Breaking News:

Pemilu 2019

Mardani Ali Ungkap Alasan Kesalahan Saksi Pemilu yang Ditemukannya di Banyak TPS

Mardani Ali Sera membeberkan temuannya soal rata-rata kesalahan oleh saksi Pemilu 2019 dan ungkap alasan masih ditemukannya kesalahan tersebut.

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUN/HandOut
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera. 

TRIBUNWOW.COM - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera membeberkan temuannya soal rata-rata kesalahan oleh saksi Pemilu 2019.

Bahkan Mardani juga mengungkapkan alasan masih ditemukannya kesalahan tersebut.

Hal itu disampaikan Mardani melalui channel YouTube milik Anggota BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Vasco Ruseimy di Macan Idealis, Minggu (12/5/2019).

Disinggung soal Hentikan Tagar 2019GantiPresiden, Mardani Ali Sera: Saya Punya Tanggung Jawab

Mulanya Mardani menyampaikan apresiasinya kepada seluruh saksi atas ketekunannya dalam mengiring Pemilu 2019.

Kendati demikian, Mardani mengatakan masih menemukan tulisan soal C1 yang tidak benar dari para saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS)

Untuk itu ia meminta supaya bersama-sama membongkar jika ada tindak kecurangan pada pemilu serentak kali ini.

"Karena tekunnya, beberapa harus bongkar kotak suara lagi, bukan karena kecurangan waktu," ujar Mardani, oleh Tribunwow.com dari YouTube Macan Idealis, Senin (13/5/2019)

"Tapi nulis C1-nya tidak benar, ayo bongkar bareng-bareng."

"Ini adalah proses yang benar-benar melelahkan, tapi hati-hati saya apresiasi," sambungnya.

Mendengar hal itu, Vasco lantas menanyakan kasus apa saja yang ditemukan Mardani di setiap TPS yang telah di datanginya.

"Ada kasus apa yang Abang Mardani temukan di tiap-tiap TPS itu?" tanya Vasco.

BPN Mengaku akan Segera Ungkap Seluruh Rincian Data Klaim Kemenangan Prabowo-Sandi: Kejutan

Dengan tegas Mardani menjelaskan bahwa rata-rata yang kesalahan yang ditemukannya dari salah pencatatan saat saksi mencatat suara masuk.

"Rata-rata salah perhitungan atau pencatatan," jelas Mardani.

"Ada yang cuma nyatat partainya saja, ada yang calegnya saja."

"Artinya caleg sama surat suara tidak sah dijadikan satu," imbuhnya.

Ia juga mengungkapkan alasan kesalahan tersebut masih ditemukan.

Mardani menilai bahwa hal itu disebabkan kurangnya bimbingan teknis kepada para saksi.

"Mungkin bimbingan teknisnya kurang atau mungkin karena kelelahan karena sudah hampir 20 jam bekerja terus baru nyatat-nyatat ya wajar sih," tandas Mardani.

BPN Kembali Blak-blakan soal Sumber Klaim Kemenangan Prabowo-Sandi, Tak Hanya dari SMS

Simak videonya dari menit 3.15.

Tanggapan Mardani soal Konsekuensi keputusan pada Pemilu 2019

Mardani yang juga sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR RI buka suara soal konsekuensi keputusan pada Pemilu 2019.

Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu disampaikan Mardani melalui acara Mata Najwa di Trans7 yang dipandu oleh pembawa acara Najwa Shihab, Rabu (8/5/2019) malam.

Diketahui Pemilu 2019 merupakan pemilu pertama kali yang dilakukan secara serentak.

Lalu, Najwa memaparkan sejumlah data pertimbangan Mahkamah Konstitusi (MK) saat memutuskan soal Pemilu 2019.

"Yang jelas waktu itu kan pertimbangan MK memutuskan, salah satunya mengurangi pemborosan waktu, mengurangi konflik atau gesekan horizontal di masyarakat, kemudian disebutnya akan memperhemat biaya yang dikeluarkan, memperkuat sistem presidential," ujar Najwa.

"Adakah hal-hal yang memang ketika itu tidak terbayangkan konsekuensi logis dari keputusan ini Bang Mardani?" tanya Najwa.

Dikabarkan Heboh Dicekal karena Kasus Makar tapi Tak Jadi, Kivlan Zen Tanya ke Polisi: Ada Apa Ini?

Sebelum menanggapi pertanyaan itu, Mardani menyampaikan apresiasinya terhadap para petugas KPPS yang semangat mengiring pemilu kali ini.

Namun demikian, dirinya juga mengaku prihatin atas meninggalnya ratusan para petugas KPPS.

Terkait itu, Mardani turut menyatakan bahwa pihaknya tidak ingin terburu-buru untuk melakukan evaluasi total Pemilu 2019.

Ia menjelaskan bahwa pemilu sudah berjalan sesuai Undang-Undang.

"Kami sendiri tentu tidak ingin cepat-cepat melakukan evaluasi total, karena komunikasi dengan KPU, Bawaslu, DKPP," papar Mardani.

"Mereka para penyelenggara ini, Undang-Undang 7 Tahun 2017 penyelenggara itu ada tiga KPU, Bawaslu, DKPP."

"Peserta pemilu juga ada tiga jangan lupa, capres-cawapres, partai politik, dan para calon anggota DPD," imbunya,

Mardani menjelaskan bahwa seluruhnya itu memiliki catatan dan supaya komprehensif memerlukan waktu tersendiri.

Jubir TKN Ace Hasan Komentari soal Pria Ancam Penggal Jokowi: Ada Pihak yang Selalu Memprovokasi

Lebih lanjut, Mardani menjelaskan pertimbangan MK terkait Pemilu 2019.

Ia mengaku ada dampak negatif dari pemilu serentak ini dibalik sejumlah hal positif lainnya.

"Nah MK sendiri ketika membuat pertimbangan niatnya baik ya," jelas Mardani.

"Tadi Prof Hamdi Muluk bilang ada politik dagang sapi, ketika pileg atau pilpres, siapa dapat angka itu yang menjadi tiket tentu ini bisa dihilangkan, niatnya,"

"Tadinya ada pileg dan pilpres terpisah, dua kali kerja dijadikan satu."

"Secara kerangka teoritisnya MK sudah benar, apalagi MK sifatnya final dan mengikat."

"Tetapi ada problem the evil in this detail," sambungnya.

Lalu ia menceritakan pengalamannya yang pernah mengikuti simulasi pemilu bersama dengan kawan-kawannya.

"Ketika satu TPS DPT-nya 500 itu sampai jam 02.00 WIB dini hari, makanya kenapa sekarang TPS-nya cuma 300," jelas Mardani.

"Karena ketika kita buat simulasi untuk 300 sampai jam 00.00 WIB malam."

"Ada banyak detailnya," tambahnya.

Gerindra Minta Demokrat Mundur dari Koalisi Prabowo, TKN: Kalau Ingin Gabung Jokowi, Kita Welcome

Untuk itu, ia mengimbau kepada semuanya supaya membuat catatan evaluasi supaya pemilu benar-benar menjadi pesta demokrasi rakyat.

"Oleh karena itu monggo (silakan -red) saya mengimbau semua baik penyelanggara, peserta pemilu, masyarakat juga khususnya, teman-teman yang di bawah, buat evaluasi kita perlu membahas secara tuntas pemilu kita biar benar-benar jadi pesta rakyat, bukan jadi tragedi demokrasi," tandas Mardani.

Simak videonya dari menit 5.10.

(TribunWow.com/Atri Beti)

WOW TODAY:

Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved