Terkini Nasional
Persoalan Mahalnya Harga Tiket Pesawat Tak Kunjung Usai, Ekonom: Menhub Harus Berani Beri Keputusan
Mahalnya harga tiket pesawat menjadi keresahan bagi masyarakat. Namun Menteri Perhubungan tidak kunjung beri keputusan.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Mahalnya harga tiket pesawat memancing kekecewaan masyakarat.
Di media sosial, para netizen bahkan membuat tagar #PecatBudiKarya beberapa hari lalu.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menilai, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi perlu lebih berani untuk mengambil kebijakan.
Kebijakan tersebut ialah dengan menurunkan tarif batas atas tiket pesawat.
• Kata Para Perantau di Ibu Kota soal Mahalnya Harga Tiket Pesawat, Sebut Bisa Sampai Rp 4 Juta
Sebab hal itu diyakini akan membuat maskapai menurunkan harga tiketnya.
"Tarif batas atas masih terlalu tinggi dan belum untungkan konsumen," ujar Bhima kepada Kompas.com, Jakarta, Sabtu (11/5/2019).
Bhima mengatakan, naiknya harga tiket pesawat sudah terasa pada sektor lain, seperti hotel, restoran, makanan minuman, dan jasa penunjang pariwisata lainnya.
Bila dibiarkan, dikhawatirkan akan memicu gelombang PHK pada sektor pariwisata.
Berdasarkan data BPS, jumlah penumpang angkutan udara domestik hanya 12,3 juta orang pada Januari-Februari 2019 karena mahalnya harga tiket pesawat.
Angka ini mengalami penurunan 15,38 persen dibandingkan periode Januari-Februari 2018.
Pada Maret 2019, kondisinya berlanjut.
Jumlahnya hanya 6,03 juta orang, anjlok 21,9 persen dibandingkan Maret 2018.
Di saat yang sama, tingkat hunian kamar hotel berbintang di Indonesia juga mengalami penurunan.
• Kata Para Perantau di Ibu Kota soal Mahalnya Harga Tiket Pesawat, Sebut Bisa Sampai Rp 4 Juta
Pada Februari 2019, misalnya, tingkat keterisiannya hanya 52,4 persen, turun 3,8 persen dibandingkan Februari 2018.
Sebagai penguasa pasar penerbangan di Indonesia, Garuda Indonesia dinilai kunci utama turunnya harga tiket pesawat.