Terkini Daerah
Gubernur Kalbar Minta Kasus Pengeroyokan Audrey Dibawa ke Jalur Hukum: Ini Tidak Bisa Ditoleransi
Kasus pengeroyokan terhadap seorang siswi SMP (AU) oleh 12 siswa SMA di Pontinak, Kalimantan Barat (Kalbar) jadi pehatian Gubernur Kalbar, Sutarmidji
Editor: Astini Mega Sari
Kronologi Kejadian
AU menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh dua belas murid Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kejadian tersebut bermula ketika korban dan pelaku saling berbalas komentar di media sosial.
Komentar tersebut diketahui membahas mengenai hubungan asmara antara kakak sepupu korban dengan mantan dari satu di antara pelaku.
Keterangan terkait kejadian tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD), Tumbur Manalu, saat ditemui pada Senin (8/4/2019).
"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info, pacar kakak sepupu korban merupakan mantan pacar dari pelaku penganiayaan ini," sebut Tumbur pada Tribun Pontianak, Selasa (9/4/2019).
• Dukungan untuk Audrey yang Dikeroyok 12 Siswi SMA Mendunia, Tagar JusticeForAudrey Terus Digaungkan
Korban pada awalnya diminta untuk bertemu dengan para pelaku dengan dalih ada sesuatu yang hendak dibicarakan, hingga akhirnya ia dijemput oleh para pelaku.
AU yang menyetujui untuk bertemu, dijemput oleh para pelaku di kediamannya, hingga kemudian dibawa menuju Jalan Sulawesi.
Namun menurut keterangan pihak pihak KPPAD, sebenarnya AU bukanlah target utama dari peristiwa pengeroyokan tersebut.
Para pelaku sebenarnya justru mengincar kakak sepupu korban untuk diserang.
Akan tetapi lantaran AU kerap kali terlibat saling balas komentar di media sosial, pelaku akhirnya merencanakan pengeroyokan tersebut.
Ketika AU sampai di kawasan Jalan Sulawesi, kemudian ia diinterogasi oleh para pelaku.
Berdasarkan keterangan pihak KPPAD, dalang di balik peristiwa pengeroyokan tersebut sebenarnya hanya ada tiga, namun sisanya adalah rekan pelaku yang berniat untuk membantu.
• Kronologi Audrey Dikeroyok 3 Pelajar SMA di Dua Tempat, Korban Muntah Kuning dan Trauma
Para pelaku tersebut diketahui berasal dari tiga sekolah yang berbeda di Pontianak.
"Ketika dibawa ke Jalan Sulawesi korban diinterogasi dan dianiaya secara brutal oleh pelaku utama tiga orang dan rekannya yang membantu ada 9 orang sehingga total ada 12 orang," jelasnya.