Breaking News:

Trending Mati Lampu

Kurtubi Sindir PLN Mati Lumpuhkan 4 MRT: Gimana kalau Jakarta seperti Paris? Ratusan Gerbong Mati

Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi NasDem, Kurtubi menyindir peristiwa padamnya Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada Minggu (4/8/2019).

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
Capture Indonesia Lawyers Club
Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi NasDem, Kurtubi mengusulkan agar Indonesia segera memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). 

TRIBUNWOW.COM - Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi NasDem, Kurtubi menyindir peristiwa padamnya jaringan listrik  Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada Minggu (4/8/2019).

Diketahui listrik secara serempak padam di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, hingga sebagian wilayah Jawa Tengah.

Dikutip TribunWow.com, Kurtubi mengungkapkan usulnya saat menjadi narasumber program tayangan Indonesia Lawyer Club (ILC) dengan tema 'Listrik Mati, PLN Dihujat', dari saluran YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (7/8/2019).

Kurtubi mulanya mengusulkan agar Indonesia memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Ia menyindir, Indonesia telah berminpi sejak presiden Soekarno, namun hingga kini belum terwujud memiliki PLTU Nuklir.

"Kita meskipun pemimpin bangsa kita Bung Karno sejak tahun 50 an sudah mencita-citakan bangsa Indonesia harus menguasai teknologi nuklir. Nuklir dipakai untuk mensejahterakan rakyat. Tahun 50 itu. Sampai hari ini tidak terwujud."

"Saya imbau kepada Presiden Jokowi, dalam periode kedua ini, Indonesia memasuki pembangkit listrik tenaga nuklir. untuk kepentingan rakyat kita," pungkas Kurtubi.

Listrik Padam hingga Dua Hari, PLN Janjikan Kompensasi pada Pelanggan Sebesar 20 hingga 35 Persen

Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi NasDem, Kurtubi mengusulkan agar Indonesia segera memiliki  Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi NasDem, Kurtubi mengusulkan agar Indonesia segera memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). (Capture Indonesia Lawyers Club)

Menurut Kurtubi, tak ada yang perlu dikhawatirkan jika pembangkit tenaga listrik menggunakan nuklir.

"Teknologi nuklir amat sangat aman, saya paham, banyak yang anti, takut tapi teknologi sekarang sudah sangat aman. Sangat relatif murah bersaing dengan batu bara. Mari kita song-song negara kita dengan PLN yang kuat dengan listrik yang bagus, stabil, aman bersih, inilah masa depan kita," jelasnya.

Ia pun menyinggung peristiwa Kereta Moda Raya Terpadu atau Mass Rapid Transit (MRT) yang ikut terkena imbas dari pemadaman listrik.

"Ingat sekarang PLN hanya meng-handle 35 ribu megawatt  saat ini. Baru 35 ribu. MRT yang hanya sejengkal, di bawah Kota Jakarta menderita," singgung Kurtubi.

"Bagaimana nanti kalau MRT di Jakarta ini ke delapan penjuru angin arahnya seperti metro di Paris, atau undergroud di London, tiba-tiba mati, ada ratusan gerbong di bawah tanah, listrik mati, bagaimana LRT yang sedang jalan itu mati," sebutnya.

"Karena listrik enggak ada, bagaimana kalau mobil listrik mati karena enggak ada listriknya. Ini harus dibenahi, ini hikmahnya kita menyadarkan diri bangsa betapa pentingnya pengelolaan listrik yang benar agar kita punya transportasi yang bagus baik lewat MRT kereta api bawah tanah atau LRT kereta listrik," pungkasnya.

Lihat video di menit ke 9.30:

Sebelumnya, Kurtubi mengusulkan agar Indonesia segera memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Kurtubi mengatakan harus ada perubahan dalam mengelola kelistrikan di Indonesia.

"Harus ada perubahan mendasar tata kelola kelistrikan kita, agar yang dibangun oleh PLN ini masif, murah dan bersih, aman," kata Kurtubi.

"Saya usulkan di meja ini sekarang, bangsa ini enggak boleh takut dengan pembangkit tenaga nuklir."

"Harus menjadi bagian dari kelistrikan nasional PLTN kalau kita ingin menjadi negara maju."

"Semua pabrik, semua industri beroperasi 24 jam, butuh listrik yang kuat menunjang industri yang beroperasi 24 jam," paparnya.

Menurutnya, batu bara maupun geoterma menjadi pembangkit listrik yang bagus, namun PLTN tetap dibutuhkan.

"Kita punya PLTU batu bara oke, kita dorong batu bara, punya geoterma, dorong."

"Satu lagi, nuklir yang bisa 24 jam itu, kelebihan nuklir, bersih. Co2 nyaris nol, NOx nyaris nol, debu hampir nol," sebut Kurtubi.

YLKI Wadahi Aduan Konsumen PLN yang Rugi karena Mati Lampu: Kami Pernah Gugat KAI, Menang Sebagian

Dijelaskannya, PLTU batu bara berbahaya jika berlebihan.

"Saya jujur mengatakan PLTU batu bara kotor. Tapi kita punya dan harus memanfaatkan batu bara, tapi kita tidak boleh berlebihan. Halo halo. Minggu kemarin Jakarta polusi, betul penyebab utama sektor transportasi."

"Tapi juga disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga batu bara yang begitu banyak di Jawa ini," tambahnya.

"Tak boleh pakai batu bara berlebihan, sehingga generasi muda kita menghirup udara kotor nantinya. Oleh karena itu masuklah PLT Nuklir, PLN harus mensponsori, siap melaksanakan mengoperasikan untuk kepentingan rakyat. Jangan salahkan ke IPP (Independent Power Producer).

Cerita Rizal Ramli Urus PLN, Bergaya Rambut bak Einstein Didatangi Bos Asing: Baris Mohon Negosiasi

IPP sendiri merupakan proyek PLN yang bekerja sama dengan perusahaan pembangkit listrik swasta.

"Harus PLN yang bangun ini. Masa negara besar takut. Yang berhak takut kepada energi nuklir di dunia ini hanya satu, yaitu Bangsa Jepang," jelasnya.

"Satu-satunya bangsa di dunia yang pernah kena bom atom. Tapi Jepang sejak tahun 1950 an sudah membangun PLTU nuklir. Sekarang dia sudah punya 3 unit. Itu yang menyebabkan industrinya maju."

Lihat video di menit ke 7.18:

(TribunWow.com)

WOW TODAY:

Tags:
Indonesia Lawyers Club (ILC)Partai Nasional Demokrat (NasDem)Mati ListrikMass Rapid Transit (MRT)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved