Breaking News:

Pilpres 2019

Diaspora Milan Inisiasi Gerakan Cinta NKRI: Biar MK Tangani Sengketa, Kita Tak Perlu Tambah Masalah

Gerakan ini bertujuan mendorong masyarakat diaspora untuk secara aktif memperhatikan, dan sekaligus terlibat dalam penguatan ikatan NKRI.

Editor: Lailatun Niqmah
Diaspora Milan
Narasumber Diskusi Kebangsaan Di Milan (ki -ka): Wasekjen Partai Nasdem Hermawi Taslim, Maria Ardianingtyas (Moderator) dan Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) AM Putut Prabantoro, yang juga Alumnus Lemhannas PPSA XXI, Milan, Italia, Rabu (29 / 05 / 2019 atau Kamis dini hari di Indonesia. 

Oleh karena itu, adalah tanggung jawab bangsa Jndonesia termasuk masyarakat diaspora Indonesia untuk menginisiasi Cinta Tanah Air.

BREAKING NEWS - Kivlan Zen Ditahan di Rutan Guntur atas Dugaan Kepemilikan Senjata Api Ilegal

"Oleh Pancasila, kita sudah diajari pola komunikasi yg harusnya terjadi dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," kata  Putut Prabantoro, yg juga Ketua Presidium ISKA (Ikatan Sarjana Katolik Indonesia) Bidang Komunikasi Politik.

Hikmat Kebijaksanaan dalam Sila Keempat sebenarnya merupakan pola komunikasi yang harusnya terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Hal ini dilatarbelakangi oleh manjemuknya bangsa Indonesia, " imbuhnya.

Ditambahkan lebih lanjut oleh Putut Prabantoro, kesalahan dalam komunikasi yg tidak sesuai dengan Sila Keempat adalah memunculkan politik identitas, yang berlatarbelakang pada pilihan politik, kepentingan pribadi, kepentingan kelompok, akan melemahkan dan bukan tidak mungkin memghancurkan sila ketiga.

Oleh karena itu Forum Diaspora Milan yang antara lain dihadiri oleh Ketut Niken Aprilia (Konsultan Bisnis) Rieska Wulandari (wartawan), Janet Lim (Ketua PPI Milan) dan Mohammad Rumi Djalil (Pengusaha) mengusulkan, masyarakat diaspora Indonesia, mengambil peran aktif untuk memperkuat ikata NKKRI.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Caranya adalah terus menerus dan tanpa mengenal lelah menyuarakan toleransi dan keberagama, gotong royong, Indonesia yang indah dan masyarakatnya yang ramah.

Sementara itu Tatik Mulyani dan Yuth Marzuki, WNI yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Italia, mengungkapkan, tidak mudah untuk mempertahankan kecintaan kepada Indonesia, khususnya kepada anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan campur, berbeda bangsa.

Apalagi, tak ada kepastian masa depan yang lebih baik di Indonesia, sementara di negara lain mereka mendapatkan jaminan sosial yang lebih baik dan nyata.

Tak sedikit anak-anak hasil perkawinan berbeda bangsa itu tak memilih jadi WNI.

Walaupun bukan WNI, atau disebut setengah warga Indonesia, papar Tatik, mereka tetap mencintai Indonesia.

Bahkan, tidak sedikit yang tetap mengabarkan keindahan Indonesia, tidak hanya kekayaan alamnya, tetapi juga relasi antarwarga Indonesia. Lebih baik setengah Indonesia, tetapi tetap ikut menjaga persatuan dan kesatuan, menjaga NKRI. (Diaspora Milan)

WOW TODAY:

Sumber: TribunWow.com
Tags:
MilanItaliaPilpres 2019Mahkamah Konstitusi (MK)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved