Mantan Komisioner KPK Bambang Widjojanto: Pemilu 2019 Dinilai Paling Buruk Pasca Reformasi

TRIBUNWOW.COM - Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto angkat bicara terkait proses jalannya Pemilu 2019.

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (21/4/2019), Bambang menyampaikan pendapatnya soal pelaksanaan pemilihan Presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) yang dilakukan serentak pada 17 April 2019 lalu.

Bambang menilai bahwa menurut para pengamat politik, pemilu saat ini dinilai yang paling buruk pasca reformasi.

Hal itu disampaikan Bambang dalam jumpa pers bersama para tokoh pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di SCBD, Jakarta, Minggu (21/4/2019).

"Pemilu kali ini oleh pengamat disebut pemilu terburuk pasca reformasi," jelas Bambang.

Dirinya lantas mengklaim bahwa dalam Pemilu 2019 telah terjadi banyak kecurangan.

Untuk itu, menurut Bambang perlu adanya gerakan masif dari rakyat untuk menuntur terkait kecurangan selama pemungutan suara.

Menurutnya hal itu perlu dilakukan lantaran pemilu kali tidak memenuhi asas langsung, umum, bebas, dan rahasia serta tidak memenuhi prinsip jujur dan adil.

"Kehadiran kami hari ini adalah bagian mendukung suatu kesadaran masif. Kekuatan publik yang tidak suka kecurangan terjadi saat ini," tandas Bambang.

Sementara itu, Prabowo sendiri menyatakan yakin menang meski banyak kecurangan dalam Pilpres 2019.

Melalui channel YouTube Gerindra Tv, Prabowo mulanya menyampaikan apresiasinya atas perjuangan koalisi dan para pendukungnya dalam menjaga suara rakyat, Senin (22/4/2019).

Lalu Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan bahwa bangsa sedang menghadapi saat-saat yang penting dalam Pemilu 2019.

• Soal Petugas KPPS Sakit hingga Meninggal Dunia, Mustofa Nahrawardaya: Tak Perlu Saling Menyalahkan

Ia mengaku prihatin, pada saat-saat penting ini sejumlah aparat ada yang dimanfaatkan untuk memihak pada pihak tertentu.

Kendati demikian, Prabowo menegaskan supaya pihaknya untuk tetap selalu bersemangat dan jangan takut untuk membela kebenaran.

"Kita sangat prihatin, ada aparat-aparat yang digunakan untuk berpihak pada satu pihak tertentu," ujar Prabowo.