Kabar Ibu Kota
Dari Pedagang hingga Warga, Ini Kisah Korban Perusuh Aksi 22 Mei, Dijarah hingga Diteror Depan Rumah
Aksi unjuk rasa yang bermula di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Jakarta Pusat, pada Selasa (21/5/2019), menyisakan cerita mencekam.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Aksi unjuk rasa yang bermula di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Jakarta Pusat, pada Selasa (21/5/2019), menyisakan cerita mencekam bagi sebagian warga sekitar.
Hal ini karena ada perusuh yang terlibat aksi saling lempar batu dengan aparat keamanan hingga melakukan sejumlah perusakan.
Penjarahan Warung
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (24/5/2019), pedagang penjual rokok dan minuman ringan di Jalan KH Wahid Hasyim tepatnya di pelataran Restoran Garuda, harus menelan kenyataan pahit saat tahu warungnya dijarah massa, Rabu (22/5/2019) malam.
• Sopir Ambulans Mengaku Diperintah Oknum Gerindra Tasikmalaya Bawa Mobil Berisi Batu di Aksi 22 Mei
Pemilik warung bernama Rajab itu mengaku barang dagangannya di warung dirampas habis oleh perusuh aksi.
"Rokok, minuman, mi, kopi, semua diambil. Ada uang tabungan juga kira-kira Rp 8 juta yang diambil, disisasin Rp 100 perak pun enggak," kata Rajab, Kamis (23/5/2019).
Rajab menceritakan penjarahan ke warungnya merupakan imbas dari pembakaran Pos Polisi Sabang yang dekat dengan lokasi warungnya.
"Situasinya massa lah ya, dia enggak langsung menjarah, awalnya membakar Pospol itu dulu baru dia ke sini. Ada beberapa yang dirusak," kata Rajab.

• Sudjiwo Tedjo Nyatakan Kritik untuk Polisi dalam Penanganan Aksi 22 Mei: Ini Ada Semacam Perbedaan
Sambil membereskan warungnya yang telah berantakan, ia mengatakan telah ikhlas dengan apa yang terjadi.
"Berusaha cari modal dulu, libur dulu. Mungkin bukan rezeki kami ini, sudah ikhlas lah," ujar Rajab.
Cerita serupa dialami juga oleh pedagang lainnya, Usma.
Diceritakannya, saat tiba-tiba pukul 01.00 WIB Kamis (23/5/2019) dini hari, warung kelongtongnya dibongkar oleh sejumlah orang, dikutip dari Kompas Tv, Kamis (23/5/2019).
Usma mengaku kehilangan barang dagangannya satu di antaranya yang berupa rokok.
"Massa ada ngebongkar (warung) gitu saja, itu rokoknya habis semua," ujar Usma.
"Rokok, banyak yang rokok," ujarnya dengan raut kecewa.
• Jawaban Polri saat Ditanya Siapa Tokoh yang Membayar Perusuh dalam Aksi 22 Mei
Diceritakannya saat itu dirinya tak sedang di warung, saat tahu warungnya dijarah, ia kabur menyelamatkan diri.
"Saya waktu itu lagi di tanah kosong, terus ke sana lagi, menyelamatkan diri," ungkapnya.
Karena aksi anarkis sekelompok orang tersebut, Usma mengaku mengalami kerugian mencapai Rp 6 juta.
"Banyak sih, kira-kira enam jutaan lah," kata Usma yang kecewa.
Lihat dari menit ke-0:35
Mobilnya Dibakar Massa
Kisah mencekam lainnya juga dialami oleh seorang warga, bernama Dharma.
Diceritakannya, saat itu ia dan warga lainnya mendengar ada kericuhan, dikutip dari Kompas.com, Rabu (22/5/2019).
Ia lalu melihat ada pembakaran ban di depan markas FPI, yang berada di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat.
Tak hanya ban, Dharma juga melihat massa menggunakan bom molotov.
Karena curiga, ia mendapati mobil Sigra 2017 nya telah hangus ikut terbakar.
"Saya curiga mobil saya kena, ternyata benar pas keluar mobil sudah kebakar," ujar Dharma.
• Kaget Mobilnya Hangus dan Rumahnya Digedor Massa, Dharma: Kami Dipaksa Keluar, Diteriaki Macam-macam
Ia langsung masuk di rumahnya yang berada di asrama haji untuk berlindung,
Situasi mencekam lainnya juga ia rasakan saat ratusan massa berteriak dari jalan meminta warga untuk keluar rumah.
Tidak sampai di situ, massa yang tidak puas menggedor-gedor pagar warga, meminta warga untuk keluar.
"Warga ditantangin keluar, kita enggak mau, tetap di dalam mengamankan diri," kata laki-laki berusia 40 tahun itu.
"Ratusan (orang) ada kali, ya. Kami dipaksa keluar, diteriaki macam-macam," katanya.

Ratusan Orang Diamankan Polisi
Dikutip TribunWow.com dari TribunJakarta.com, Rabu (22/5/2019), pihak kepolisian berhasil menangkap setidaknya 257 tersangka yang membuat kerusuhan dalam aksi 21-22 Mei 2019.
Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono.
Dalam konferensi pers, Rabu (22/5/2019) malam, Argo Yuwono menjelaskan bukti-bukti terkait penangkapan para tersangka.
Termasuk pesan provokatif yang memicu kerusuhan hingga pesan untuk menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mulanya Argo menuturkan ada 257 tersangka ditangkap di tiga lokasi yang berbeda.
"Ini dari 3 TKP ada 257 tersangka yang buat kerusuhan," kata Argo dari siaran langsung Kompas TV, pada Rabu (22/5/2019).
"Jadi di Bawaslu sendiri ada 72 tersangka di Petamburan ada 156 tersangka di Gambir ada 29 tersangka, keseluruhan ada 257 tersangka," tambahnya.
• Mahfud MD: Bukan Prabowo dan BPN yang Harus Tanggung Jawab atas Kerusuhan Aksi 22 Mei
Dari 72 orang tersebut, ditangkap karena melakukan perlawanan kepada petugas dan juga berusaha merangsek masuk Bawaslu dengan melakukan perusakan.
Sementara 156 orang di Petamburan ditangkap akibat membakar beberapa mobil dan menyerang asrama polisi.
29 orang di Gambir juga melakan hal yang hampir serupa.
"Di Bawaslu kenapa ditangkap? karena melawan pertugas, kemudian melakukan perusakan, yang di Petamburan pembakaran mobil dan penyeragan asrama, di Gambir pembakaran asrama dan kantor polisi," jelas Argo Yuwono.
Argo Yuwono menjelaskan 257 orang itu ditangkap beserta beberapa barang bukti.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)
WOW TODAY: