Terkini Daerah
Selidiki Kasus Penganiayaan Terduga Pencuri Helm di Unimed, Polisi Beberkan Waktu Kematian Korban
Pihak Polrestabes Medan memberikan klarifikasi terkait simpang siur kabar soal waktu kematian dua korban yang dianiaya massa di Unimed.
Penulis: Laila Zakiyya Khairunnisa
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pihak Polrestabes Medan memberikan klarifikasi terkait simpang siur kabar soal waktu kematian Joni Fernando Silalahi (30) dan Stefan Sihombing (21), yang tewas dihakimi massa di Universitas Negeri Medan (Unimed).
Diketahui, dua korban tersebut tewas lantaran diduga mencuri helm pada, Selasa (19/2/2019).
Dihakimi massa, banyak spekulasi yang muncul terkait tewasnya Joni dan Stefan.
Ada yang mengatakan bahwa korban tewas di lokasi kejadian perkara, namun ada pula yang mengatakan bahwa korban tewas setelah dilarikan ke rumah sakit.
• Balita Tewas Dianiaya Kekasih Ibunya, Begini Reaksi Siti saat Pertama Kali Lihat Kondisi Anaknya
Menegaskan simpang siur kabar tersebut, kepolisian Polres Medan melalui Kasatreskrim Polrestabes Medan, AKBP Putu memberikan penjelasannya.
"Jadi satu korban meninggal di pos satpam dan satu meninggal saat dilarikan ke RS Haji Medan," kata Putu dikutip TribunWow.com dari Tribun Medan, Sabtu (23/2/2019).

AKBP Putu Yuda memaparkan kasus pengeroyokan Joni dan Stefan oleh 4 satpam UNIMED, Sabtu (23/2/2019). (Tribun Medan)
Lebih lanjut, Putu mengungkapkan bahwa hingga saat ini, tudingan pencurian helm ataupun motor yang diberikan kepada kedua korban itu, tak dapat dibuktikan oleh keempat tersangka penganiayaan yang telah ditangkap petugas berwajib.
"Itu masih kita pelajari dan masih kita selidiki apakah dua korban ini terlibat pencurian helm," sebutnya.
• Pria Diduga Curi Helm Tewas Dianiaya di Unimed, Istri Ungkap Kondisi Suami saat Pertama Ditemukan
Sebelumnya, pihak kepolisian telah menangkap empat tersangka penganiayaan dimana keempatnya merupakan petugas keamanan Unimed.
Para pelaku dijerat dengan pasal 170 juncto 351 ayat 3 KUHP Pidana dengan ancaman 12 tahun penjara.
"Karena secara bersama sama melakukan kekerasan terhadap orang mengakibatkan meninggal dunia," tegasnya.
Kemudian, pihaknya menyebutkan bahwa ternyata pelaku penganiayaan terhadap kedua korban atas nama Joni Pernando Silalahi (30) dan Steven Sihombing (21) berjumlah 11 orang.
• Balita di Medan Dianiaya Kekasih Ibunya hingga Tewas, Pelaku Sering Melakukannya ketika Korban Rewel
Namun baru keempat petugas keamanan itu yang tertangkap.
Sementara ketujuh pelaku lainnya masih dalam proses pencarian pihak kepolisian.
"Jadi hasil dari pemeriksaan empat orang tersangka. Sudah kita identifikasi semuanya total ada 11 pelaku. Empat di antaranya sudah ditangkap dan tujuh masih dicari," jelasnya.
Namun, ia mengaku bahwa pihaknya telah mengerahkan segala usaha agar ketujuh orang tersebut dapat segera tertangkap.
"Kita akan kejar terus pelaku lain yang terlibat dalam kasus penganiyaan hingga berujung kematian 2 korban ini," tutur Putu.
• Polisi Tangkap 4 Terduga Pelaku Penganiayaan yang Menewaskan 2 Orang di Unimed
Berdasarkan proses penyelidikan, dari ketujuh orang pelaku yang masih dicari itu, di antaranya ada yang merupakan mahasiswa Unimed.
Polisi menetapkan para pelaku berdasarkan video penganiayaan yang beredar di sosial media.
"Kita akan kejar terus pelaku lainnya. Termasuk ada beberapa mahasiswa yang ikut melakukan pemukulan," tukasnya.

Ini Wajah Satpam Unimed Tersangka Pengeroyokan Joni Fernando Silalahi dan Stefan Samuel Sihombing hingga tewas. (TRIBUN MEDAN/Istimewa)
Menurut penyelidikan pihak Polrestabes Medan, kasus penganiayaan tersebut bermula saat ada seseorang yang melaporkan kepada petugas keamanan, bahwa dirinya melihat dua orang laki-laki yang melakukan pencurian dua buah helm di atas sepeda motor yang sedang terparkir.
• Anaknya Tewas Dianiaya karena Diduga Curi Helm di Unimed, Ayah Stefan Sebut Tak Bisa Tidur Dua Hari
Setelah melapor, kemudian orang tersebut pergi.
Sekitar 30 menit kemudian, melintaslah dua orang korban yang hendak pergi dari kawasan Unimed.
Sesuai prosedur, setiap kendaraan yang keluar dari kawasan kampus harus menunjukkan STNK kendaraan motor yang ditumpanginya.
Namun pada saat itu Joni dan Stefan tak mampu menunjukkan STNK kendaraan yang ditumpanginya, lantaran STNK motor tersebut terbawa oleh mertuanya hingga ke Penang.
• Viral Video Dua Pemuda Tewas Dianiaya Massa karena Diduga Curi Helm di Unimed, Warga Hanya Menonton
Para petugas keamanan tersebut kemudian menaruh curiga bahwa kedua korban itulah pelaku pencurian helm yang sebelumnya dilaporkan.
Kemudian korban diminta untuk membuka bagasi motornya, lantaran para petugas keamanan menduga helm curian tersebut disembunyikan di dalam bagasi motor yang dikendarai.
Akan tetapi, kedua korban menolak membuka bagasi motor itu lantaran merasa tuduhan yang diberikan tak sesuai.
Selanjutnya, para petugas keamanan memborgol Joni dan Stefan dan langsung memukuli keduanya dengan kalap mata.
"Para korban di borgol dan dipukuli. Lalu setelah dibawa ke Pos Satpam 111. Sampai disana mereka hajar lagi para korban. Dipukuli, ada yang menendang," kata Putu.
Penganiayaan tersebut menyebabkan kedua korban meninggal dunia dengan luka-luka yang didapatkannya.
• Enggan Dimintai Tolong Urus Bayinya yang Baru Lahir, Pria di Kudus Aniaya dan Bunuh Istri

Kedua korban Joni Pernando Silalahi (30) dan Steven Sihombing (21), yang tewas dituduh mencuri helm di Unimed. (Capture Facebook Octavia Sinabutar)
Kondisi Joni saat pertama kali ditemukan istri
Friska Purnama Sari Silaban (26), istri dari Joni Fernando Silalahi (30), mengungkapkan kondisi suaminya saat pertama kali ditemukan, setelah dianiaya oleh massa lantaran diduga melakukan pencurian helm di Universitas Negeri Medan (Unimed).
Dikutip dari Tribun Medan, Jumat (22/2/2019), Friska mengungkapkan bahwa saat ia menghampiri lokasi kejadian penganiayaan, untuk melihat suaminya dan Stefan Sihombing (21) yang saat itu juga menjadi korban dalam keadaan yang mengenaskan.
Pengakuan itu diungkap Friska saat ditemui di rumah mertuanya yang berada di Jalan Tangkul I, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung.
"Waktu itu saya lihat di pos satpam kondisi suami saya sudah berlumuran darah keluar dari kepala, hidung dan mulut," ungkap Friska.
• Viral Video Penganiayaan Diduga Pelaku Pencuri Helm di Unimed, Begini Kronologinya
Melihat kondisi suaminya yang sudah bercucuran darah, emosi Friska pun memuncak.
"Saya ngamuk, ini kenapa siapa yang bisa menjelaskan, tapi para satpamnya malah kabur," akunya.

Friska Silaban, istri Joni Silalahi yang tewas di keroyok Satpam di Unimed, Selasa (19/2/2019) lalu. (Tribun Medan)
Saat menanyakan kepada petugas keamanan setempat terkait helm, yang diduga dicuri oleh suaminya, para petugas keamanan tak mampu langsung menunjukkan.
"Pas aku tanya siapa yang curi helm, mereka (satpam) malah sibuk cari helm untuk membuktikan helm itu curian," ujar Friska.
"Tapi mereka enggak bisa buktikan kalau suamiku mencuri helm. Mereka juga enggak bisa buktikan suamiku curi sepeda motor, karena tidak ada sepeda motor yang hilang," lanjutnya.
• Suaminya Viral Dianiaya Massa karena Diduga Curi Helm, Akun Facebook Istri Ramai Ucapan Duka
Setelah itu, datanglah seorang lelaki berperawakan tinggi besar yang mengaku sebagai oknum polisi.
"Saya polisi," tutur Friska menirukan ucapan lelaki itu.
Tak peduli, Friska justru mengecam lelaki tersebut lantaran membiarkan aksi main hakim sendiri itu terjadi.
"Jadi kalau kau polisi, kau biarkan mereka main hakim sendiri," kata Friska geram.
Bahkan ia mengaku lelaki tersebut hendak menggunakan cara kekerasan kepadanya.
"Sempat aku mau ditonjok, tapi karena ada yang halangi tidak jadi. Tapi saya kasih saja nah kalau berani," ungkapnya.
• Pasca Bunuh dan Buang Arnold ke Septic Tank, Pelaku Kembalikan Motor Korban hingga Depan Rumahnya
Ia menyayangkan sikap para petugas keamanan yang bukannya mendamaikan keadaan, justru turut andil dalam penganiayaan itu.
"Jujur saya sangat kecewa kali, sangat kali, melihat perlakuan main hakim sendiri terhadap suami saya. Satpam kan seharusnya mengamankan bukan ikut mengeroyok sampai tewas," jelasnya.
Lihat video selengkapnya di sini:
(TribunWow.com/Laila Zakiyya)