Kabar Ibu Kota
Cerita Sisi Lain Aksi 22 Mei, Pedagang Dijarah, Brimob Video Call Anak, hingga Warga Berburu Foto
Kerusuhan aksi 21-22 Mei 2019 di Jakarta menyisakan beragam kisah, baik cerita duka hingga haru.
Penulis: Laila N
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Kerusuhan aksi 21-22 Mei 2019 di Jakarta menyisakan beragam kisah, baik cerita duka hingga haru.
Gubernur DKI Jakarta menyampaikan, setidaknya 347 orang menjadi korban, yang mana 6 di antaranya meninggal dunia dalam aksi yang berujung ricuh tersebut.
Berikut TribunWow.com rangkum kisah-kisah sisi lain aksi 22 Mei yang berujung ricuh, Jumat (24/5/2019).
• Andre Rosiade Protes saat Prabowo Disalahkan atas Kericuhan, Najwa Shihab Ingatkan soal Nada Bicara
1. Pedagang Rokok Pasrah Dagangannya Dijarah

Seorang pedagang rokok bernama Usma (64) tampak lesu dan menahan tangis, melihat barang dagangannya ludes dijarah massa.
Dikutip dari Kompas.com, Usma mengaku mengalami kerugian hingga Rp 20 juta.
"Rugi kurang lebih Rp 20 juta. Yang diambil rokok sama minuman dagangan. Rokok sisa dua bungkus dari awalnya banyak slop," ungkapnya.
Usma mengaku, penjarahan dagangannya terjadi pada Rabu (22/5/2019) malam.
Tepatnya ketika massa di perempatan Sarinah dipukul mundur ke arah Gondangdia.
Sebenarnya, Usma sudah menutup lapaknya, namun perusuh tetap menjebolnya.
"Padahal, saya sudah kunci rapat ini lapaknya. Balik-balik tadi pagi sudah kosong melompong warungnya," katanya.
Selain dagangan, Usma juga mengaku kehilangan uang tabungan dan beberapa pakaian.
• Haris Azhar Desak Elite Politik Kubu Jokowi dan Prabowo Bertanggung Jawab Atas Kerusuhan 22 Mei
2. Pedagang Tanah Abang Merugi

Akibat aksi rusuh 22 Mei, sejumlah pedagang di kawasan Tanah Abang juga turut terkena imbasnya.
Mereka bahkan rugi sampai puluhan juta karena tidak bisa berjualan.
Dikutip dari Kompas.com, Nasir, pedagang kain di Blok A mengaku rugi sampai Rp 20 juta.
"Biasanya mah Rp 10 hingga 15 juta per harinya. Kalau lagi bulan Ramadhan ini keuntungan bisa dua kali lipat, makanya ruginya bisa sampai Rp 20 sampai 30 jutaan lah ini," kata Nasir di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).
Ia bahkan menyatakan sampai harus mengatur ulang jadwal bertemu pelanggan, yang berasal dari luar kota.
Hal yang sama juga di alami restoran AW di Pasar Blok A.
Zaenal Arifin selaku asisten menager mengaku restorannya rugi Rp 30 juta per hari karena ada kerusuhan.
"Ruginya mah ada kali Rp 30 juta soalnya kan lagi bulan Ramadhan biasanya banyak yang makan, apalagi buka puasa abis belanja," kata Zaenal.
3. Brimob Video Call Anak
Kisah mengahurkan datang dari seorang brimob yang tertangkap kamera sedang video call dengan anaknya di tengah tugas pengamanan aksi 22 Mei.
Foto yang diunggah oleh akun Instagram @masagungwilis, Selasa (21/5/2019) itu kemudian menjadi viral.
"Bawaslu sedang ramai. Sementara itu rasa lelah dan rindu rumah memang benar adanya #pilpres2019 #bawaslu," tulis akun @masagungwilis.

Setelah TribunWow.com mengonfirmasi pada fotografer yang mengambil foto tersebut, Agung Wilis, diketahui bahwa foto itu memang diambil saat aksi demo 22 Mei.
Agung mengatakan, saat itu dua anggota polisi yang tengah mengamankan demo sedang beristirahat sekitar 10-15 menit selepas salat tarawih.
Diketahui, kedua anggota polisi itu sedang bertugas mengamankan massa pertama yang demo di Bawaslu Selasa (21/5/2019) siang sampai sekitar pukul 21.00 WIB dan berakhir damai.
"Sebelum rusuh waktu mobil komando masih ada, waktu itu situasi demo memang sedang hampir selesai salat tarawih. Dua bapak ini sedang istirahat sekitar 10-15 meter di dekat halte transjakarta hampir di depan kedutaan Perancis," jelas Agung Wilis saat dihubungi TribunWow.com, Kamis (23/5/2019).
Diceritakan oleh Agung, sebelum mengambil foto, ia juga sempat mengobrol dengan satu dari anggota polisi tersebut.
Namun, lantaran anggota polisi itu tampak ingin memejamkan mata, ia lantas mundur.
Saat itulah, tidak disangka tiba-tiba seorang polisi lain mengambil ponsel dan melakukan panggilan video dengan sang anak.
"Mereka berdua sedang istirahat. Bapak yang depan itu sempat saya ajak ngobrol tapi karena mulai merem-merem oh saya pikir ngantuk ya sudah," kata Agung.
"Terus tiba tiba ya bapak yang belakang video call sama anaknya. Ya saya ambil sedikit jarak, ambil foto lalu pergi menjauh takut merusak momen singkat istirahat mereka," lanjutnya.
• Polisi Lakukan Tes Urine pada Tersangka Kerusuhan Aksi 22 Mei, Beberapa di Antaranya Positif Narkoba
Agung menambahkan kedua pria tersebut adalah anggota polisi yang melakukan pengamanan dengan membantuk barikade.
"Mereka yang barisan depan pake perisai itu, kan gantian sistemnya, polisi brimobnya kan emang shift tukeran barisan untuk bikin barikade," jelas Agung.
4. Kerja Senyap Petugas Kebersihan Pasca-Kerusuhan 22 Mei

Kerushan di sekitar Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyisakan bergam sampah.
Mulai dari pecahan batu, botol plastik, sampai selongsong gas air mata.
Sejumlah fasilitas juga turut rusak.
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/5/2019), beberapa Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) sudah berada di lokasi sejak azan Subuh belum berkumandang, untuk membersihkan sisa kerusuhan.
"Saya sudah stand by di sini dari jam setengah lima, tadi berangkat dari rumah sekitar jam 4 habis sahur," ujar Sugandi, petugas Dinas Lingkungan Hidup yang tinggal di kawasan Tambora.
• Kerusuhan Aksi 22 Mei, Siswa SMK yang Tertembak Mengaku Ikut Demo karena Ingin Perang
Sementara itu, di Jalan Aipda KS Tubun, pasukan oranye juga terlihat turun membersihkan kawasan tersebut.
Satu di antara petugas, Suharlan mengatakan, per Kamis (23/4/2019) mulai dari pukul 06.00 WIB - 14.00 WIB, pihaknya berhasil mengumpulkan 3,6 ton sampah.
"Rata-rata isi sampahnya itu ban bekas, beling, dan batu," ucap Suharlan saat ditemui di area Asrama Polisi pada Kamis (23/05/2019).
5. Warga Berburu Foto

Lokasi di sekitar Kantor Bawaslu RI yang menjadi titik pusat bentrok massa dan Polisi menjadi spot berburu foto masyarakat, setelah aksi 22 Mei.
Warga memotret berbagai macam objek, mulai dari petugas Brimob yang berjaga, kawat berduri yang dirusak massa, hingga Sarinah.
Dikutip dari Kompas.com, warga mengambil kesempatan foto karena kawasan tersebut masih sepi, karena steril dari kendaraan bermotor.
Kebanyakan warga yang memotret mengaku ingin melihat sendiri dampak dari kerusuhan tersebut.
• Video Prabowo Jenguk dan Tenangkan Massa Aksi 22 Mei yang Terbujur di Ruang Kesehatan
"Bingung aja beneran apa enggak. Penasaran pengin ngeliat langsung, dampaknya kayak gimana. Kalau bisa juga sekalian ngobrol sama orang sekitar, bener enggak sih yang kemaren di media itu," kata Rifat, mahasiswa asal Bintaro.
Di sisi lain, Dio (17), mengaku ingin mendokumentasikan sisi humanisme dari polisi yang bertugas.
"Saya pribadi ingin mendokumentasikan kalau polisi-polisi ini juga manusia. Apalagi di Instagram katanya polisi pakai peluru, massa digebukin lah. Mungkin awal-awal kita kesel juga, polisi kok kelihatan jahat benar, sebelum makin ke sini makin banyak berita yang positif gitu," ujar Dio. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah/Nila Irdayatun)
WOW TODAY: