Breaking News:

Terkini Daerah

Warga Sebut Ayah dan Anak Dibunuh Kelompok Mujahidin Indonesia Timur, Ini Kata Pihak Kepolisian

Ditemukan ayah dan anak dalam kondisi tewas mengenaskan. Diduga keduanya merupakan korban pembunuhan dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur.

Penulis: AmirulNisa
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz
Suasana di rumah duka korban pembunuhan di Dusun 3 Tokasa, Desa Tana Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Rabu (26/6/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Seorang ayah dan anak ditemukan tewas di kebunnya yang tak jauh dari temapat tinggalnya di Dusun3 Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Dikutip TribunWow.com dari TribunPalu.com, Kamis (27/6/2019), tewasnya ayah dan anak tersebut diduga ulah dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Ali Kalora.

Ayah dan anak tersebut ditemukan pada Selasa (25/6/2019) dalam kondisi yang mengenaskan.

Korban yang bernama Tamar (50) dan anaknya Patte (27) ditemukan dengan luka gorok di lehernya.

Keduanya ditemukan dengan tempat yang berbeda dengan jarak 10 meter.

6 Tahun Jadi Buron, Mindo Mantan Perwira Polri Otak Pembunuhan sang Istri Akhirnya Ditangkap

Dua orang tersebut sebelumnya dikabarkan hilang, karena tidak kunjung kembali dari kebun.

Keluarga mengaku sudah menghubungi dua orang tersebut melalui ponselnya, namun tidak diangkat oleh korban.

Pencarian pun dilakukan pada malam hari sekitar pukul 22.00 WITA.

Namun, korban baru ditemukan pada hari selanjutnya pada pukul 06.30 WITA.

Warga menduga kedua korban dibunuh oleh kelompok MIT.

Warga saat membawa jenazah kedua korban menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Dusun 3 Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Parigi Moutong, Rabu (26/6/2019)
Warga saat membawa jenazah kedua korban menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Dusun 3 Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Parigi Moutong, Rabu (26/6/2019) ((Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz))

Kendati demikian, pihak kepolisian yang belum bisa memastikan siapa pelaku dari pembunuhan ayah dan anak tersebut.

Pihak kepolisian mengaku masih mendalami kasus pembunuhan teragis tersebut.

"Kami tidak bisa menduga pelaku adalah MIT, karena masih dalam penyelidikan," ucap Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Didik Supranoto, Rabu (26/6/2019).

Pihak kepolisian juga mengaku belum bisa menentukan motif pembunuhan yang terjadi.

"Kami belum tahu siapa yang membunuh atau motifnya masih dalam penyelidikan," tambahnya.

Menurut penuturan warga, korban sudah beberapa kali bertemu dengan kelompok sipil bersenjata tersebut.

Ketua Badan Permusyarahan Desa (BPD) Tanah Lanto, Riswan Baco Ismail A.Ag, SE. mengatakan bahwa pertemuan korban dengan kelompok tersebut bukanlah disengaja.

"Ini bukan pertama kali, memang sudah berkali-kali terjadi pertemuan antara korban dengan kelompok itu," jelas Riswan, Rabu (26/6/2019).

Bahkan sebelumnya korban sudah pernah menjadi sasaran dari kelompok sipil bersenjata tersebut.

Warga saat membawa jenazah kedua korban menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Dusun 3 Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Parigi Moutong, Rabu (26/6/2019)
Warga saat membawa jenazah kedua korban menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Dusun 3 Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Parigi Moutong, Rabu (26/6/2019) (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)

Menurut Risman pada tahun 2017, kedua korban tersebut pernah akan diserang oleh sekelompok orang bersenjata, namun berhasil meloloskan diri.

Kasus pembunuhan dengan sadis sudah terjadi beberapa kali, hingga membuat warga resah.

"Karena peristiwa ini bukan pertama kali terjadi, sudah banyak warga khusunya petani yang menjadi korban pembunuhan oleh kelompok ini," jelas Riswan.

Sebelumnya pernah terjadi pembunuhan dengan cara serupa pada bulan Desember 2018.

Korban pada saat itu adalah warga Desa Salubangga, Kecamatan Sausu.

Seorang Pria Ditemukan Tewas di Kebun Kopi, Diduga Dibunuh oleh Saudara Angkatnya

Sejauh ini sudah ada lima pembunuhan dengan cara yang sama di Kabupaten Parigi Moutong.

Karena hal tersebut sudah sering terjadi, Riswan berharap agar polisi segera menangkap kelompok tersebut.

"Harapan kami, tindakan dari pihak keamanan untuk segera mengejar dan menangkap kelompok tersebut hidup atau mati," ucap Riswan.

Paman korban (Tamar) yang bernama H Ahmad juga membenarkan bahwa kelompok sipil bersenjata tersebut telah memburu korban.

Tamar pernah bercerita pada Ahmad, bahwa kelompok sipil bersenjata tersebut sering melewati kebun miliknya, beberapa tahun belakangan ini.

Mulanya ia bertemu dengan kelompok yang dipimpin Daeng Koro pada tahun 2015 di Desa Pangi, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parigi Moutong.

Lalu beberapa tahun setelah pertemuan tersebut, korban bertemu dengan kelompok Ali Kalora.

Menurut cerita korban sebelum meninggal, ia melihat kelompok Ali Kalora yang bersenjata lengkap.

"Korban pernah bercerita kalau dia pernah bertemu bahkan dikejar, beruntung lolos," ucap Ahamad.

Kritik Sistem Zonasi Sekolah, Seorang Siswa Ancam Bunuh Diri karena Tak Diterima di SMA Negeri

Minta untuk Dilindungi

Setelah terjadinya kasus pembunuhan pada ayah dan anak tersebut membuat beberapa warga ketakutan.

Warga makin khawatir karena banyak yang memiliki kebun jauh dari pemukiman warga.

"Terus terang, kami takut kejadian ini, apalagi kami lihat sendiri kondisi mereka," ucap Ahmad.

Ia barharap agar pihak kepolisian dapat memberi jaminan keamanan pada seluruh warga sekitar.

"Kami inginkan jaminan keamanan dari aparat. Maksud saya bagaimana supaya mereka itu tidak ada lagi," jelas Ahmad.

Ahmad menuturkan bahwa banyak warga yang tidak berani berkebun, karena takut mengalami nasib serupa seperti keponakan dan cucunya.

"Siapa yang berani kerja di kebun kalau kondisinya begini," ucap Ahmad.

PPDB Sistem Zonasi, Seorang Pelajar di Pontianak Berniat Bunuh Diri karena Gagal Masuk SMA Negeri

Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Didik Supranoto mengaku pihaknya sudah melakukan upaya pengamanan, dan penyelidikan terkait kasus tersebut.

"Yang jelas kami sudah melakukan upaya yang maksimal," ucap AKBP Didik Supranoto.

AKBP Didik Supranoto meminta seluruh masyarakat berperan aktif dalam membantu kepolisian.

Ia meminta seluruh masyarakat untuk melaporkan segala sesuatu yang mencurigakan di wilayahnya masing-masing.

"Apalagi saat ini sudah modern, masyarakat bisa menggunakan handphone untuk melaporkan ke kami," ucap AKBP Didik Supranoto.

(TribunWow.com/Ami)

WOW TODAY:

Sumber: Tribun Palu
Tags:
Kasus PembunuhanMujahidin Indonesia TimurAli Kalora
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved