Kabar Tokoh
Andi Arief: Prabowo akan Jelaskan Kasus Penculikan 1998, 1 Jam setelah Ditetapkan Pemenang Pilpres
Mantan Politisi Partai Demokrat, Andi Arief angkat bicara soal kasus penculikan 1998 oleh Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Agum Gumelar lalu mengatakan dirinya mengetahui lokasi tempat pembuangan jasad orang yang diculik tersebut.
"Di sinilah saya tahu matinya orang-orang itu, di mana di buangnya saya tahu betul," kata Agum lagi.
Sementara itu, sebelumnya Partai Gerindra juga sempat menyampaikan hal serupa dengan Andi Arief terkait kasus penculikan 1998 ini.
Dilansir TribunWow.com, tanggapan itu Gerindra sampaikan melalui akun Twitter resminya @Gerindra, Rabu (16/1/2019).
Awalnya, seorang warganet menanyakan mengapa Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto harus terpilih menjadi presiden lebih dulu untuk membongkar kasus penculikan 1998.
Menanggapi pertanyaan dari akun @RizmaWidiono, Gerindra menjelaskan bahwa Prabowo hanya berkapasitas sebagai warga sipil.
Menurut Gerindra, negara dan pemerintah lah yang seharusnya mengungkap kasus tersebut.
"Jika harus pak Prabowo yang menyelesaikan, dengan kapasitasnya sebagai warga sipil. Lalu apa fungsi negara dan pemerintah serta seluruh institusi penegak hukumnya?" tulis Gerindra.
Sementara itu, diberitakan oleh Kompas.com, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Johny G Plate meminta Prabowo untuk mengungkap ke publik soal fakta yang sebenarnya terkait kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1998, Selasa (15/1/2019).
Menurut Johny, debat capres dan cawapres pertama dapat dijadikan kesempatan untuk mengungkap fakta itu.
"Mestinya Pak Prabowo buka ke publik apa yang sebenarnya terjadi supaya orang mengetahui rekam jejaknya, orang memilih dengan informasi yang banyak bukan dengan pertanyaan-pertanyaan yang banyak," ujar Johnny seperti dikutip TribunWow.com dari Kompas.com.
Johny menuturkan terdapat sejumlah anggota Tim Mawar telah diproses secara hukum di Mahkamah Militer, sementara dugaan keterlibatan Prabowo diselesaikan melalui Dewan Kehormatan Perwira (DKP).
Menurutnya, Prabowo perlu menjelaskan mengapa ada perlakuan yang berbeda seperti itu.
"Sekarang masyarakat bertanya karena masyarakat membutuhkan informasi terkait rekam jejak paslon," kata Johny.
"Ini juga terkait debat karena nanti terkait visi-misi, salah satunya masalah Hak Asasi Manusia (HAM). Karena itu kita harus mengetahui rekam jejak pasangan calon. Nah, rekam jejak ini belum clear," imbuhnya.
• BPN Klaim Tren Elektabilitas Prabowo-Sandi Meningkat: Antusiasme Masyarakat saat Kampanye Luar Biasa