Pilpres 2019
Soal Kedatangan AHY, PDIP: Tanda Demokrat Sudah Sadari Betul Jokowi yang Ditetapkan Jadi Presiden
Politisi PDIP, Charles Honoris angkat bicara soal kedatangan AHY sambangi Jokowi di Istana Kepresidenan.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Charles Honoris angkat bicara soal kedatangan Ketua Kogasma, Agus Harimurti Yudhoyono yang menyambangi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu disampaikan Charles melalui acara Dua Arah di Kompas TV, Senin (7/5/2019).
Mulanya, pembawa acara menanyakan kepada Charles mengapa yang diundang oleh Jokowi adalah AHY.
Diketahui AHY merupakan sosok strategis yakni sebagai ketua Kogasma dan putra dari Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
• UPDATE Hasil Real Count KPU Selasa 7 Mei Pagi: Jokowi-Maruf Vs Prabowo-Sandiaga, Data Masuk 69%
Charles menjelaskan bahwa pertemuan antar elite politik merupakan hal yang wajar.
Apa lagi setelah pemungutan suara untuk pemilihan legislatif (pileg) mau pun pemilihan presiden (pilpres).
"Saya rasa saat ini kita sudah harus bersama-sama berpikir bagaimana ke depan kita membangun Indonesia, karena pertarungan politik begitu keras," ujar Charles.
"Begitu sudah selesai, ke depan kita hanya berbicara bagaimana bersama-sama beberapa tahun untuk Indonesia."
"Jadi pertemuan itu merupakan hal yang wajar," sambungnya.
• Bandingan Jumlah Korban KPPS dengan Korban Bom Bali, BPN Nilai Pemilu 2019 sebagai Bencana Nasional
Kemudian, Chales menyatakan terkait kedatangan AHY bisa menjadi sinyal bahwa Partai Demokrat sudah menyadari hasil quick count mau pun real count pilpres.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Jokowi sementara menang melawan Prabowo Subianto.
Untuk itu Charles menilai, kedatangan AHY ingin membicarakan masa depan bangsa dengan Jokowi jika benar menang pada Pilpres 2019.
"Bahwa AHY datang ke pertemuan dengan presiden, ini satu tanda-tanda bahwa memang Partai Demokrat atau AHY sudah menyadari betul hasil quick count, hasil real count yang 60 sekian persen sudah menunjukkan arah bahwa 22 Mei 2019 nanti, keputusan KPU kemungkinan besar kalau menurut saya hampir pasti, Pak Jokowi yang ditetapkan sebagai presiden," papar Charles.
"Oleh karena itu, AHY hadir mau membicarakan tentang masa depan Indonesia."
"Kalau bukan membicarakan tentang Indonesia dengan presiden yang akan berkuasa lima tahun ke depan ngapain juga datang, gitu kan," tambahnya.
Menangapi pernyataan tersebut, pembawa acara kembali melontarkan kepada Charles.
"Jokowi membaca arah dari Partai Demokrat yang akan bersikap nanti setelah 22 Mei 2019?" tanya pembawa acara.
• Soal Wiranto yang Ancam Tutup Media, Fahri Hamzah Sebut Berlebihan: Tokoh Jawab Dong, Jangan Panik
Charles menjelaskan bahwa jika benar mantan Gubernur DKI Jakarta itu terpilih kembali menjadi presiden, maka alasan Jokowi bertemu dengan AHY karena ingin meninggalkan warisan abadi.
"Yang pasti sekali lagi membangun kabinet adalah prioritas presiden," jelas Charles.
"Karena kalau kita lihat Presiden Jokowi akan berkuasa lima tahun ke depan, tentu saja Pak Jokowi ingin meninggalkan sebuah legacy ever lasting (warisan abadi -red)."
"Legacy yang akan berbekas sehingga pasti nanti akan menyusun kabinet dengan cermat sehingga kerja-kerja pemerintah Jokowi akan efektif ya," tamdasnya.
Ia kembali menegaskan bahwa kunjungan AHY tersebut bukan berarti nantinya Partai Demokrat akan bergabung di kabinet Jokowi.
Simak video dari menit 6.28.
(TribunWow.com/Atri Beti)
WOW TODAY: