Breaking News:

Pilpres 2019

Kritik Mahfud MD soal 'Provinsi Garis Keras', Imelda Sari: Katanya Anda Paling Ngerti Pancasila?

Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari menyampaikan kritik pada Mahfud MD terkait 'provinsi garis keras'.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
KompasTV
Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari 

TRIBUNWOW.COM - Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari menyampaikan kritik pada Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Mahfud MD terkait 'provinsi garis keras'.

Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Imelda Sari melalui kicauan di akun Twitter @isari68, Senin (29/4/2019).

Dalam kicauannya itu, Imelda Sari mempertanyakan pernyataan Mahfud MD, terlebih yang ditujukan untuk Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Said Didu Tanggapi Mahfud yang Anggap Cuitannya soal Provinsi Garis Keras Buat Refrizal Terprovokasi

Imelda Sari lantas membeberkan sumbangsih Sumbar untuk Indonesia.

Ia lantas meminta agar Mahfud MD tak membicarakan sejarah Sumbar jika tidak tahu sumbangsih pemikiran para tokoh Sumbar dalam revolusi Indonesia.

Imelda Sari lantas mengaku kecewa pada Mahfud MD.

Ia bahkan meminta Mahfud MD untuk membaca buku sejarah Islam di Indonesia.

Di akhir kicauannya, Imelda meminta agar Mahfud menjaga demokrasi, terlebih soal kecurangan pemilu yang ramai disoroti.

Tak Setuju pada Pernyataan Mahfud MD, Andre Rosiade Ungkap Alasan Masyarakat Sumbar Tak Pilih Jokowi

Berikut kicauan lengkap Imelda Sari:

"1.Kata orang makin tua, makin bijak. Bukan makin tua bikin gaduh dg menebalkan polarisasi.

Katanya Anda yg paling mengerti Pancasila Pak @mohmahfudmd Anda tahu sumbangsih terbesar Sumbar awal abad XX?

Pesantren moderen didirikan & Sekolah Radja buah dari Politik Etis Belanda 1901

Kicauan Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari, Senin (29/4/2019).
Kicauan Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari, Senin (29/4/2019). (Twitter @isari68)

2. Orang belajar ke Sumbar awal abad XX masuk ke Diniyah Putri Padang Panjang, Sumatera Thawalib, INS Kayu Tanam bukan hanya dari Sumbar justru dari luar Sumbar termasuk Oma saya dari Sulawesi.

Guru Guru lulusan terbaik Sekolah Radja menyebar ke seluruh Nusantara pada masa tsb.

Kicauan Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari, Senin (29/4/2019).
Kicauan Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari, Senin (29/4/2019). (Twitter @isari68)

3. Jangan bicara sejarah di Sumbar kalau Anda tidak tahu sumbangsih pemikiran para founding fathers dalam Revolusi Indonesia.

Anda tahu PDRI u menyelamatkan Republik @mohmahfudmd .PRRI karena ekonomi yg tdk seimbang antara Jawa dan Sumatera ms tsb bukan seperti yg Anda simpulkan.

Kicauan Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari, Senin (29/4/2019).
Kicauan Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari, Senin (29/4/2019). (Twitter @isari68)

Karni Ilyas Koreksi Pernyataan Mahfud MD yang Viral: Tidak Ada Hubungannya dengan Islam Garis Keras

4. Saya kecewa selevel Anda Pak @mohmahfudmd bicara urusan Pilpres dg bikin polarisasi seolah olah Islam yg benar hanya milik satu kelompok.

Maaf Pak Anda buka lagi buku sejarah baca, sejarah Islam di Indonesia dari masa ke masa.

Mau yg masuk di Jawa, Sumatera atau daerah lainnya

Kicauan Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari, Senin (29/4/2019).
Kicauan Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari, Senin (29/4/2019). (Twitter @isari68)

5. Jauh lebih baik sebagai Senior Pak @mohmahfudmd & sangat paham hukum Anda berikan masukan menjaga demokrasi dlm urusan penyelenggaraan Pemilu kali ini,

termasuk soal kecurangan yg masif dan cara kerja @KPU_ID yg hrs disoroti telah menelan ratusan korban jiwa petugas saat ini," tulis Imelda Sari.

Kicauan Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari, Senin (29/4/2019).
Kicauan Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari, Senin (29/4/2019). (Twitter @isari68)

Sementara itu diberitakan sebelumnya dari Metro Pagi Primetime, Selasa (23/4/2019), pernyataan Mahfud MD soal provinsi garis keras ini awalnya adalah untuk menyoroti soal sebaran kemenangan.

Saat itu, Mahfud MD menyatakan bahwa sebaran kemenangan pada Pilpres 2019, mengingatkan untuk segera melakukan rekonsiliasi.

Andi Arief Tanggapi Mahfud MD soal Provinsi Garis Keras, Singgung Wasiat Soekarno hingga Pemilu 2009

"Kalau melihat sebaran kemenangan, mengingatkan kita untuk lebih sadar, segera rekonsiliasi," ujar Mahfud MD.

"Karena saat ini kemenangan Pak Jokowi ya menang, dan mungkin sulit dibalik kemenangan itu dengan cara apapun."

"Tetapi kalau lihat sebarannya, di provinsi-provinsi yang agak panas, Pak Jokowi kalah," sambungnya.

"Dan itu, diidentifikasi tempat-tempat kemenangan Pak Prabowo, itu diidentifikasi dulunya dianggap dulunya sebagai provinsi garis keras."

"Dalam hal agama, misalnya Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan juga," ungkap Mahfud MD.

Oleh karena itu, menurut Mahfud MD saat ini sangat penting untuk membuat bangsa sadar akan keberagaman.

"Bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu, karena buktinya kemajuan dari tahap ke tahap kita raih karena kebersatuan kita," kata Mahfud MD.

"Soal kemenangan, kekalahan, itu soal waktu saja, dan kita akan segera selesai kalau dalam soal itu," imbuh Mahfud MD.

Kritik Mahfud MD soal Provinsi Garis Keras, Dahnil Anzar: Bukan Menjadi Suluh, tapi Menyulut Keruh

Pembawa acara, kemudian menanyakan soal pelanggaran pemilu kepada mantan Komisioner KPU, Hadar Nafis Gumay.

Menurut Hadar, saat ini, adanya kekurangan dalam penyelenggaraan harusnya bisa diterima.

"Yang terpenting dipastikan kalau itu memang pelanggaran atau kekeliruan terjadi, itu harus segera dikoreksi," ujar Hadar.

"Jadi itu menunjukkan kalau memang lembaga kita ini (KPU), memang lembaga yang kredibel, dan tidak mengambil posisi apapum," imbuhnya.

Terkait kecurangan-kecurangan yang ada, Mahfud MD juga turut memberikan komentar.

"Masyarakat perlu mengawasi, dan saat ini saya kira sudah mengawasi, sehingga KPU misalnya, menurut saya ya dalam pengamatan saya ini KPU sudah cukup berjalan dalam track yang benar," ungkap Mahfud MD.

"Misalnya isu-isu bahwa terjadi kecurangan dalam entry data, ke situng, itu kan dengan mudah bisa dikontrol," sambungnya.

Menurutnya, kesalahan entry data ini masih sedikit, dibanding entry data yang benar.

"Ini sampai dengan semalam [Senin (22/4/2019)], kesalahan entry data ini hanya 87 dari 179 ribu TPS yang sudah di-entry," kata Mahfud MD.

"Itu kan hanya 1/2.000, tapi kalau dihitung sekarang yang sudah diperbaiki, sekarang misalnya jadi seper empat ribu, artinya dari 4.000 TPS, hanya 1 yang keliru."

"Tapi ini bukan untuk membenarkan kesalahan ya, oleh karena itu masyarakat jangan percaya pada hoaks," sambung Mahfud MD.

Simak selengkapnya dalam video di bawah ini:

Tanggapan Mahfud MD

Mahfud MD melalui akun Twitternya menjelaskan garis keras yang ia maksud.

Dirinya memaparkan bahwa garis keras sama artinya dengan fanatik yang memiliki kesetian tinggi.

Mahfud MD mengatakan bahwa itu tidaklah termasuk dalam hal yang dilarang.

Kemudian, ia menyinggung terkait kemenangan antara kubu 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dengan kubu 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada wilayah tertentu.

Politisi Demokrat Pertanyakan Ucapan Mahfud MD soal Orang Garis Keras, Ini Penjelasan Mahfud

"Garis keras itu sama dgn fanatik dan sama dgn kesetiaan yg tinggi.

Itu bkn hal yg dilarang, itu term politik.

Sama halnya dgn garis moderat, itu bkn hal yg haram.

Dua2nya boleh dan kita bs memilih yg mana pun.

Sama dgn bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau," papar Mahfud MD.

Selain itu Mahfud MD juga menyatakan bahwa dirinya juga berasal dari wilayah garis keras.

Ia menuturkan bahwa istilah garis keras sudah biasa dipakai dalam dunia politik.

"Dlm term itu sy jg berasal dari daerah garis keras yi Madura.

Madura itu sama dgn Aceh dan Bugis, disebut fanatik krn tingginya kesetiaan kpd Islam shg sulit ditaklukkan.

Spt halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adl istilah2 yg biasa dipakai dlm ilmu politik," tutur Mahfud MD, Sabtu (27/4/2019).

Mahfud MD tanggapi kicauan Said Didu, Minggu (28/4/2019).
Mahfud MD tanggapi kicauan Said Didu, Minggu (28/4/2019). (Twitter/@mohmahfudmd)

 

(TribunWow.com)

WOW TODAY:

Tags:
Pilpres 2019Mahfud MDImelda Sari
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved