Cerita Selebriti
Kerap Nyinyiri Artis bahkan Pasangannya, Psikolog Ungkap Kondisi Kejiwaan Nikita Mirzani
Sederet artis ini telah jadi korban nyinyiran Nikita Mirzani yang seolah tahu semua kehidupan pribadi mereka. Psikolong ungkap kondisinya
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNWOW.COM - Selebriti kontroversial Nikita Mirzani punya gaya bicara yang blak-blakan dan ceplas-ceplos.
Kehidupan pribadinya dan konflik bersama sang mantan suami Dipo Latief pun tak malu untuk diungkapkan Nikita Mirzani ke hadapan publik seperti lewat media sosial.
Bahkan Nikita Mirzani tak jarang mengomentari pedas dan nyinyiri para rekan artis yang lain.
Sederet artis ini pun jadi korban nyinyiran Nikita Mirzani yang seolah tahu semua kehidupan pribadi mereka.
Contohnya seperti Syahrini, Reino Barack, Aisyahrani, Ahmad Dhani, hingga Puput Carolina.
Ada beberapa dari mereka yang tak tahan kemudian melaporkan Nikita Mirzani ke polisi atas kasus pencemaran nama baik.
• Mengaku Sering Sesak Nafas, Nikita Mirzani Pilih Lahirkan Bayinya Satu Bulan Lebih Awal
Akibat hal tersebut, seorang psikolog dan pakar media sosial mengungkap kondisi kejiwaan dari Nikita Mirzani.
Menanggapi sederet kontroversi Nikita Mirzani, pakar media sosial mengungkapakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Nikita Mirzani.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Status Selebriti, Senin (18/3/2019), pakar media sosial bernama Dr. Irwansyah S.Sos, MA, mengungkapkan bahwa sikap Nikita Mirzani ini tergolong narsis.
Narsis ini merupakan sikap ingin menunjukkan ingin sellau menjadi pusat perhatian.
"Narsis ini berbeda dengan self esteem. Kalau narsis itu lebih menunjukkan keinginan dominan untuk berada di atas, ingin dihargai sangat tinggi, kemudian dia menunjukkan dialah yang menjadi pusat utama.
Kalau istilah sekarang ini ya nyinyir. Ceritanya kemana-mana, dibangun berdasarkan subjektivitas," tutur pakar media sosial.

Sehingga, dampak yang ditumbulkan oleh sifat ini , maka kerap banyak biacara tapi sama sekali tak bermakna.
"Dampaknya adalah menunjukkan orang ini ingin berbicara banyak tapi isinya tidak ada sama sekali," tambah sang pakar media sosial.
Tak hanya itu, menurut pakar media sosial, justru akibat nyinyiran tersebut malah berdampak besar bagi sang penyinyir.