Jokowi dan Prabowo Bertemu
Tanggapan Gus Mus soal Pertemuan Jokowi dan Prabowo
Dewan Mustasyar PBNU, KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), turut menanggapi pertemuan antara capres Prabowo Subianto dan capres terpilih, Jokowi.
Penulis: Laila N
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Dewan Mustasyar PBNU, KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), turut menanggapi pertemuan antara Prabowo Subianto dengan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut tampak dalam unggahan Gus Mus dalam akun Instagramnya, @s.kakung pada Minggu (14/7/2019).
Melalui postingannya, Gus Mus mengunggah potret saat Prabowo dan Jokowi berjabat tangan di Stasiun MRT.
Gus Mus juga turut membagikan momen makan bersama Jokowi dan Prabowo.
Melihat potret kebersamaan dan pertemuan dua tokoh itu, Gus Mus mengaku bersyukur.
• Jokowi akan Sampaikan Pidato Visi Indonesia sebagai Presiden Terpilih, TKN: Rakyat Sudah Move On
Menurutnya, keduanya mengedepankan kepentingan bangsa daripada kepentingan kelompok sesaat.
"Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah membuka hati dan pikiran hamba-hambaNya,
terutama para pemimpinnya,
sehingga mampu melihat dan mengedepankan kepentingan bangsa dan negara mereka daripada kepentingan sesaat kelompok dan golongan.
Rabbunã yubãrik...," tulis Gus Mus.
Postingan tersebut kemudian ramai dikomentari warganet yang mengaku bersyukur, atas suasana damai dan pertemuan Prabowo-Jokowi.
• Pakar Psikologi Politik Sebut Pemilihan Lokasi Pertemuan Jokowi-Prabowo Dinilai Jenius dan Surprise

Diberitakan sebelumnya, Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan lawan politiknya dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto di Stasiun MRT di Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7/2019).
Dikutip dari siaran langsung di KompasTV, pada pidatonya di Stasiun MRT, Prabowo mengakui bahwa ketegangan politik antara kubunya dengan kubu Jokowi saat masa Pilpres 2019 disebabkan oleh tuntutan politik.
Setelah Pilpres 2019 berakhir, Prabowo ingin agar dirinya dan Jokowi kembali fokus untuk bersama membangun bangsa demi kepentingan rakyat.
"Tetapi sesudah berkompetisi, sesudah bertarung, dengan keras kadang-kadang, tapi kita tetap dalam kerangka keluarga besar Republik Indonesia."