Terkini Daerah
Kasus Pengeroyokan Audrey Disebut Dilakukan oleh 12 Remaja, Ternyata Ini Faktanya
Seorang siswi SMP di Pontianak menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh duabelas murid SMA atas dasar permasalahan asmara.
Penulis: Laila Zakiyya Khairunnisa
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP), Audrey (14) menjadi korban penganiayaan yang dikabarkan dilakukan oleh 12 orang murid Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pihak kepolisian Polresta Pontianak Kota yang menangani kasus tersebut kemudian menghadirkan 7 orang terduga pelaku pengeroyokan tersebut dalam sebuah konferensi pers yang digelar pada Rabu (10/4/2019) sekitar pukul 17.30 WIB.
Ketujuh pelaku yang dihadirkan tampak mengenakan jaket hoodie serta ditutupi masker menerangkan bahwa kabar yang bereda jika korban dikeroyok oleh 12 remaja terlalu melebih-lebihkan.
Berdasarkan keterangan satu di antara pelaku yang hadir, ia menyebut bahwa penganiayaan yang terjadi di lokasi kedua, yakni Taman Akcaya hanya dihadiri oleh empat orang, yakni seorang pelaku dan rekannya serta korban Audrey bersama temannya, yang bernama Popo.
"Pas saya kan di Akcaya (Taman), saya cuma berempat, bukan 12 orang," sebut seorang terduga pelaku yang mengenakan jilbab putih serta hoodie biru tua, seperti dikutip TribunWow.com dari YouTube Tribun Timur, Rabu (10/4/2019).
Dirinya kemudian menyebutkan bila saat berada di Jalan Sulawesi, penganiayaan terhadap korban memang dihadiri oleh korban, rekan korban Popo, serta kedua belas remaja tersebut.
• Beredar Boomerang Para Terduga Pelaku Pengeroyokan Audrey di Kantor Polisi, Ini Klarifikasinya
Namun menurutnya, pada saat di lokasi tersebut tidak terjadi adanya pengeroyokan terhadap korban, lantaran rekan terduga pelaku yang lain hanyalah menonton saja.
Akan tetapi ia tak memungkiri bahwa di lokasi tersebut memang terjadi adanya penganiayaan terhadap korban, namun penganiayaan itu dilakukan satu lawan satu antara korban dengan terduga pelaku.
Ia juga menuturkan bahwa pada saat kejadian, Audrey yang menjadi korban juga memberikan perlawanan, tidak hanya diam.
Ketika terduga pelaku lainnya ditanya kenapa di antara ketujuh remaja itu tidak melerai penganiayaan tersebut, seorang terduga pelaku yang mengenakan jilbab merah muda dan hoodie abu belang-belang mengatakan bahwa saat itu dirinya datang terlambat.
"Saat kejadian itu terjadi, saya datang terlambat," ucap terduga pelaku yang mengenakan jilbab merah muda, seperti dikutip dari tayangan Facebook Tribun Pontianak.
Terduga pelaku tersebut menyebutkan bahwa saat ia tiba di lokasi kejadian, pelaku dan korban sudah dilerai oleh rekan-rekannya yang lain.
• Atta Halilintar Batalkan Semua Acara, Terbang ke Pontianak Temui Audrey Korban Kekerasan
Viral di Media Sosial
Media sosial Twitter dihebohkan dengan adanya tagar #JusticeForAudrey yang menjadi trending topic nomor satu di Indonesia.
Tagar tersebut timbul atas keresahan masyarakat akan kasus pengeroyokan kepada Audrey, seorang siswi yang masih duduk di bangku SMP di Pontianak, Kalimantan Barat.
Tagar #JusticeForAudrey sendiri dibuat sebagai dukungan dan doa untuk korban.
Ramainya kasus tersebut hingga memunculkan sebuah petisi dan tagar #JusticeForAudrey.
• Luruskan Kabar Simpang Siur soal Pengeroyokan Audrey, Polisi Ungkapkan Hasil Visum Korban
Petisi yang muncul bertujuan untuk meminta pihak kepolisian Kalimantan Barat melakukan pemeriksaan secara mendalam.
Petisi yang dibuat pada tanggal Selasa (9/4/2019), hingga kini telah ditandatangani mencapai angkat 3 juta lebih pada Rabu (10/4/2019) pukul 15.43 WIB.

Tak hanya itu, warganet juga banyak yang mengunggah foto-foto terduga pelaku, belasan siswi SMA yang melakukan pengeroyokan tersebut.
Sampai Selasa (9/4/2019), pukul 14.30 WIB, dukungan untuk korban AU sudah dicuitkan oleh 100 ribu kali.
• 6 Fakta Siswi SMA Terduga Pelaku Pengeroyokan Audrey, Boomerang di Kantor Polisi sampai Akun Diretas

Petisi tersebut mendapat tanggapan dari beberapa warganet yang turut merasa sedih atas kejadian ini.
Seperti komentar warganet Nadya Arisca yang merasa perlu untuk memperhatikan kesehatan mental dari korban.
"Korban yang harusnya lebih dipikirkan bagaimana keadaan mentalnya untuk ke depan. Dengan kejadian seperti ini, bukan tidak mungkin korban mengalami trauma, kecemasan, bahkan depresi yang juga dapat memengaruhi masa depannya. Pelaku sendiri di sini saya lihat masih saja membuat status di instagram story sebagai bentuk pembelaan dan terkesan tidak mau disalahkan," tulis Nadya (9/4/2019) dikutip dari laman Change.org.
• Jokowi Angkat Bicara soal Kasus Pengeroyokan Siswi SMP: Saya Sudah Minta Kapolri untuk Tindak Tegas
Warganet lain juga mengutarakan hal serupa jika masa depan sang korban penting untuk lebih diperhatikan.
"Masa depan korban lebih penting daripada pelaku, pelaku kyk gitu ga berhak nikmatin masa depan. Mereka bukan hanya menyakiti secara fisik tapi mental korban juga, blm lagi alat reproduksi korban. Mikir atuh kesel bgt gua pengen ngomong kasar gabisa," tulis Tri Ambarwati.
Akun Media Sosial Terduga Pelaku Diretas
Efek viralnya kasus Audrey, akun media sosial yang diduga milik pelaku turut diretas oleh seseorang.
Akun yang diretas tersebut kemudian digunakan untuk menginformasikan kabar soal kasus yang menimpa Audrey.
Tak hanya itu, melalui akun tersebut, kabar terbaru soal Audrey juga turut dibagikan.
• Video Pengakuan 7 Siswi SMA yang Terseret Kasus Pengeroyokan Siswi SMP di Pontianak
Kronologi Kejadian
AU menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh dua belas murid Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kejadian tersebut bermula ketika korban dan pelaku saling berbalas komentar di media sosial.
Komentar tersebut diketahui membahas mengenai hubungan asmara antara kakak sepupu korban dengan mantan dari satu di antara pelaku.
Keterangan terkait kejadian tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD), Tumbur Manalu, saat ditemui pada Senin (8/4/2019).
"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info, pacar kakak sepupu korban merupakan mantan pacar dari pelaku penganiayaan ini," sebut Tumbur, seperti dikutip TribunWow.com dari Tribun Pontianak, Selasa (9/4/2019).
Korban pada awalnya diminta untuk bertemu dengan para pelaku dengan dalih ada sesuatu yang hendak dibicarakan, hingga akhirnya ia dijemput oleh para pelaku.
AU yang menyetujui untuk bertemu, dijemput oleh para pelaku di kediamannya, hingga kemudian dibawa menuju Jalan Sulawesi.
Namun menurut keterangan pihak pihak KPPAD, sebenarnya AU bukanlah target utama dari peristiwa pengeroyokan tersebut.
• Petisi Justice For Audrey Dapat Banyak Dukungan, Sudah Ditandatangani 3 Juta Lebih
Para pelaku sebenarnya justru mengincar kakak sepupu korban untuk diserang.
Akan tetapi lantaran AU kerap kali terlibat saling balas komentar di media sosial, pelaku akhirnya merencanakan pengeroyokan tersebut.
Ketika AU sampai di kawasan Jalan Sulawesi, kemudian ia diinterogasi oleh para pelaku.
Berdasarkan keterangan pihak KPPAD, dalang di balik peristiwa pengeroyokan tersebut sebenarnya hanya ada tiga, namun sisanya adalah rekan pelaku yang berniat untuk membantu.
Para pelaku tersebut diketahui berasal dari tiga sekolah yang berbeda di Pontianak.
"Ketika dibawa ke Jalan Sulawesi korban diinterogasi dan dianiaya secara brutal oleh pelaku utama tiga orang dan rekannya yang membantu ada 9 orang sehingga total ada 12 orang," jelasnya.
• Dengar Kasus Pengeroyokan Audrey, Astrid Tiar Merinding hingga Bahas dengan Suami
Ternyata tak berhenti ketika di Jalan Sulawesi, korban lalu dibawa menuju Taman Akcaya.
Di lokasi kejadian kedua itulah penganiayaan terhadap korban terjadi lebih parah dari sebelumnya.
Akibat pengeroyokan yang dialaminya itu, AU kini harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Korban harus menjalani pemeriksaan di bagian tengkorak kepala dan dada untuk mengetahui efek trauma dari pengeroyokan tersebut.
Pemeriksaan tersebut dijalani oleh korban di Unit Radiologi, di Rumah Sakit Mitra Medika, Senin (8/4/2019).
Lihat video selengkapnya di sini:
(TribunWow.com)
WOW TODAY: