuasi di Bandara

4. Peringatan dari Gubernur Terakhir Hong Kong

Gubernur terakhir Hong Kong Chris Patten menyatakan, terdapat dampak yang sangat serius jika China sampai melakukan intervensi untuk memadamkan krisis.

Patten menyebut, saat ini pusat finansial dunia tersebut berada di "tepi jurang" karena pemimpinnya, Carrie Lam, yang tidak menggubris tuntutan pendemo.

Lam menolak untuk mencabut penuh UU Estradisi yang menjadi pemicu demo maupun mengabulkan tuntutan demonstran untuk menyelidiki perilaku yang dibuat polisi.

Dia pun meminta Perdana Menteri Inggris saat ini, Boris Johnson, dan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Bolton untuk bersikap.

"Kepada Duta Besar Bolton, saya berharap dia setuju dengan kami bahwa, bakal terjadi bencana jika China benar-benar beraksi di Hong Kong," pungkasnya.

5. Muncul di Konferensi Pers, Pemimpin Hong Kong Ditanya "Kapan Mati?"

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
Demo di Hong KongHong KongdemoDKI Jakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved