Terkini Daerah
6 Fakta Konflik TNI dan KKB di Papua, Ratusan Amunisi Disita hingga Pengungsi Capai 8 Ribu Jiwa
Berikut ini fakta di balik konflik bersenjata di Papua khusunya wilayah Nduga akibat Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Editor: Rekarinta Vintoko
3. Kronologi pengejaran KKB di Mugi
Aidi menjelaskan, saat pengejaran, anggota TNI menemukan jejak yang mengarah ke suatu tempat.
"Ternyata jejak tersebut mengarah ke sebuah honai dengan jarak sekitar 2,5-3 km dari kedudukan pos TNI. Saat pasukan TNI berusaha mendekati honai tersebut, tiba-tiba sekitar 5 orang KSB berhamburan keluar dan melarikan diri ke arah semak belukar di belakang honai yang ternyata merupakan jurang dan tertutup semak belukar yang rimbun," ujar dia.
Aidi mengatakan, saat itu pasukan TNI melancarkan tembakan secara terbidik dan melanjutkan pengejaran, namun KSB berhasil meloloskan diri dengan cara berhamburan masuk jurang yang tertutup oleh semak belukar.
• Ini Alasan Petinggi KKB di Papua Serahkan Diri dan Nyatakan Ikut NKRI, Singgung Sikap TNI pada Warga
4. Kelompok separatis menyamar jadi warga biasa
Kolonel Inf M Aidi mengatakan, kelompok separatis bersenjata di wilayah Nduga, Papua, bisa saja berbaur di tengah masyarakat.
Bahkan, menurut Aidi, anggota kelompok separatis dapat membaur menjadi pejabat daerah, anggota dewan, hingga anggota lembaga swadaya masyarakat.
“Pemberontak ini bisa berperan sebagai rakyat biasa, pejabat daerah, anggota dewan dan LSM. Bisa saja mereka berbaur seperti ini. Walau itu masih bersifat analisis pribadi,” ujar Aidi kepada wartawan, Jumat (26/7/2019).
Menurut Aidi, dugaan itu muncul karena setiap kelompok tersebut akan melakukan pemberontakan atau pasca peristiwa, para tokoh atau beberapa pejabat membuat pernyataan kepada publik yang intinya mendukung kelompok tersebut.
5. TNI minta Egianus Kogoya menyerahkan diri
Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua P Sembiring meminta pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Nduga, Egianus Kogoya segera menyerahkan diri.
"Sampaikan sama dia, salam saya untuk Egianus Kogoya, segera bergabung ke NKRI," katanya di Jayapura, Sabtu (27/07/2019).
Yosua menjelaskan, Pasukan TNI di Nduga memiliki dua tugas pokok, yaitu penegakan hukum kepada kelompok bersenjata yang kerap melakukan penembakan dan mengawal pembangunan.
Namun, TNI ia pastikan juga bisa melakukan langkah persuasif bila kelompok Egianus Kogoya memiliki iktikad baik untuk menyerahkan diri dan menyatakan siap bergabung dengan NKRI.
"Bahwa Egianus itu saudara kita semua hanya saja saat ini kita lagi tidak sepaham, untuk itu kita rangkul dan mengajak dia untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi," tuturnya.