Breaking News:

Pilpres 2019

Aa Gym Ungkap Ketakjuban pada Foto Wanita yang Berdoa di Kampanye Akbar Prabowo-Sandi

Ustaz Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) memberikan kekaguman pada seorang wanita yang hadir di kampanye akbar Prabowo-Sandi.

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Claudia Noventa
Twitter Aa Gym
Seorang wanita berdoa saat Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di GBK Jakarta, Minggu (8/4/2019). Foto ini diunggah akun Twitter Aa Gym, yang mengaku kagum. 

TRIBUNWOW.COM - Pendakwah Ustaz Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) memberikan kekaguman pada seorang wanita yang hadir di kampanye akbar Prabowo-Sandi, Minggu (7/4/2019).

Hal itu diunggah Aa Gym melalui Twitter miliknya, @aagym, Senin (8/4/2019).

Pendakwah asal Jawa Barat itu mengunggah foto seorang wanita yang berdoa dengan menggenggam kedua tangannya.

Wanita berkacamata itu juga tampak khusyuk dengan menundukkan kepalanya.

Terlihat ia sedang berada di dalam stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang sudah dipasangi atribut-atribut kampanye Prabowo-Sandi.

Sementara di sekitarnya tampak orang yang mengenakan jilbab berjalan di sekitarnya.

Agenda Kampanye Prabowo-Sandi Hari Ini Senin 8 April 2019: Fokus ke Yogyakarta dan Jawa Tengah

Sembari mengunggah foto itu, Aa Gym pun memberikan kalimat takjub pada gambar tersebut.

"MasyaaAlloh

Ada foto yang sangat menggugah dari kegiatan di GBK 7 april kemarin.

Apa Yang terpikir Dan terasa di hati sahabatku sekalian?," tulis Aa Gym.

Unggahan foto Aa Gym yang diambil saat kampanye akbar Prabowo-Sandi, Minggu (7/4/2019)
Unggahan foto Aa Gym yang diambil saat kampanye akbar Prabowo-Sandi, Minggu (7/4/2019) (Capture Twitter @aagym)

Samsung Perkenalkan Chip Modem Exynos 5100, Bisa Tersambung ke Jaringan 5G

Unggahan dari Aa Gym itu langsung menuai komentar dari warganet.

"Toleransi dan saling menghormati," tulis akun @sailen13.

"Masya Allah.... Siapapun yg datang, pasti merasa aman," tulis akun @AmarSyariful.

"Gk bisa diungakapkan dagan kata" aa @aagym," tulis akun @Dani95880999.

Diketahui, foto tersebut di ambil di bagian tribun penonton Gelora Bung Karno saat kampanye akbar Prabowo-Sandi, Minggu (7/4/2019).

Kampanye itu diperkirakan dihadiri jutaan pendukungnya dengan tema putihkan GBK.

Iwan Fals Komentari Kampanye Terbuka Jokowi dan Prabowo hingga Ungkap Tanggal Keramat soal Pilihan

Walaupun para pendukung sudah berkumpul sejak Sabtu malam, acara kampanye dimulai baru dimulai pada subuh pukul 04.00 WIB.

Para pendukung yang melakukan salat terlebih dahulu ini juga turut mendengarkan pemuka agama berbeda-beda.

Dilansir oleh Gerindra Tv, tercatat ada 5 pemuka agama yang turut berorasi di depan para pendukung Prabowo-Sandi.

Yakni pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, hingga Hindu.

Para pemuka agama itu berorasi soal kemenangan Prabowo-Sandi hingga toleransi antar umat beragama.

Dari dalam stadion, tampak para pendukung yang mayoritas berbaju putih mengibarkan bendera partai-partai koalisi "Indonesia Adil Makmur".

 Susunan Acara Kampanye Akbar Prabowo-Sandiaga Diubah

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengirimkan surat untuk ketiga perjabat tinggi partainya, Sabtu (6/4/2019).

Surta tersebut ditujukan untuk mengingatkan terkait susunan acara yang tepap, pada kampanye akbar pasangan calon (paslon) nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Glora Bung Krano (GBK), Minggu (7/4/2019).

Susunan acara pun diubah, sesuai dengan surat yang dikirmkan SBY kepada tiga pejabat tinggi Partai Demokrat.

Dikutip dari Wartakota, susunan acara pada kampanye Prabowo diubah dan ditambahkan orasi tokoh-tokoh dari berbagai agama, Minggu (7/4/2019).

Bahas Persamaan Kampanye Jokowi dan Prabowo, Yusuf Mansur: Semua Sadar, Negeri Ini Harus Dijaga

Acara dimulai dengan salat Subuh berjamaah dan dilanjutkan dengan doa bersama dan munajat hingga pukul 06.00 WIB.

Setelah doa dan munajat, para relawan beristirahat dan melakukan sarapan bersama.

Acarapun diteruskan dengan tausiah atau orasi dari berbagai tokoh agama.

Setelah tokoh-tokoh agama menyampaikan tausyiah atau orasi, barulah pimpinan partai koalisi memberikan orasi politik.

Pimpinan partai yang turut berorasi yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Berkarya.

Isi Surat Lengkap Protes SBY Sehari sebelum Kampanye Akbar Prabowo: Tak Cerminkan Kampanye Nasional

Dan pada pukul 08.00 WIB Prabowo memulai pidato politik.

Sebelumnya SBY telah mengirimkan surat kepada ketiga petinggi Partai Demokrat yaitu Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Demokrat, Syarief Hasan dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat, Hinca Panjaitan.

SBY dalam suratnya menyebut, kampanye akbar Prabowo memiliki susunan acara yang tidak lazim, sehingga ditakutkan akan menimbulkan perpecahan.

Prabowo Kritik Kartu Sakti Jokowi, Maruf Amin: Orang Kerja Butuh Skill, Tidak Ujug-ujug Kerjaan

Susunan acara yang sebelumnya yaitu pidato empat ketua umum partai politik pendukung paslon 02, kemudian pemutaran video pidato Habib Rizieq Shihab (HRS), dan ditutup dengan pidato Prabowo.

Dari surat tersebut, SBY meminta tiga petinggi untuk menyampaikan kepada Prabowo.

Namun bocornya surat tersebut menimbulkan banyak perdebatan sehingga pengurus demokrat melalui akun Twitternya @KitaDemokrat memberikan klarifikasi.

"Sekedar menginformasikan, terkait Surat Ketum @PDemokrat Bapak SBY, yg jelas merupakan arahan kepada 3 petinggi Demokrat, agar berkomunikasi dgn Paslon 02 Prabowo-Sandi, setelah Pak SBY mendapatkan rundown acara kampanye yg pertama (awal sekali).

Di mana pada rundown pertama itu, bagian terbesar acara tersebut hanyalah Pidato 4 Ketum partai politik pendukung Paslon 02, kemudian Pemutaran Video Pidato Habib Rizieq Shihab (HRS), dan ditutup dgn Pidato Pak Prabowo.

Pak SBY lalu memberi masukan, alangkah baiknya dlm sebuah perhelatan politik bertajuk kampanye politik, seyogianya Pidato HRS tidak ditempatkan setelah Ketum Parpol pengusung.

Krn pidato HRS bisa diartikan sbg, berada di atas Ketum Parpol Pengusung.

Kecuali, acara tsb memang jelas bertujuan utk acara keagamaan atau dalam konteks lingkup semacam itu.

Setelah surat Pak SBY tsb, akhirnya keluarlah rundown acara akhir yg hari ini berjalan, dimana ada tambahan pidato pimpinan seluruh Agama, dus Pidato HRS, dan ulama lainnya.

Jadi, tidak ada yg salah dgn masukan Pak SBY, yg ingin acara kampanye akbar tsb bukan hanya sukses dgn mampu mengayomi kelompok, kepentingan & agama lain terakomodir, tapi secara sadar sangat ingin Prabowo-Sandi menang dgn merebut hati & pikiran Rakyat.

Bukan sebaliknya !!!

Sayangnya, ini jadi ramai krn surat tsb bocor di hari pelaksanaan kampanye, seolah Pak SBY baru memberi masukan acara tsb, pada hari ini (7/4).

Padahal masukan & kritik Pak SBY dilakukan usai menerima rundown pertama

Semoga mencerahkan. Terima kasih," tulis pengurus Demokrat.

Diberitakan sebelumnya, SBY mengirimkan surat kepada tiga petinggi Partai Demokrat terkait rundown acara Kampanye Akbar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Berikut isi suratnya:

Kepada yang terhormat

1.Ketua Wanhor PD Amir Syamsudin

2.Waketum PD Syarief Hassan

3. Sekjen PD Hinca Panjaitan

Bismilahirrahmanirrahim

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Salam Sejahtera

Salam Demokrat !

Sebenarnya saya tidak ingin mengganggu konsentrasi perjuangan politik jajaran Partai Demokrat di tanah air, utamanya tugas kampanye pemilu yang tengah dilakukan saat ini, karena terhitung mulai tanggal 1 Maret 2019 yang lalu saya sudah memandatkan dan menugaskan Kogasma dan para pimpinan partai untuk mengemban tugas penting tersebut.

Sungguhpun demikian, saya tentu memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan agar kampanye yang dijalankan oleh Partai Demokrat tetap berada dalam arah dan jalur yang benar, serta berlandaskan jati diri, nilai dan prinsip yang dianut oleh Partai Demokrat.

Juga tidak menabrak akal sehat dan rasionalitas yang menjadi kekuatan partai kita.

Sore hari ini, Sabtu, tanggal 6 April 2019 saya menerima berita dari tanah air tentang "set up", "run down" dan tampilan fisik kampanye akbar atau rapat umum pasangan capres-cawapres 02, Bapak Prabowo Subianto-Bapak Sandiaga Uno, di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif, melalui sejumlah unsur pimpinan Partai Demokrat saya meminta konfirmasi apakah berita yang saya dengar itu benar.

Malam hari ini, saya mendapat kepastian bahwa informasi yang didapat dari pihak lingkaran dalam Bapak Prabowo, berita yang saya dengar itu mengandung kebenaran.

Sehubungan dengan itu, saya minta kepada Bapak bertiga agar dapat memberikan saran kepada Bapak Prabowo Subianto, Capres yang diusung Partai Demokrat, untuk memastikan hal-hal sebagai berikut:

Penyelenggaraan kampanye nasional (dimana Partai Demokrat menjadi bagian didalamnya) tetap dan senantiasa mencerminkan "inclusiveness", dengan sasanti "Indonesia Untuk Semua" Juga mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan. Juga mencerminkan persatuan. "Unity in diversity".

Cegah demonstrasi apalagi "show of force" identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim.

Pemilihan Presiden yang segera akan dilakukan ini adalah untuk memilih pemimpin bangsa, pemimpin rakyat, pemimpin kita semua. Karenanya, sejak awal "set up"nya harus benar. Mindset kita haruslah tetap "Semua Untuk Semua" , atau "All For All".

Calon pemimpin yang cara berpikir dan tekadnya adalah untuk menjadi pemimpin bagi semua, kalau terpilih kelak akan menjadi pemimpin yang kokoh dan insya Allah akan berhasil.

Sebaliknya, pemimpin yang mengedepankan identitas atau gemar menghadapkan identitas yang satu dengan yang lain, atau yang menarik garis tebal "kawan dan lawan" untuk rakyatnya sendiri, hampir pasti akan menjadi pemimpin yang rapuh. Bahkan sejak awal sebenarnya dia tidak memenuhi syarat sebagai pemimpin bangsa.

Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo.

Saya pribadi, yang mantan Capres dan mantan Presiden, terus terang tidak suka jika rakyat Indonesia harus dibelah sebagai "pro Pancasila" dan "pro Kilafah".

Kalau dalam kampanye ini dibangun polarisasi seperti itu, saya justeru khawatir jika bangsa kita nantinya benar-benar terbelah dalam dua kubu yang akan berhadapan dan bermusuhan selamanya.

Kita harus belajar dari pengalaman sejarah di seluruh dunia, betapa banyak bangsa dan negara yang mengalami nasib tragis (retak, pecah dan bubar) selamanya. The tragedy of devided nation.

Saya pikir masih banyak narasi kampanye yang cerdas dan mendidik. Seperti yang kita lakukan dulu pada pilpres tahun 2004, 2009 dan 2014. Bangsa kita sangat majemuk. Kemajemukan itu di satu sisi berkah, tetapi disisi lain musibah. Jangan bermain api, terbakar nanti.

Para kader pasti sangat ingat, Partai Demokrat adalah partai Nasionalis-Relijius. Bagi kita Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati.

Tidak boleh NKRI menjadi Negara Agama ataupun Negara Komunis. Indonesia adalah "Negara Pancasila" dan juga "Negara Berke-Tuhanan". Inilah yang harus diperjuangkan oleh Partai Demokrat, selamanya.

Saya berpendapat bahwa juga tidak tepat kalau Pak Prabowo diidentikkan dengan kilafah. Sama tidak tepatnya jika kalangan Islam tertentu juga dicap sebagai kilafah ataupun radikal.

Demikian sebaliknya, mencap Pak Jokowi sebagai komunis juga narasi yang gegabah. Politik begini bisa menyesatkan. Sejak awal harusnya narasi seperti ini tidak dipilih. Tetapi sudah terlambat. Kalau mau, masih ada waktu untuk menghentikannya.

Dari pada rakyat dibakar sikap dan emosinya untuk saling membenci dan memusuhi saudara-saudaranya yang berbeda dalam pilihan politik, apalagi secara ekstrim, lebih baik diberi tahu , apa yang akan dilakukan Pak Jokowi atau Pak Prabowo jika mendapat amanah untuk memimpin Indonesia 5 tahun mendatang (2019-2024). Apa solusinya, apa kebijakannya?.

Tinggalkan dan bebaskan negeri ini dari benturan identitas dan ideologi yang kelewat keras dan juga membahayakan. Gantilah dengan platform, visi, misi dan solusi. Tentu dengan bahasa yang mudah dimengerti rakyat. Sepanjang masa kampanye, bukan hanya pada saat debat saja.

Demikian Pak Amir, Pak Syarief dan Pak Hinca pesan dan harapan saya. Ketika saya menulis pesan ini, saya tahu AHY berada dalam penerbangan dari Singapura ke Jakarta, setelah menjenguk Ibu Ani yang masih dirawat di NUH.

Partai Demokrat harus tetap menjadi bagian dari solusi, dan bukan masalah. Selamat berjuang, Tuhan beserta kita.

Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.

Singapura, 6 April 2019

Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono.

(TribunWow.com/Tiffany Marantika)

TONTON JUGA:

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Aa GymPilpres 2019Prabowo SubiantoSandiaga Uno
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved