Breaking News:

Pilpres 2019

Demokrat Diminta Mundur dari Koalisi, Ferdinand Justru Pertanyakan Siapa Sebenarnya Arief Poyuono

Ferdinand Hutahaean justru mempertanyakan siapa sebenarnya Arief Poyuono yang diketahui sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. 

TRIBUNWOW.COM - Kepala Divisi Advoasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean justru mempertanyakan siapa sebenarnya Arief Poyuono yang diketahui sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.

Hal itu dipertanyakan Ferdinand dalam menanggapi pernyataan Arief Poyuono yang meminta Demokrat supaya mundur dari Koalisi Adil Makmur.

Diketahui bahwa permintaan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono.

BPN Kembali Blak-blakan soal Sumber Klaim Kemenangan Prabowo-Sandi, Tak Hanya dari SMS

Terkait itu, bahkan Ferdinand mengatakan bahwa permintaan tersebut tak digubris oleh pihaknya.

Hal itu disampaikan Ferdinand melalui tayangan Prime News di CNN Indonesia, Sabtu (11/5/2019).

"Tapi kalau tuduhan meminta keluar dari kolisi sama sekali tidak kami gubris," ujar Ferdinand.

"Karena bagi kami Partai Demokrat, ya mohon maaf sebetulnya Arief Poyuono ini kami pertanyakan siapa sih sebetulnya,' sambungnya.

Selain itu Ferdinand mengaku, selama pemilu ia tidak pernah bertemu dengan Arief Poyuono saat berada di kediaman Prabowo.

BPN Mengaku akan Segera Ungkap Seluruh Rincian Data Klaim Kemenangan Prabowo-Sandi: Kejutan

Menurutnya, jika benar sebagai elite maka Arief Poyuono seharusnya sering berada di rumah Prabowo untuk memperkuat dukungan kepada kubu 02.

"Karena saya pribadi, puluhan kali saya wara-wiri ke Kertanegara dan ke kediaman Pak Prabowo selama proses pemilu ini, saya tidak pernah melihat Poyuono di sana," kata Ferdinand.

"Di BPN pun tidak ada."

"Jadi siapa dia sebetulnya?" tambahnya.

Untuk itu Ferdinand menegaskan Demokrat tidak menganggap terlalu serius soal permintaan Arief Poyuono tersebut.

Namun, mengenai tudingan Arief Poyuono yang menyebut Jokowi memberikan jaminan hukum kepada keluarga SBY ditanggapi serius oleh partai belambang mercy itu.

UPDATE Real Count Situng KPU Pilpres 2019, Data Masuk 77,7 Persen, Lihat Perolehan Jokowi Vs Prabowo

Ferdinand juga menegaskan, hubungan antara Demokrat dan Gerindra selama ini masih terjalin dengan baik.

"Kami tidak menemukan Arief Poyuono ini sebagai seseorang yang penting di Gerindra," kata Ferdinand.

"Sehingga hubungan antara Demokrat secara partai dengan Gerindra tidak ada masalah," tandasnya.

Simak videonya dari menit 7.40:

Arief Puyuono Tuding Demokrat

Sebelumnya, Arief Poyuono menuding Presiden Jokowi memberikan jaminan hukum pada keluarga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ia sebut banyak terlibat kasus korupsi.

Arief mencontohkan kasus korupsi proyek Hambalang.

"Saya tahu kok kenapa kayak undur-undur, maklum belum clear jaminan hukum dari Kangmas Joko Widodo bagi keluarga SBY yang diduga banyak terlibat kasus korupsi, kayak kasus korupsi proyek Hambalang," kata Arief.

Soal Arief Poyuono, Gerindra Minta Demokrat Berbesar Hati: Sama seperti kalau Ada Twit Andi Arief

 

Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono
Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono (Tribunnews.com)

Hal tersebut kemudian membuat Arief meminta agar Partai Demokrat keluar saja dari Koalisi 02.

"Demokrat sebaiknya keluar saja dari Koalisi Adil Makmur. Jangan elitenya dan Ketum kayak serangga undur-undur ya. Mau mundur dari koalisi aja pake mencla mencle segala," ujar dia.

Arief juga menyebutkan bahwa pihaknya tidak keberatan jika nantinya Demokrat keluar dari koalisi Indonesia Adil dan Makmur.

Pasalnya, menurut Arief, Demokrat selama ini juga tidak memberikan pengaruh dalam memenangkan Prabowo-Sandi dalam kontestasi Pilpres 2019.

Arief menilai, keberadaan Partai Demokrat di koalisi justru membuat suara Prabowo-Sandi menurun.

 Reaksi Sandiaga soal Waketum Gerindra Minta Demokrat Mundur dari Koalisi: Saya Kritisi Pak Arief

"Monggo keluar aja deh, wong nggak ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo-Sandi kok selama ini. Malah menurunkan suara lo," papar Arief.

Terkait pernyataan jaminan hukum Jokowi pada SBY, Arief menilai sang capres petahana tentu akan akan bisa menjamin keluarga SBY tak akan diproses hukum oleh KPK.

"Sebab Kangmas (Jokowi) itu selama ini jelas sangat mendukung pemberantasan korupsi. Dan saya yakin nasibnya Demokrat akan seperti kayak tokoh aswatama setelah Perang Bharatayudha. Enggak diterima di mana-mana dan nanti juga oleh koalisi parpolnya Ibu Mega akan ditolak masuk koalisi dan enggak ada yang mau koalisi sama Demokrat tuh," ungkap dia.

Presiden SBY.
Presiden SBY. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Sebelumnya, Partai Demokrat dan SBY juga mendapatkan tudingan serupa dari Mantan Kepala Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen TNI (Purn), Kivlan Zen.

Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Kamis (9/5/2019), Kivlan Zen mengatakan Partai Demokrat berusaha menjegal calon presiden kubu 02 Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2019.

Hal itu diungkapkan Kivlan Zen di sela aksi demo di Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019).

Ketua DPP Partai Demokrat Minta Pimpinan Gerinda Tegur Arief Poyuono

Ia menyebut Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Demokrat ingin menjegal Prabowo Subianto agar gagal menjadi capres di Pilpres 2019.

"Saya tahu sifatnya mereka ini saling bersaing antara Prabowo dan SBY. Dia tak ingin ada jenderal lain yang jadi presiden, dia ingin dirinya sendiri dan dia orangnya li**k. Sampaikan saja bahwa SBY li**k," ujar Kivlan.

Kivlan juga mengatakan bahwa SBY merupakan juniornya yang ia didik.

"Dia junior saya, saya yang mendidik dia, saya tahu dia orangnya li**k, dia mendukung 01 waktu menang di tahun 2014," kata Kivlan Zen.

(TribunWow.com/Atri/Ananda)

WOW TODAY:

Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved