Terkini Nasional
Hermawan Sulistyo Sebut Ada Satu Lembaga Survei Bisa Dapat Ancaman Pembunuhan karena Terlalu Ofensif
Pakar Ilmu Politik Hermawan Sulistyo menganggap stasiun Metro Tv bertanggung jawab soal adanya ancaman pada pimpinan lembaga survei.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Claudia Noventa
Lihat videonya menit ke 4.46:
Sebelumnya dalam acara yang sama, Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin juga angkat suara saat dirinya dianggap menjadi satu di antara 4 pejabat yang jadi target oleh kelompok yang ditangkap pada Selasa (21/5/2019).
Mulanya, pembawa acara bertanya soal tanggapan Ali Ngabalin jika dirinyalah yang ditargetkan oleh kelompok tertentu untuk dibunuh.
"Apakah Anda tahu atau saya juga tidak tahu, apakah Anda juga termasuk dalam 4 orang yang direncanakan akan dibunuh itu?," tanya pembawa acara.
Ali Ngabalin lalu menjawab bahwa dirinya percaya pada pihak kepolisian apakah dirinya menjadi satu di antara 4 orang yang jadi target.
"Ya saya pikir tentu polisi punya data yang validitasnya kita tak ragukan saya percaya," ujar Ali Ngabalin.
• Komentar Wiranto soal Rencana Pembunuhan Pejabat Negara: Sejak Dulu Selalu Ada
Namun, dirinya sebagai warga biasa akan tetap berikhtiar terhadap adanya kabar tersebut.
"Tetapi bagi orang-orang seperti saya, mungkin Profesor Hermawan (narasumber di acara yang sama) juga tentu mesti berikhtiar namanya juga ktia manusia biasa," kata Ali Ngabalin.
"Kita tidak tahu orang punya hati pak karena itu kami tetap berikhtiar dalam rangka segal keumungkinan-kemungkinan yang kita tidak tahu apa berakhirnya nanti."
Diberitakan sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri M. Iqbal memberikan keterangan soal aksi yang terjadi pada 21 dan 22 Mei.
Dalam konferensi pers yang dilansir oleh Kompas TV, Iqbal menyebutkan ada 6 tersangka yang ditangkap karena menarget pembunuhan, Senin (27/5/2019).
Kelompok tersebut berupaya melakukan pembunuhan pada 4 pejabat negara dan seorang pimpinan lembaga survei.
Seorang tersangka berinisial HK dalam keterangan polisi diberikan bayaran Rp 150 juta untuk melakukan pembunuhan tersebut.
• Peluang Prabowo-Sandi Menang di MK Menurut Refly Harun dengan Angka 8,5 Juta Lebih Suara
"Tersangka HK inisialnya beralamat di perumahan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor," ujar Iqbal.
"HK ini perannya adalah leader mencari senjata api sekaligus juga mencari eksekutor, tapi juga sekaligus menjadi eksekutor serta memimpin tim turun pada aksi 21 Mei 2019."