Terkini Internasional
Anak-anak di Surabaya Kirim Surat untuk Donald Trump: Jangan Kirim Sampah ke Indonesia
Mereka meminta Pemerintah Amerika Serikat untuk menghentikan ekspor sampah ke Indonesia, terutama di Jawa Timur.
Editor: Lailatun Niqmah
Menurut dia, pada tahun 2015 ada 170.000 ton sampah yang dikirim ke Indonesia.
• Akhiri Sengketa Dua Negara, Filipina Kembalikan Puluhan Kontainer Berisi Sampah ke Kanada
Terlebih, banyak sampah yang tidak disortir masuk ke Indonesia, dan sampah-sampah tersebut tercampur plastik.
"Sebenarnya kita tidak masalah ekspor waste paper. Kita memang membeli kertas untuk bahan baku pabrik kertas kita, cuma masalahnya itu dicampuri plastik," ujar dia.
Ia menyampaikan, sampah plastik boleh masuk ke Indonesia, tapi plastik jenis industri. Bukan sampah domestik atau sampah rumah tangga.
Pasalnya, sampah domestik tersebut terdapat 60 persen plastik yang bisa didaur ulang, 30 persen plastik dapat dibakar, kemudian 10 persen mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Selain memiliki dampak lingkungan di udara, ikan-ikan di Sungai Brantas juga terkontaminasi sampah plastik dan memengaruhi kualitas air.
"Makanya kita minta jangan lagi mengekspor sampah rumah tangga ke indonesia. Jadi boleh plastik masuk, tapi plastik jenis industri. Bukan sampah rumah tangga," kata dia.
"Itu yang kita dorong ke Pemerintah Amerika untuk tidak lagi mengirim sampah. Karena Indonesia bukan tempat sampah," ujar Prigi.
Sebelumnya diberitakan, Indonesia dilaporkan sudah mengirim lima kontainer sampah ke Amerika Serikat ( AS) dengan pejabat setempat menegaskan, mereka tidak akan jadi "tempat pembuangan".
• Berawal dari Razia HP di Sekolah, Video Mesum Siswi SMA di Tegal Terbongkar, Orangtua Lapor Polisi
Menurut dokumen bea cukai, kontainer itu seharusnya hanya mengangkut skrap kertas. Namun di dalamnya, ditemukan sampah seperti botol plastik hingga popok.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun dan Berbahaya KLHK Sayid Muhadhar berkata, temuan itu sangat tidak pantas.
"Kami tidak ingin menjadi tempat pembuangan sampah," tegas Sayid sebagaimana diberitakan AFP Sabtu (15/6/2019). Tidak dijelaskan dari mana asal sampah itu.
Namun, kelima kontainer itu merupakan milik perusahaan asal Kanada di mana Sayid menjelaskan mereka dikapalkan dari Seattle ke Surabaya akhir Maret lalu. (Kompas.com/Ghinan Salman)
WOW TODAY: