Kabar Tokoh
Nyatakan PAN Tak akan Terlibat People Power, Bara Hasibuan: Justru Buat Situasi Tegang
Bara Hasibuan menyatakan bahwa partainya tidak akan terlibat 'people power' atau menggerakan massa seperti yang disampaikan oleh Amien Rais.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Bara Hasibuan menyatakan bahwa partainya tidak akan terlibat 'people power' atau menggerakan massa seperti yang disampaikan oleh Amien Rais.
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, hal itu disampaikan Bara dalam diskusi 'No People No Power: Silahturahmi Politik Paska Pemilu' di D'Hotel, Guntur, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2019).
Bara mengungkapkan bahwa saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pelantikan Gubernur Maluku, gestur Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan tak menunjukkan ingin terlibat dalam 'people power' seperti yang digaungkan Amien Rais.
• Ustaz Abdul Somad Menangis Kenang Rekan se-Kampus yang Telah Meninggal, Ceritakan Kenakalan Mereka
Ia juga menyatakan, jika sampai terjadi 'people power' justru membuat situasi menjadi lebih tegang.
"Kita sadar itu, kita tidak ingin ikut dalam gerakan yang justru akan membuat situasi tegang tanpa ada dasar tanpa ada data valid untuk mendukung tuduhan tersebut," papar Bara.
Bara lantas menegaskan, 'people power' tak relevan dilakukan sebab dalam pemerintahan Jokowi tidak melakukan pelanggaran terhadap konstitusi.
"Itu (pertemuan Zulkifli dan Jokowi) menunjukkan ada sikap negarawan dan sikap untuk menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan partisan sendiri," ujar Bara.
"Apalagi kita juga tidak ingin terlibat dalam tuduhan tidak ada dasar, klaim tidak ada dasarnya," tandasnya.
Diberitakan dari Tribunnews.com, sebelumnya Bara juga sempat menyebut bahwa pertemuan yang dilakukan oleh Zulkifli Hasan memang sebagai Ketua MPR, namun posisi Ketum PAN tetaplah melekat.
"Itu menunjukkan sikap kenegarawanan dari Pak Zulkifli sebagai ketua MPR dan posisinya tidak bisa dipisahkan Pak Zul adalah Ketum PAN," kata Bara Hasibuan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (25/4/2019).
Bara Hasibuan lantas menyebutkan bahwa saat ini PAN sedang meninjau ulang posisi koalisi, terlebih karena pilpres sudah selesai.
"Yang jelas kita kan akan melihat posisi kita lagi ya, kan pemilihan presiden sudah selesai, ya jadi kita lihat nanti kedepannya gimana," katanya.
• Pelaku Teror di Sri Lanka Disebut Rencanakan Serangan Lanjutan, Kepolisian Waspada
Ia menyebutkan, Jokowi dan Zulkifli Hasan juga sudah berkomunikasi, sehingga tinggal menunggu saja apakah pertemuan itu akan berujung pada reposisi koalisi atau tidak.
"Yang penting sudah mereka bertemu dulu dan itu menunjukan sikap kenegarawanan, ke depannya bagaimana apakah akan ada repositioning nanti kita lihat," katanya.

Sementara sebelumnya, Zulkifli Hasan yang ditemui wartawan seusai pertemuan mengatakan dirinya membahas mengenai durasi pemilu tahun ini yang terlalu lama.
"Ya, kalau silaturahmi kan pasti banyak yang kita bicarakan, soal pemilu terlalu lama sampai 8 bulan, habis energi," kata Zulkifli Hasan kepada wartawan usai pelantikan.
• Fadli Zon Tanggapi Pernyataan Mahfud MD: Sebaiknya Belajar Sejarah Lagi
Ia juga menuturkan tak membicarakan rencana rekonsiliasi anatara kubu Jokowi dengan capres 02 Prabowo Subianto.
Meski tak membahas keduanya, namun Zulkifli Hasan mengaku akan mendukung pertemuan keduanya.
"Bagus kalau bisa (bertemu)," ucap dia.
Amien Rais Sampaikan Ancaman 'People Power'
Ancaman 'people power' sempat rampai diperbincangkan setelah dilontarkan oleh politikus PAN, Amien Rais.
Ancaman tersebut disampaikan Amien Rais saat Apel 313 yang digelar di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (31/3/2019).
Saat itu Amien Rais mengancam bakal menggerakkan massa apabila ada kecurangan di Pemilu 2019.
"Kalau sampai tim kami bisa membuktikan ada kecurangan yang sistematis, terukur dan masif, kami akan bertindak tidak perlu lagu kami datang ke MK. Kami menggerakkan rakyat (people power)," ujar Amien Rais, dikutip dari Tribunnews.com.
Pernyataan Amien Rais itu kemudian ramai diperbincangkan dan menuai polemik.
• Said Didu Komentari Penjelasan Mahfud MD soal Provinsi Garis Keras, Ferdinand: Ada yang Tak beres
Sebagian memberikan kritik, sebagian lagi mencoba meluruskan maksud Amien Rais.
Selain itu, setelahnya Amien Rais kembali mendengungkan soal 'people power' menjelang pemungutan suara seperti dalam program Fakta tvOne yang tayang pada Senin (15/4/2019) malam.
Pada kesempatan itu, Amien Rais menjelaskan bahwa 'people power' yang disebutnya itu memiliki tahapan-tahapan.
"Yang paling enteng adalah 'people power' yang tidak usah turun ke jalan raya tetapi menggunakan senjata yang lebih tajam dari bedil maupun dari revolver atau pistol. Yaitu handphone atau smartphone," kata Amien Rais.
Amien Rais menjelaskan, maksud dari pemaparannya itu adalah meminta 'people power' yang dalam arti tiap TPS harus diawasi sejak dari permulaan sampai akhir penghitungan.
"Kemudian C1 diamankan oleh smartphone itu, di semua TPS sehingga tiap kelurahan itu harusnya diketahui tengah malam sudah selesai," papar Amien Rais.
"Bayangkan kalau satu kelurahan ada 80 atau 120 TPS, maka TPS itu masing-masing ada C1nya maka secepat mungkin diketahui hasilnya sebelum tengah malam," sambung dia.
• Singgung Rakyat yang Awasi Petugas, Said Didu: Pemilu 2019 Hasilkan Keajaiban Dunia
Amien Rais menilai, jika sudah dilaporkan ke masing-masing ke kecamatan dan langsung dilaporkan ke rekapitulasi gabungan relawan, maka kecurangan-kecurangan yang akan sulit untuk dilakukan.
"Karena dokumentasi yang real di TPS sekelurahan, kecamatan, kecamatan sekian kelurahan, sudah fix gitu," ujar dia.
Amien Rais menegaskan, hal tersebut berlaku untuk kedua kandidat pilpres, baik pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun pasangan calon 02, Prabowo-Subianto Sandiaga Uno.
Bahkan, Amien Rais menyampaikan ancaman jika nantinya dia mengetahui kalau Prabowo berlaku curang.
"Kalau sampai Prabowo curang, saya gasak. Betul-betul harus dimentahkan," tegas Amien Rais.
Simak videonya:
(TribunWow.com)
WOW TODAY: