Terkini Internasional
Sejarah Hari Perempuan Internasional Jatuh Pada 8 Maret, Berkaitan dengan Perang Dunia?
Berikut sejarah Hari Perempuan dapat jatuh pada 8 Maret sebagai tonggak kesetaraan hak-hak wanita di ranah budaya, ekonomi, hingga politik.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
Hasil dari pertemuan di Kopenhagen itu lantas ditandai pertama kalinya pada 19 Maret di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss.
Disana, lebih dari satu juta wanita dan pria menghadiri demonstrasi.
Selain hak untuk memilih dan memegang jabatan publik, mereka menuntut hak perempuan untuk bekerja, pelatihan kejuruan dan untuk mengakhiri diskriminasi pada pekerjaan yang sering mengaitkan dengan gender.
• Retno Marsudi Dorong Pemberdayaan Perempuan Jadi Agen Perdamaian Dunia
1913-1914
Hari Perempuan Internasional juga menjadi mekanisme untuk memprotes Perang Dunia I.
Sebagai bagian dari gerakan perdamaian, perempuan Rusia merayakan Hari Perempuan Internasional pertama mereka pada hari Minggu terakhir di bulan Februari.
Di tempat lain di Eropa sekitar pada 8 Maret tahun 1914, wanita mengadakan aksi unjuk rasa baik untuk memprotes perang dan menyatakan solidaritas dengan aktivis lain.
• Eko Sandjojo Ingatkan Peran Perempuan Agar Terlibat dalam Pembangunan Desa
1917
Dengan latar belakang perang, perempuan di Rusia kembali memilih untuk memprotes dan melakukan pemogokan dengan mengambil tema "Roti dan Damai".
Hal itu terjadi pada hari Minggu terakhir di bulan Februari (yang jatuh pada tanggal 8 Maret di kalender Gregorian atau tahun masehi).
Empat hari kemudian, Tsar turun tahta dan Pemerintah untuk sementara akhirnya memberikan hak pilih bagi perempuan.
1975
PBB mulai merayakan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 1995.
Terjadi deklarasi dan Platform Aksi Beijing, sebuah peta jalan bersejarah yang ditandatangani oleh 189 pemerintah, berfokus pada 12 bidang penting yang menjadi perhatian.
Deklarasi itu menuntut agar setiap wanita dan gadis dapat menjalankan pilihannya, seperti berpartisipasi dalam politik, mendapatkan pendidikan, memiliki penghasilan, dan hidup dalam masyarakat yang bebas dari kekerasan dan diskriminasi.
• Mengenal Akun Catwomanizer, si Pemerhati Masalah Perempuan di Media Sosial