Agenda Presiden
Tanggapi Potensi Megathrust BMKG, Jokowi: Sampaikan Apa Adanya, Bukan Meresahkan, Tapi Mengedukasi
Jokowi beri tanggapan soal adanya potensi megathrust gempa berkekuatan magnitudo 8,8 disertai tsunami setinggi 20 meter di Pantai Selatan Jawa.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapan soal adanya potensi megathrust gempa berkekuatan magnitudo 8,8 disertai tsunami setinggi 20 meter di Pantai Selatan Jawa seperti yang disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Jokowi menyampaikan, potensi megathrust dari BMKG itu supaya disampaikan seperti apa adanya, jangan justru membuat masyarakat resah.
Imbauan soal potensi megathrust dari BMKG itu disampaikan Jokowi melalui akun Instagram miliknya, @jokowi, Rabu (24/7/2019).
Presiden asal Solo ini menyebut, imbauan itu disampaikannya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BMKG di Istana Negara, Jakarta pada Selasa (23/7/2019).
• Ingatkan BMKG soal Alat Pendeteksi Bencana, Jokowi: Jangan sampai Baru 2 Hari Dipasang Hilang
Dalam kesempatan itu, dikatakan bahwa Jokowi memberikan tiga poin pesan di hadapan para jajaran petugas BMKG.
Pertama, Jokowi ingin semua pihak lebih sensitif dan antisipatif terhadap bencana.
Kedua, Jokowi meminta supaya pemerintah pusat meningkatkan koordinasi dengan pemerintah di daerah.
Ketiga, dirinya meminta pendidikan kebencanaan harus disampaikan secara masif kepada masyarakat.
Satu di antaranya, Jokowi meminta agar soal potensi megathrust disampaikan dengan apa adanya oleh BMKG.
Dirinya menegaskan, sebaiknya kabar tersebut disampaikan dengan cara seperti mengedukasi bukan justru membuat resah warga.
"Saya membuka Rakornas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tahun 2019 di Istana Negara, Jakarta, kemarin dengan pesan soal kerawanan bencana di Indonesia.
Pertama, saya ingin agar semua pihak sensitif dan antisipatif terhadap bencana, terutama mengingat Indonesia negara yang paling rawan karena berada dalam kawasan cincin api atau ring of fire. Kita memiliki gunung-gunung api yang aktif. Banjir dan longsor juga selalu ada setiap tahun.
Kedua, saya mengingatkan hubungan pemerintah pusat dan daerah harus terjalin dengan baik. Jadi, kalau satu daerah rawan bencana, ya sampaikan dengan tegas bahwa daerah ini rawan gempa, lokasi ini rawan banjir. Jangan dibangun bandara, bendungan, perumahan.
Ketiga, pendidikan kebencanaan harus disampaikan secara masif kepada masyarakat, di sekolah-sekolah, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Seperti kemarin yang agak ramai mengenai potensi megathrust, ya sampaikan apa adanya. Bukan meresahkan, tapi mengedukasi, memberikan pelajaran kepada masyarakat," tulis Jokowi.

• Berkunjung ke Istana Bogor, Jokowi Ajak Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed Tanam Pohon Damar
Sementara dikutip dari Setkab.go.id, Jokowi juga menegaskan supaya daerah rawan bencana dapat beritahukan kepada pemerintah daerah agar tidak didirikan fasilitas umum, Selasa (23/7/2019).
“Tegas-tegas harus disampaikan. Jangan sampai kita mengulang-ulang sebuah kesalahan yang sudah jelas,” tegas Jokowi.
“Harus berani menyampaikan itu kepada pemerintah daerah, baik kepada gubernur, maupun kepada bupati dan walikota,” sambungnya.
Diketahui sebelumnya, adanya potensi megathrust itu dikabarkan akan terjadi di wilayah Pantai Selatan Jawa.
Menanggapi itu, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono lantas memberikan klarifikasinya.
Melalui akun Instagram miliknya, @daryonobmkg, Daryono menyatakan bahwa wilayah Pantai Selatan Jawa memang rawan gempa dan tsunami, Sabtu (20/7/2019).
Dirinya juga mengatakan, potensi gempa dan tsunami di Pantai Selatan Jawa lebih besar merupakan hal yang wajar.
Selain itu, terkait kabar yang beredar, besarnya gempa sebesar magnitudo 8,8 disertai tsunami setinggi 20 meter baru berupa potensi, bukan sebuah prediksi benar akan terjadi.
Untuk itu, Daryono mengatakan, potensi bencana tersebut tidak bisa diketahui secara pasti kapan akan terjadi.
Meski demikian, meminta supaya masyarakat tak perlu cemas dan takut sebab BMKG akan selalu memberikan informasi terkait gempa dan potensi tsunami dengan memperkuat mitigasi.
• Tunjukkan Pesatnya Pembangunan, Jokowi Ajak Putra Mahkota Abu Dhabi ke Bundaran Hotel Indonesia
"POTENSI GEMPA DI SELATAN JAWA
Selama 3 Hari ini saya diminta banyak pihak untuk membuat klarifikasi terkait potensi gempa di Selatan Jawa. Jawaban saya adalah bahwa kita harus jujur mengakui dan menerima kenyataan bahwa wilayah kita memang rawan gempa dan tsunami.
Khususnya wilayah selatan Jawa, keberadaan zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat sehingga wajar jika wilayah selatan Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami.
Wilayah Samudra Hindia selatan Jawa sudah sering kali terjadi gempa besar dengan kekuatan di atas M=7,0. Sejarah mencatat daftar gempa besar seperti gempa Samudra Hindia tahun1863,1867, 1871, 1896, 1903, 1923, 1937, 1945,1958, 1962, 1967, 1979, 1980, 1981, 1994, dan 2006.
Sementara itu tsunami Selatan Jawa juga pernah terjadi pada tahun 1840, 1859, 1921, 1994, dan 2006. Ini bukti bahwa informasi potensi bahaya gempa yang disampaikan para ahli adalah benar bukanlah berita bohong.
Besarnya magnitudo gempa yang disampaikan para pakar adalah potensi bukan prediksi, sehingga kapan terjadinya tidak ada satupun orang yang tahu. Untuk itu dalam ketidakpastian kapan terjadinya, kita semua harus melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural yang nyata dengan cara membangun bangunan aman gempa, melakukan penataan tata ruang pantai yang aman dari tsunami, serta membangun kapasitas masyarakat terkait cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.
Inilah risiko tinggal dan menumpang hidup di pertemuan batas lempeng. Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka inilah risiko yang harus kita hadapi. Apakah dengan kita mengetahui wilayah kita dekat dengan zona megathrust lantas kita cemas dan takut? Tidak perlu cemas dan takut.
Semua informasi potensi gempa dan tsunami harus direspon dengan langkah nyata dengan cara memperkuat mitigasi. Dengan mewujudkan semua langkah mitigasi maka kita dapat meminimalkan dampak, sehingga kita tetap dapat hidup dengan selamat, aman, dan nyaman di daerah rawan gempa.
Peristiwa gempa bumi dan tsunami adalah keniscayaan di wilayah Indonesia, yang penting dan harus dibangun adalah mitigasinya, kesiapsiagaannya, kapasitas stakeholder dan masyarakatnya," tulis Daryono.
• Pakar Sebut Pantai Selatan Yogyakarta Rawan Potensi Gempa dan Tsunami, Ini Penjelasannya

(TribunWow.com/Atri Wahyu Mukti)
WOW TODAY