Pilpres 2019
Ferdinand Nyatakan Berhenti Dukung Prabowo-Sandi, Kembali Singgung Istilah 'Setan Gundul'
Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyatakan berhenti mendukung pasangan calon Prabowo-Sandiaga.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
"Capresnya Prabowo. Tapi nuntut SBY yang berjuang di front paling depan.
SBY dituding "abu-abu", "licik", "pengkhianat", karena curahkan waktu untuk Ibu Ani yang sakit di Singapura.
Ibu Ani bahkan dituding sakit palsu. Ada yang menyumpahi cepat mati.
Pak Prabowo? Diam saja," tulis Rachland.
• Tanggapan Gerindra saat Demokrat Singgung Prabowo yang Belum Undang AHY Pasca-Pilpres 2019
Istilah Setan Gundul
Sementara itu, terkait istilah setan gundul yang disebutkan Ferdinand, diketahui bahwa istilah tersebut pertama kali diucapkan oleh Mantan Kader Demokrat Andi Arief.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Andi Arief melalui akun Twitternya @AndiArief__ menyebut bahwa ada kelompok tertentu yang memberikan informasi sesat ke calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Ia menyebut bahwa Partai Demokrat ingin menyelamatkan Prabowo dari kelompok yang menyebut angka kemenangan 62 persen.
Kelompok tersebut disebut Andi Arief sebagai 'setan gundul'.
'Setan gundul', terang Andi Arief, telah menyesatkan Prabowo dengan memberikan informasi perolehan suara tersebut.
"Partai Demokrat ingin menyelamatkan Pak Prabowo dari perangkap sesat yang memasok angka kemenangan 62 persen," ujar Andi Arief seperti dikutip dari akun Twitternya, Senin (6/5/2019).
"Dalam koalisi adil makmur ada Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan rakyat. Dalam perjalanannya muncul elemen setan gundul yang tidak rasional, mendominasi dan cilakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya. Setan Gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen," kata dia.
"Gerakan rakyat itu hancur lebur karena setan gundul memberi info sesat 02 menang 62 persen. Tidak ada people power berbasis hoaks," tutur Andi Arief.
(TribunWow.com/Ananda)
WOW TODAY