Pilpres 2019
Nilai Gerindra Bosan Jadi Oposisi, Pengamat Politik Bandingkan Sikap Prabowo pada Pilpres 2014
Pengamat politik Adi Prayitno menilai bubarnya koalisi Prabowo-Sandiaga merupakan sinyal bahwa partai pengusung ingin merapat ke kubu Jokowi-Ma'ruf.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai bubarnya koalisi pendukung pasangan 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno merupakan sinyal bahwa partai yang tergabung dalam koalisi itu ingin merapat ke kubu calon presiden dan calon wakil presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
Diberitakan TribunWow.com dari Kompas.com, Adi bahkan berpendapat, Partai Gerindra mungkin juga akan bergabung ke dalam koalisi pemerintah.
"Itu artinya koalisi Prabowo sudah tak lagi menjadi oposisi," kata Adi, Senin (1/7/2019).
• Politisi Gerindra Prediksi Prabowo akan Bertemu Jokowi Bulan Juli, Ungkap dalam Rangka Hal Ini
Adi menyebutkan, sikap Prabowo yang segera membubarkan koalisi berbeda dengan sikap sang ketua umum Gerindra itu pada Pilpres 2014 lalu.
"Berbeda dengan 2014 lalu di mana Prabowo mengkonsolidasi partai pengusungnya untuk tetap berada di luar kekuasaan," ungkap Adi..
Menurut Adi, pembubaran koalisi 02 yang terjadi begitu cepat ini menandakan bahwa Gerindra sudah bosan dengan jalur oposisi yang mereka ambil.
Karenanya, kemungkinan Gerindra mengajukan diri untuk bergabung ke koalisi Jokowi pun lebih besar.
Terlebih, Prabowo dan Jokowi juga tidak pernah memiliki masalah pribadi.
"Ini modal politik penting bagi merapatnya Gerindra ke Jokowi," ujar Adi.
• Klarifikasi PDIP soal Demokrat-PAN Dikabarkan akan Diberi Kursi Kabinet: Jangan Disalahartikan
Namun, kata Adi, bisa juga hal tersebut tidak terjadi.
Pasalnya, suasana hati di internal Gerindra tampaknya terbelah antara ingin merapat ke Jokowi ataukah tetap berada di jalur oposisi.
"Fifty fifty kemungkinannya," ucapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Prabowo Subianto secara resmi membubarkan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur melalui rapat internal bersama lima sekjen parpol dan sejumlah petinggi partai lainnya di kediaman Prabowo, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2019).
Diberitakan Kompas.com, hal ini disampaikan oleh Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani saat memberikan keterangan pers di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Jumat.
"Sebagai sebuah koalisi yang mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden di dalam Pemilihan Umum Presiden 17 April yang lalu, tugas Koalisi Adil dan Makmur dianggap selesai," ujar Muzani.