Kabar Tokoh
Anies Baswedan hingga Jokowi Digugat Warga, Begini Tanggapan sang Gubernur DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat bicara atas gugatan dari sejumlah warga untuk dirinya dan 6 tokoh lain, termasuk Ridwan Kamil dan Jokowi.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
"(Menggugat) Presiden RI, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Gubernur DKI Jakarta, serta turut tergugat Gubernur Jawa Barat, dan Gubernur Banten," ucap Pengacara Publik LBH Jakarta Ayu Ezra Tiara, Kamis, seperti dikutip dari Kompas.com.
Ayu menjelaskan, ada 31 orang yang menjadi pihak penggugat.
Mereka merupakan warga yang sehari-hari beraktivitas di Jakarta dari berbagai profesi dan latar belakang.
Ayu memaparkan, bukti gugatan tersebut berupa data dari pemantau udara AirVisual yang dapat mereka data dari dua stasiun pemantau milik Kedutaan Besar Amerika Serikat, satu stasiun milik BMKG, serta empat alat AirVisual (di Pejaten, Rawamangun, Mangga Dua, dan Pegadungan).
• Langkah yang Diambil Anies Baswedan setelah Jakarta Jadi Kota Terpolusi di Dunia
Dijelaskan Ayu, Air Visual mencatat, Jakarta beberapa kali menempati kota dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan AQI (indeks kualitas udara) kategori 'tidak sehat' pada 19 hingga 27 Juni 2019.
Selain itu dicatat pula udara di Jakarta sudah melebihi baku mutu udara ambien harian (konsentrasi PM 2,5 melebihi 65ug/m3).
Ayu lantas mengungkapkan, seorang penggugat, warga Depok bernama Istu Prayogi mengaku menerima dampak buruk bagi kondisi kesehatannya atas buruknya udara Jakarta ini.
"Jadi Pak Istu merupakan warga Depok, yang menghabiskan 30 tahun bekerja di Jakarta. Lalu dokter memvonis bahwa paru-paru dia terdapat bercak-bercak dan menyatakan bahwa paru-paru dia sensitif terhadap udara tercemar," kata Ayu.
Karenanya, Istu harus selalu menggunakan masker saat beraktivitas sehingga membuatnya merasa tidak nyaman.
"Ini hanya 1 kasus, saya yakin banyak warga yang mengeluhkan hal sama dan menderita penyakit yang serupa dengan Pak Istu," ujar Ayu.
"Untuk itu saya mengajak kita semua untuk melakukan gugatan ini bersama-sama karena kita semua punya hak yang sama untuk menghirup udara sehat," sambung dia.
Sementara itu, gugatan sudah mendapatkan lebih dari 1 ribu dukungan, melalui petisi dalam situs www.akudanpolusi.org.
Beberapa waktu lalu masyarakat memang sempat ramai meributkan soal data hasil pemantauan AirVisual, pada Selasa (25/4/2019) pagi.
Saat itu hasil menunjukkan bahwa Jakarta masuk dalam empat kota dengan pencemaran udara terburuk di dunia setelah Dubai, New Delhi, dan Santiago.
• Cara Unik Anies Baswedan Himpun Dukungan bagi Persija Jakarta, Wacanakan ASN Kenakan Jersey Tim
Sebagaimana dilansir Kompas.com, kualitas udara di Jakarta dilaporkan memburuk dibandingkan dengan tahun 2018.
Prediksi ini berdasarkan pengukuran PM 2,5 atau partikel halus di udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).
"Berdasarkan air quality index (AQI) pada 2018, rata-rata tahunan konsenstrasi PM 2,5 adalah 42,42 mikrogram per meter kubik. Sementara, pada 1 Januari-4 Juni 2019, rata-rata konsentrasi PM 2,5 sudah 57,66 mikrogram per meter kubik," kata Direktur Eksekutif Komisi Penghapusan Bensin Bertimbal KPBB (KPBB) Ahmad Safrudin kepada wartawan di kantor KPBB, Jakarta Pusat, Jumat (28/6/2019) lalu.