Breaking News:

Terkini Nasional

Pengamat: Megawati dan SBY Sadar, Masalah Personel Mereka Tak Boleh Hambat Generasi

Pengamat Politik menilai Megawati dan SBY menyadari urusan personal tak boleh hambat dinamika politik.

Editor: Mohamad Yoenus
Instagram/@puanmaharaniri
Momen Megawati Soekarnoputri Berswafoto dengan Keluarga SBY, Rabu (5/6/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyadari urusan personal tak boleh menghambat dinamika politik.

Seperti diketahui, hubungan Megawati dengan SBY dirumorkan renggang sejak Pilpres 2004.

Hal itu dikatakan Ray terkait beberapa pertemuan antara Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dengan Presiden RI Joko Widodo belakangan ini.

Kata Jansen Sitindaon soal AHY dan Ibas Bertemu Megawati di Tengah Isu Ketegangan Politik dengan SBY

"Kedua tokoh ini menyadari bahwa persoalan personal mereka memang tidak boleh menghambat dinamika politik yang lebih besar bagi kedua pihak."

"Apalagi dalam situasi yang saling menguatkan dan pelaku utamanya bukanlah mereka berdua tapi masuk ke generasi berikutnya," ungkap Ray melalui keterangan tertulis, Kamis (6/6/2019). 

Saat SBY ingin maju di Pilpres 2004, Megawati menjabat sebagai presiden dan SBY sebagai Menko Polhukam.

Singkat cerita, SBY kemudian mundur sebagai menteri lalu mendeklarasikan Partai Demokrat.

SBY kemudian maju sebagai capres bersama Jusuf Kalla, kemudian memenangi Pilpres 2004.

Saat itu, pasangan SBY-JK mengalahkan Megawati sebagai petahana yang berpasangan dengan tokoh Nahdlatul Ulama, Hasyim Muzadi.

Lebih lanjut, Ray menilai bahwa dengan masing-masing mampu menahan ego, pertemuan antara AHY dengan Jokowi pun tampak berjalan mulus.

"Kemampuan keduanya menahan ego personal memungkinkan langkah AHY dan Jokowi tidak mendapat sandungan," katanya.

Selain itu, Ray melihat ada perubahan dalam strategi politik Partai Demokrat yang dilakukan AHY.

Perubahan itu adalah AHY menjadi lebih aktif.

"Khususnya AHY, nampaknya ada perubahan strategi politik yang drastis. Dari menunggu ke mendatangi. Dari biasanya pasif ke aktif," tutur Ray.

"Belajar dari berbagai pengalaman terlambat secara politik dalam beberapa kasus terakhir, mengakibatkan strategi politik harus diubah. Bila selama ini lebih banyak menunggu, saatnya langsung menjemput," sambung dia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Tags:
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)Puan MaharaniSBY
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved