Terkini Daerah
Terungkap Motif Sugeng, Pelaku Mutilasi di Malang Bunuh Korbannya karena Tak Bisa Puaskan Nafsu
Sugeng pelau mutilasi di Malang, mengaku bahwa ia membunuh korban lalu memutilasinya. Hal itu dilakukan lantaran tidak terpuaskan saat hubungan intim.
Penulis: AmirulNisa
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNWOW.COM - Fakta baru kasus mutilasi wanita di Pasar Besar Malang akhirnya terungkap.
Sugeng Angga Santoso, pelaku mutilasi memutilasi korbannya karena dianggap tidak bisa memuaskan pelaku saat berhubungan intim.
Dikutip dari SuryaMalang.com, Senin (20/5/2019), pelaku mengakui telah membunuh korban sebelum akhirnya memutilasi menjadi beberapa bagian,
Pada pemberitaan sebelumnya, pelaku tidak mengakui telah membunuh korban.
Ia hanya mengaku telah melakukan mutilasi dengan memotong anggota tubuh korban menjadi enam bagian.
Sementara dari hasil otopsi Dokter Forensik menemukan, bahwa korban memiliki penyakit pada paru-parunya.
• Kronologi Kasus Mutilasi di Pasar Besar Malang, Mulai dari Perkenalan hingga Pembunuhan Korban
Penyakitnya tersebut yang diduga menjadi penyebab korban meninggal
Sehingga kasus sempat disebut bukanlah sebuah pembunuhan.
Tapi akhirnya pelaku mengaku, sempat mengajak korban untuk melakukan hubungan intim.
Namun, korban tidak dapat memuaskan nafsu dari pelaku sehingga akhirnya dibunuh dan dimutilasi.

Kronologi Kejadian
Awal mula kejadian yaitu pada tanggal 7 Mei 2019 saat korban dan Sugeng bertemu.
Korban bertemu Sugeng dengan tujuan untuk meminta uang.
Namun karena Sugeng tidak memiliki uang, ia memberikan makanan kepada korban.
Setelah korban menyelesaikan makan, Sugeng mendekati korban dan mulai menggoda korban.
Kejadian tersebut terjadi di Jalan Laksamana Martadinata.
Sugeng lantas mengajak korban ke parkiran Matahari Pasar Besar atau lokasi tempat kejadian perkara (TKP).
Di TKP itu lah, Sugeng mengajak korban untuk berhubungan intim.
Karena saat berhubungan intim Sugeng merasa tidak terpuaskan, ia pun melakukan pemerkosaan pada korban.
Aksi pemerkosaannya tersebut membuat korban pingsan.
Sebelum membunuh korban, Sugeng menato kedua telapak kaki korban.

Pada telapak kaki kanan, Sugeng menuliskan namanya 'SUGENG'.
Sedangkan pada kaki kiri, ia menuliskan kalimat 'WAHYU YANG KUTERIMA DARI GEREJA COMBORAN KETEMU TUHAN YESUS DAN KERABATNYA'.
"Tersangka mentato telapak kaki korban dengan menggunakan jarum sepatu. Dan korban dalam keadaan hidup. Berbeda dari keterangan sebelumnya yang mentato korban dalam keadaan meninggal dunia," ucap Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri, Senin (20/5/2019).
Setelah menato kedua telapak kaki korban, Sugeng meninggalkan TKP dan kembali lagi pada pukul 01:30 WIB dini hari.
Pada dini hari itu, Sugeng langsung memotong leher korban dengan menggunakan gunting.
• Terbukti Sugeng Tak Bunuh Korban Mutilasi di Pasar Besar Malang, Asal Usul Tulisan Wasiat Terungkap
Aksi tersebut dilakukan saat korban masih dalam kondisi tertidur.
Untuk menghilangkan jejak, Sugeng menyembunyikan tubuh korban di toilet.
Karena kondisi toilet yang sempit, Sugeng memotong kedua tangan dan kaki korban.
Sugeng pun menyembunyikan badan korban di toilet, sementara kepala serta kedua tangan dan kaki korban di sembunyikan di bawah tangga yang menuju ke arah Matahari.
Pelaku mengaku tidak terima saat korban tidak bisa memenuhi nafsunya.
"Motifnya ini korban tidak bisa memenuhi nafsu Sugeng untuk diajak berhubungan intim, karena keluar darah dari kemaluan korban," ucap Asfuri.
• Sewa Pembunuh untuk Habisi Nyawa Suami, Istri Andalkan BPJS Kematian Korban untuk Bayar Pelaku
Hasil Otopsi
Korban telah diotopsi di Rumah Sakit Saiful Anwar Kota Malang dan menemukan hasil bahwa pelaku sudah melakukan aksi brutal pada organ intim korban.
Kekerasan pada organ intim tersebut dilakukan saat pelaku mencoba untuk melakukan hubungan intim.
Dari hasil otopsi, menyebutkan bahwa korban meninggal karena dibunuh bukan karena sakit.
Hal tersebut dipastikan setelah menemukan bercak darah di pakaian yang dikenakan pelaku.
Selain itu ditemukan pula bercak darah yang sudah mengering di lokasi kejadian atau TKP.
• Istri Selingkuh Terbongkar dari Masalah Utang, Suami Bacok Korban yang Ternyata Temannya: Saya Lega
"Secara teori medis bila ada temuan genangan darah yang banyak di TKP, bisa disimpulkan bahwa pada saat digorok, korban masih dalam keadaan hidup," terangnya.
Sedangkan hasil dari ahli psikologi mengatakan bahwa pelaku memang pandai menutup-nutupi kejadian sebenarnya.
Sehingga kebohongannya yang pertama sempat dipercaya pihak kepolisian.
Diketahuinya hal tersebut berdasarkan pernyataan pelaku yang selalu konsisten.
Sugeng selalu bisa menceritakan proses terjadinya kasus tersebut, secara detail dari awal hingga akhir.
Hal tersebut berarti pelaku telah mendesain semuanya agar semua orang percaya pada cerita yang dibuat.
"Saat melakukan perbuatannya pelaku ini dalam keadaan sadar dan normal. Atau tidak dalam gangguan berfikir atau gangguan jiwa. Jadi ini murni pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku," ucap Asfuri.
(TribunWow.com/Ami)
WOW TODAY