Terkini Daerah
Kata Dokter dan Polisi soal Siswa SMA Taruna Semi Militer yang Tewas saat MOS, Ada Benturan Kuat
Simak penjelasan kepolisian dan dokter atas kasus tewasnya siswa SMA Taruna Palembang saat mengikuti kegiatan MOS.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Sementara dikutip dari Sriwijaya Post, Indra juga menjelaskan bahwa hasil autopsi menunjukkan ada endapan darah di bagian kepala dan di dalam dada korban.
"Sudah dilakukan pemeriksaan ulang, dalam dan luar, dari luar ada kekerasan di kepala di dada dan kaki, dalam kepala juga ada resapan darah seperti benturan," jelas Indra, Sabtu (13/7/2019).
"Kalau dilihat dari korban sudah kaku, mayatnya hampir enam jam, serta di dada juga ada resapan lumayan banyak," sambungnya.
• Mayat dalam Karung di Blora Tewas Dikeroyok saat Pesta Miras, Teman Korban: Saya Disuruh Ikut Pukuli
Kepolisian Jelaskan Kondisi Korban sebelum Tewas
Kasatreskrim Polresta Palembang, Kompol Yon Edi Winara, pihaknya menerima kabar kematian korban sekitar pukul 09.30 WIB.
"Pagi tadi pukul 09.30 kami menerima laporan bahwasanya calon taruna di sekolah taruna ini ada yang meninggal dunia, kami langsung tindak lanjuti. Kami tanyakan kepada orangtua korban dulu," ujaranya, Sabtu (13/7/2019).
Dijelaskan oleh Kompol Edi, korban diketahui sempat kejang-kejang sebelum tewas.
"Korban ini diketahui kejang-kejang sebelum meninggal, maka kami pastikan dulu apakah ada penyakit bawaan dari korban atau ada hal lain belum bisa kami pastikan," jelasnya.
Terkait dugaan adanya kekerasan yang dialami korban selama MOS, pihak kepolisian sampai saat ini masih belum bisa memastikan.
Saat ini, pihak kepolisian sudah memeriksa 8 orang saksi terkait kasus tewasnya mahasiswa baru SMA Taruna tersebut.
"Kami akan analisa lagi, kami juga akan evaluasi termasuk sinkronisasi jawaban dari hasil BAP dan dari pihak sekolah masih normatif," ujarnya.
Keterangan Keluarga dan Rekan Korban
Keluarga korban turut memberikan keterangan atas meninggalnya DBJ.
Menurut keterangan keluarga korban, DBJ sangat bersemangat masuk ke sekolah Taruna, lantaran ingin mengikuti jejak sang ayah.
"Korban memang sangat berkeinginan untuk masuk SMA Taruna Palembang karena ingin seperti ayahnya," kata Aswin, paman korban, dikutip dari Sriwijaya Post, Sabtu (13/7/2019).