Breaking News:

Tips Kesehatan

Penjelasan Lengkap soal Cacar Monyet, dari Pengertian, Penularan, Gejala, hingga Pengobatan

Berikut ini penjelasan lengkap soal cacar monyet atau monkepox, mulai dari pengertian, penularan, gejala, hingga pengobatan dan pencegahannya.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
Laman resmi WHO/CDC Public Health Image Library
Gambar orang yang terkena Monkeypox atau cacar monyet 

Pada tahun 2017 Nigeria mengalami wabah terbesar yang terdokumentasi, sekitar 40 tahun sejak negara tersebut mengkonfirmasi kasus monkeypox terakhir.

Sementara, pada tahun lalu terdapat tiga kasus monkeypox yang dua diantaranya di Inggris dan satu kasus di Israel.

Monkeypox atau Cacar Monyet Ditemukan di Singapura, Berikut Penjelasan, Gejala, hingga Pengobatan

2. Penularan

Infeksi pada kasus cacar monyet ini terjadi akibat kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit atau mukosa pada hewan yang terinfeksi.

Di Afrika, infeksi tersebut didokumentasikan terjadi melalui kontak dengan kera yang terinfeksi, tikus dan tupai raksasa Gambia.

Selain itu, makan daging hewan terinfeksi yang tidak dimasak dengan sempurna juga menjadi faktor risiko yang menyebabkan seseorang terkena virus.

Penularan sekunder, atau dari manusia ke manusia, dapat terjadi akibat adanya kontak langsung dengan lendir dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi, lesi kulit orang yang terinfeksi atau benda yang baru-baru ini terkontaminasi oleh cairan yang keluar dari tubuh pasien atau dari lesi.

Penularan terjadi terutama melalui tetesan partikel pernapasan yang biasanya membutuhkan kontak tatap muka yang berkepanjangan, hal ini menjadikan anggota rumah tangga dari orang yang terinfeksi berisiko infeksi yang lebih besar.

Penularan juga dapat terjadi dengan inokulasi atau melalui plasenta (monkeypox bawaan).

Namun hingga saat ini, masih belum ada bukti bahwa penularan dari orang ke orang saja dapat mempertahankan infeksi monkeypox pada populasi manusia.

3. Gejala Monkeypox

Masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) dari cacar monyet biasanya dari 6 hingga 16 hari, tetapi dapat juga berkisar dari 5 hingga 21 hari.

Infeksi dapat dibagi menjadi dua periode:

  • periode invasi (0-5 hari) ditandai dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, mialgia (nyeri otot) dan asthenia yang intens (kekurangan energi);
  • periode erupsi kulit (dalam 1-3 hari setelah munculnya demam) di mana berbagai tahap ruam muncul sering dimulai pada wajah dan kemudian menyebar di tempat lain di tubuh. Wajah (dalam 95% kasus), dan telapak tangan dan telapak kaki (dalam 75% kasus) paling terpengaruh. Evolusi ruam dari maculopapules (lesi dengan basis datar) ke vesikel (lepuh berisi cairan kecil), pustula, diikuti oleh kerak terjadi dalam waktu sekitar 10 hari. Mungkin perlu waktu tiga minggu sebelum semua itu lenyap dari kulit.

Jumlah lesi bervariasi dari beberapa hingga beberapa ribu, mempengaruhi membran mukosa mulut (pada 70% kasus), genitalia (30%), dan konjungtiva (kelopak mata) (20%), serta kornea (bola mata). 

Beberapa pasien mengalami limfadenopati parah (pembengkakan kelenjar getah bening) sebelum munculnya ruam, yang merupakan ciri khas dari cacar monyet dibandingkan dengan penyakit serupa lainnya. 

Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 14 hingga 21 hari.

Kasus yang parah terjadi lebih sering pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi. 

Untuk kasus kematian terjadi bervariasi, tetapi berdasarkan yang dilaporkan, terdapat kurang dari 10% dari kasus yang sebagian besar dialami anak-anak.

Halaman
123
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved