Terkini Daerah
Manusia Langka di Bali Menikah, Ceritakan Kisah Hidup hingga Bertemu Pujaan Hati
Duasa nganten pada Sasih Kedasa usai Hari Raya Nyepi tidak disia-siakan Budiarsa, warga Banjar/Desa Kedewatan, Ubud, Gianyar, untuk meminang kekasih.
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Tamu undangan yang menghadiri pawiwahan I Ketut Budiarsa (35) dan Ida Ayu Ketut Kenari (38) tak tanggung-tanggung.
Mulai dari istri Kapolda Bali, Barbara Golose dan istri Wali Kota Denpasar, Ida Ayu Selly D Mantra, hadir dalam prosesi pernikahannya.
Siapa Budiarsa sehingga didatangi tokoh penting di Bali?
Duasa nganten pada Sasih Kedasa usai Hari Raya Nyepi tidak disia-siakan Budiarsa, warga Banjar/Desa Kedewatan, Ubud, Gianyar, untuk meminang kekasihnya, Dayu Kenari, asal Banjar Geria, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem.
• Video Viral Pedang Hampir Dibius oleh Seorang Wanita, Tas Pelaku Berisi Etanol, Jarum, Senjata Tajam
Dua sejoli ini menikah dengan sistem ‘kawin lari’ pada Kamis (14/3/2019).
Pernikahan keduanya menarik perhatian publik karena Budiarsa bukan sosok yang biasa.
Bahkan ia disebut sebagai manusia langka!
Budiarsa adalah satu dari Tree Brothers +1, yang menggemparkan dunia keilmuan osteogenesis imperfecta di kancah internasional.
Dengan penyakit yang mematikan dan tidak ada obatnya, Budiarsa masih bisa hidup dengan umur yang relatif lama.
Hal ini membuat dirinya dan dua saudaranya yang memiliki kondisi sama, dibuatkan laboratorium khusus di Belanda oleh Profesor Pals.
Di laboratorium inilah, sejumlah unsur tubuh Budiarsa diteliti untuk mencari formula agar penderita osteogenesis imperfecta di dunia, memiliki usia yang relatif panjang seperti Tree Brothers +1.
• Angkat Bicara soal Pernyataan Agum Gumelar, SBY Mengaku Hormati Jokowi Secara Sosial Politik
Ditemui di rumahnya, Jumat (15/3/2019), Budiarsa tampak bersemangat menceritakan perjalanan hidupnya yang sulit, hingga sampai bisa meminang seorang Dayu dari Karangasem, yang kondisinya juga tak normal.
Sejak usia dua tahun, Dayu Kenari mengalami polio, sehingga saat ini semua aktivitasnya juga harus memakai alat bantu seperti halnya Budiarsa.
Duduk di atas kursi roda, dengan tubuh yang relatif kecil lantaran semua tulangnya telah patah, Budiarsa bersyukur upacara pernikahannya bisa berjalan lancar.
Hal tersebut atas bantuan keluarga dan sejumlah relawan.