Breaking News:

Pilpres 2019

Pengamat Politik: Demokrat Gabung ke Koalisi 02 Sebatas untuk Menggugurkan Kewajiban Hukum

Pengamat Politik Adi Prayitno memberikan tanggapan terkait munculnya kabar bahwa Partai Demokrat menginginkan agar koalisi segera dibubarkan.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
Capture Youtube Talkshow tvOne
Pengamat Politik Adi Prayitno memberikan tanggapan terkait munculnya kabar bahwa Partai Demokrat menginginkan agar koalisi segera dibubarkan. 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Adi Prayitno memberikan tanggapan terkait munculnya kabar bahwa Partai Demokrat menginginkan agar koalisi segera dibubarkan.

Diberitakan Acara Apa Kabar Indonesia Malam tvOne, Minggu (9/6/2019), Adi menilai bahwa Demokrat bergabung ke koalisi 02, koalisi pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya karena kewajiban hukum saja.

"Demokrat gabung ke koalisi 02 ini kan sebatas untuk menggugurkan kewajiban hukum," kata Adi, dikutip TribunWow.com dari saluran YouTube Talkshow tvOne.

"Andai Demokrat tidak diterima oleh 02, maka Demokrat kemudian tidak bisa ikut kontestasi di 2024," jelas dia.

Andre Rosiade Sindir Ferdinand Hutahaean dan Rachland Nashidik terkait Sikap Demokrat pada Kubu 02

 

Pengamat Politik Adi Prayitno memberikan tanggapan terkait munculnya kabar bahwa Partai Demokrat menginginkan agar koalisi segera dibubarkan.
Pengamat Politik Adi Prayitno memberikan tanggapan terkait munculnya kabar bahwa Partai Demokrat menginginkan agar koalisi segera dibubarkan. (Capture Youtube Talkshow tvOne)

 

Adi menjelaskan, hal tersebut disampaikannya karena melihat bagaimana posisi Demokrat selama penyelenggaraan Pilpres 2019 ini.

"Karena khittah politik Demokrat ini di tengah. Dia tidak mau ke Jokowi, juga tidak mau ke Prabowo," ungkap Adi.

Adi lantas memaparkan, gabungnya Demokrat ke koalisi ini dikarenakan adanya Undang-Undang Pemilu tahun 2019 yang memaksa semua partai politik, termasuk Demokrat, harus mendukung salah satu pasangan calon.

"Ini yang kemudian dalam perjalanannya, Demokrat memang agak setengah hati main di dua kaki, bahkan sering menjadi onak dan duri di dalam koalisi 02," ujar Adi.

Adi lantas menyinggung sejumlah pernyataan seorang kader Demokrat, Andi Arief, yang kerap kali kontroversial.

"Statement-statement Andi Arief jelas, mulai dari jenderal kardus, kontroversi, setan gundul, dan semacamnya adalah statement-statement yang menurut saya sejak awal memang Demokrat nggak terlampau happy dalam koalisi 02," beber dia.

"Padahal prasyarat utama dalam koalisi adalah soal membangun chemistry dan rasa nyaman," sambung Adi.

Soal Isu Demokrat Keluar dari Kubu Prabowo, Wasekjen Gerindra: Etika Berkoalisi Itu Perlu Dijaga

Adi lantas membandingkan sikap Demokrat dengan sikap PKS.

"Kita cek bagaimana loyalitas PKS terhadap Gerindra dan Prabowo. Apapun yang dilakukan oleh Gerindra dan Prabowo, pokoknya PKS sami'na wa atho'na," kata Adi.

"Beda cerita dengan Demokrat," lanjutnya.

Karenanya, jelas Adi, pernyataan terkait koalisi bubar itu sebenarnya hanya bentuk konfirmasi Partai Demokrat bahwa memang sejak awal Demokrat merasa tidak nyaman dengan koalisi 02 dan sekaligus ingin memulai babak baru dalam kehidupan Demokrat.

Simak video selengkapnya mulai menit ke 12.03:

(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)

WOW TODAY

Tags:
Partai DemokratAdi PrayitnoBadan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-SandiagaPrabowo Subianto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved