Terkini Daerah
Kronologi Pemuda di Bekasi Jadi Korban Pengeroyokan dan Tewas Dibakar, Bermula dari Saling Ejek
Seorang pemuda di Bekasi menjadi korban pengeroyokan dan dibakar hingga berujung pada kematian. Berikut fakta-faktanya.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Seorang pemuda di Bekasi menjadi korban pengeroyokan dan dibakar hingga berujung pada kematian.
Pemuda bernama Putra Aditya (18) ini mulanya menjadi korban pengeroyokan di Jalan Raya Kodau, RT 2/3 Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Rabu (5/6/2019).
Putra Aditya dikeroyok delapan pemuda sekira pukul 03.00 WIB.
Ia dikeroyok lalu tubuhnya disiram bensin eceran yang kemudian dibakar oleh pelaku.
"Jadi korban terbakar sebanyak 60 persen kemudian meninggal dua hari kemudian pada tanggal 7 Juni 2019," ujar Waka Polres Metro Bekasi Kota AKBP Eka Mulyana.
Berikut adalah sederet fakta kasus pembakaran pemuda di Bekasi:
1. Berawal saling ejek
Eka Mulyana mengatakan bahwa pelaku dan korban tidak saling mengenal.
Namun saat itu, pelaku ditengarai tersulut emosi kerana korban dan teman-temannya mengejek dan menantang pelaku yang tengah asyik nongkrong di pinggir jalan.
"Sekumpulan anak-anak mudah yang ketemu biasanyakan suka saling ejek-ejekan, karena tersangka tertantang dengan ejekannnya," ujar dia.
• Mahfud MD Beberkan 2 Hal yang Jadi Bentuk Independensi MK di Sidang Sengketa Pilpres 2019
Ada pun pada saat kejadian yang bertepatan dengan malam takbiran, korban bersama rekan-rekannya berjumlah tujuh orang mengendarai sepeda motor berkeliling.
Ketika di tempat kejadian perkara (TKP), bertemu dengan kelompok pelaku dan langsung menantang dengan cara megacungkan jari telunjuk.
Putra lalu turun dari sepeda motor sedangkan teman-temannya kabur tamcap gas meninggalkan TKP.
2. Pelaku langsung kabur
Putra langsung dihajar delapan orang pelaku setelah turun dari sepeda motor.
Tubuhnya lalu disiram bensin eceran dan dibakar hidup-hidup.
Setelah membakar korban, para pelaku kabur dari TKP, sementara korban berusaha menyelamatkan diri dengan memadamkan api yang menbakar tubuhnya, ia lalu diselamatkan warga sekitar dan dibawa ke rumah sakit terdekat.
"30 detik api yang membakar korban padam lalu ditolong warga," ungkap Eka.
3. Lima pelaku diamankan
Polsek Jatiasih Polres Metro Bekasi Kota, sampai saat ini masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang buron kasus pengeroyokan dan pembakaran pemuda
Sebelumnya, polisi berhasil menangkap empat orang pelaku pada Salasa, (11/6/2019).
Keempat tersangka itu diantaranya, Rizky Ade Syahputra (26), Nurhamzah Sutarna (24), Tegar Gusti (15) dan Angga Priyanto (22).
Hari ini, Kamis (13/6/2019), polisi kembali mengamankan satu pelaku lagi yakni Manarul Hidayah alias Dagol.
Pelaku diantar orang tuanya menyerahkan diri ke Mapolsek Jatiasih sekitar pukul 13.00 WIB.
Tiga pelaku yang masih buron yakni, Riyo, Ziko dan Riko.
"Tiga pelaku lainnya masih kita kejar, ada delapan tersangka totalnya lima sudah kita amankan," ujar Illi.
• Pria Ini Ditangkap karena Nekat Cegat Mobil Tim Khusus Polisi dengan Pisau, Berikut Kronologinya
4. Kesaksian ibu korban
Tri Ambarwati (45), ibu kandung Putra Aditya (18), korban peristiwa pengeroyokan dan pembakaran di Jalan Raya Kodau, Jatiasih, Kota Bekasi kaget manakala tahu anaknya mengalami luka parah.
Tri saat dijumpai dikediamannya di Kampung Sawah, RT07/04, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi mengaku, lebaran kali ini merupakan lebaran paling kelam yang dia alami.
Wanita berusia 45 tahun itu saat dijumpai nampak berusaha tegar, ketika menceritakan kejadian anak ketiganya mengalami luka bakar usai dikeroyok sekelompok pemuda di Jalan Raya Kodau, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Rabu (5/6/2019).
"Sekitar jam 4 kurang ada yang antar ke sini, tiga orang dia (Putra) diboncengin, saya kaget tahu-tahu dia udah luka bakar begitu," kata Tri kepada TribunJakarta.com, Kamis (13/6/2019).
Putra diantar warga masih dalam keadaan sadar, bahkan Tri sempat menanyakan keadaannya.
Namun anaknya tidak bisa berkata banyak, wajah, punggung hingga perutnya penuh luka bakar hingga menbuatnya metintih kesakitan.
"Masih sadar, masih bisa diajak ngomong, saya tanya ke orang yang antar putra katanya dia dikeroyok terus disiram pakai besin dibakar," jelas dia.
Tri kemudian bergegas membawa anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah Jatisampurna. Di sana, pihak rumah sakit menganjurkan agar Putra dibawa ke rumah sakit besar menyusul luka bakar yang diderita cukup serius.
"Akhirnya saya bawa ke RS Polri Kramat Jati, di sana langsung ditanganin dokter, abis selesai urus rumah sakit saya langsung lapor ke Polsek Jatiasih," ujar dia.
Pihak rumah sakit hari itu juga langsung mengambil tindakan operasi, luka bakar yang diderita Putra mayoritas berada di bagian wajah, punggung, tangan, dan perut.
"Sebelum operasi dia masih sadar, cuma pas abis operasi kondisinya makin menurun," jalas dia.
Pada tanggal 7 Juni 2019, kondisi Putra makin parah dan dia menghembuskan nafas terkahir tepat di hari kedua lebaran.
"Sejak hari pertama lebaran sampai hari kedua pas anak saya meninggal saya di rumah sakit aja," ujarnya.
Putra selama ini merupakan anak yang dikenal mandiri, dia sehari-hari bekerja sebagai sopir angkot.
"Pas udah kerja udah hidup sendiri aja dia, enggak pernah ngerepotin orang tua, dia juga jarang pulang ke sini tidur di mes (kontrakan) paling pulang seminggu sekali," terangnya.
Dia juga bersyukur pihak kepolisian telah berhasil menangkap sejumlah pelaku pengeroyokan. Tri berharap para pelaku mendapatkan hukuman setimpal.
"Kabarnya udah ketangkep, waktu polisi cari-cari infomasi masih orang situ (dekat TKP) banyak yang susah kasi info, ya serahin aja semua ke polisi, mudah-mudahan bisa bisa dihukum setimpal," tandasnya.
Di sisi lain, Tri Ambarwati mengaku ikhlas dan tidak menyimpan dendam kepada pelaku.
"Kalo saya sih udah ikhlas. Saya enggak ada dendam, biar yang berwajib (yang mengurusnya)," kata Tri, Kamis (14/6/2019).
Meski begitu, dia berharap para pelaku dapat dihukum setimpal.
Dia juga ingin pihak kepolisian dapat menuntaskan kasus ini dan menangkap seluruh pelaku agar bisa melihat langsung wajahnya satu per satu.
"Kita mau minta (hukuman) gimana itu mah percuma, kita kan minta tapi kan pake proses hukum yang begitu, biar aja hukum," jelas dia.
• Kuasa Hukum Prabowo Sebut Miliki Beban dalam Pembuktian, Minta Hakim Beri Perlindungan untuk Saksi
5. Pelaku curi bensin eceran
Rudi Ariyanto (23) pemilik warung kelontong di Jalan Raya Kodau, RT 02/03, Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi menyaksikan langsung detik-detik aksi pengeroyokan dan pembakaran yang menyebabkan seorang pemuda bernama Putra Aditya (18) tewas.
"Pas kejadian kebetulan saya masih buka, biasanya sampe jam 1 tapi karena malam takbiran jadi sampai hampir subuh saya masih buka," kata Riyan, Kamis (13/6/2019).
Keributan makin beringas, dia langsung bergegas menutup warung lantaran takut terjadi sesuatu yang merugikan.
"Saya takut pas melihat ribut di depan warung, langsung buru-buru saya masukin dagangan saya tutup warung saya, karena takut mereka incar warung sayakan," ujar dia.
Namun sejumlah bensin eceran dagangannya kala itu tidak sempat dia masukkan karena terburu-buru menutup warung. Alhasil, seorang pelaku mengambil bensin ecerannya dan menyiramkan ke tubuh korban.
"Dia ambil dari sini bensinnya, saya udah enggak berani ngapa-ngapain udah pasrah turup pintu aja," jelas dia.
Hingga situasi kondusif, Riyan mengaku masih ketakutan, dia baru berani melihat ke luar ketika sudah banyak warga ramai menyokong korban yang mengalami luka parah.
"Warga nolongin dibawa pakai motor, pekaku udah pada kabur, saya liat korbannya masih hidup masih bisa berdiri cuma lukanya udah parah," jelas dia. (TribunJakarta.com/Mohamad Afkar Sarvika)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul 5 Fakta Sopir Angkot di Bekasi Dibakar: 3 Pelaku Masih Buron hingga Curahan Hati Ibu Korban
WOW TODAY