Pemilu 2019
AHY: Melabelkan Satu Orang dan Kelompok dengan Mudahnya, Siapa yang Menentukan Itu?
Kogasma Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudoyono (AHY) membahas soal adanya politik identitas di Indonesia.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudoyono (AHY) membahas soal adanya politik identitas di Indonesia.
Hal ini disampaikannya saat hadir di Pangeran, Mingguan bertajuk "AHY Gak Cuma Ngomongin Pilpres" yang diunggah di saluran YouTube Asumsi, Selasa (26/2/2019).
AHY menyebutkan, saat ini Indonesia juga masuk ke sebuah trend dunia dimana politik identitas itu dimainkan.
• Lihat Reaksi SBY saat Xanana Gusmao Pukul Dada AHY yang Sedang Jenguk Ani Yudhoyono
"Kita harus melihat spektrum. Selalu ada yang di kiri, di kanan, yang paling banyak di tengah," kata AHY.
AHY memaparkan, hal seperti itu pasti selalu ada.
Namun jika tumbuh subur dan mempengaruhi yang di tengah, maka harus dilihat kembali apa yang ada di Indonesia.
"Saya secara khusus menyikapi makin berkembangnya politik identitas. Ini juga sangat disayangkan. Apalagi Indonesia ini super majemuk. Bahkan bisa dikatakan, negara yang paling plural di dunia," papar AHY.
AHY memaparkan, masyarakat perlu berbangga dengan itu.
Akan tetapi, hal tersebut juga harus diwaspadai.
"Persatuan Indonesia jangan dianggap akan terjadi selamanya. Karena itu harus diperjuangkan, dipelihara, harus disemai," kata AHY.
"Karena mudah sekali sebuah isu yang sangat sensitif, katakanlah menyentuh kepercayaan seseorang, suatu kelompok, kelompok itu ada yang mayoritas, tapi juga ada yang lainnya. Kalau dianggap itu biasa saja, kemudian kebebasan berbicara dan berekspresi itu adalah norma abad 21, tanpa mempedulikan perasaan orang lain, itu juga bahaya. Harus kita cegah."
"Para elite politik juga harus menahan diri. Jangan sampai mudah sekali menggunakan, membakar semangat primordialisme, semangat kedaerahan, semangat keagamaan tertentu. Agama dan politik memang tidak bisa dipisahkan satu sama lain," imbuh dia.
AHY menjelaskan, tentu saja semua pihak memiliki identitas.
Menurutnya, tidak mungkin jika tiap individu memiliki pikiran yang sama dean selalu sepakat dengan segala hal.
• Foto: PM Singapura dan Istri Jenguk Ani Yudhoyono di Rumah Sakit, Sempat Berbincang dengan AHY
"Itulah indahnya keberagaman. Tapi jangan sampai kita kemudian dibentur-benturkan satu sama lain. Dan mudah sekali melabelkan satu kelompok itu adalah NKRI, satu kelompok itu tidak NKRI. Satu kelompok radikal, satu kelompok Bhineka. Saya pikir ini bahaya," tegas AHY.