Kasus Pembunuhan
Stress Sejak Cerai, KN Bacok 2 Kali Orang yang Salat di Masjid dan Mengaku Kesal Tak Dihargai
Adik tersangka memberikan penjelasan perihal kejiwaan KN yang terganggu sejak pernikahannya kandas tahun 2011.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
Saat itu KN melakukan konsultasi pertama dan Edi melihat KN memiliki sifat agresif yang berasal dari rasa curiga yang berlebihan.
"Rasa curiga yang berlebihan itu yang kadang-kadang membuat dia melakukan hal-hal yang diluar nalar diri sendiri," ujar Edi Sukandi.
Pada pertemuan kedua sekaligus terakhir, rasa curiga KN tidak ditemukan, tetapi KN justru menjadi berhalusinasi dan mendengar bisikan-bisikan pada telinga.
"Bisikan ini lebih berbahaya lagi karena ada dorongan untuk dilakukan," ujarnya.

Dijelaskannya lagi oleh Edi, KN seharusnya melakukan pengobatan untuk kejiwaanya dengan meminum obat agar bisikan itu hilang.
Namun tak diketahui oleh Edi apakah KN meminum obat itu atau tidak.
KN diketahui berobat ke dokter spesialis jiwa pada Juni 2018 lalu.
Edi saat itu bahkan sampai menyarankan pelaku untuk dirawat di klinik kejiwaan.
"Pelaku mengalami gangguan jiwa berat. Saat terakhir kali diperiksa saya sudah menyarankan untuk dirawat," tutur Edi.
"Hal ini (pembunuhan) terjadi mungkin saja karena halusinasinya pelaku ini kambuh lagi karena sudah lama tidak berobat lagi," katanya.
Hal ini juga dikuatkan dengan penjelasan Kapolres AKBP Hartoyo, yang mengatakan KN kerap berhalusinasi.
"Kata dokter spesialis kejiwaan yang sempat menangani pelaku, dia kerap berhalusinasi," ungkap AKBP Hartoyo pada Jumat (15/2/2019).
"Saat kejadian halusinasi itu yang muncul dan melatarbelakangi pelaku membunuh korban," ujarnya.

Kronologi Tragedi Pembacokan
Diberitakan sebelumnya, disebutkan Kasatreskrim AKP Dede Iskandar, sebelum melakukan tindakan kejinya, diketahui KN baru pulang dari Bandung bersama adiknya setelah mengerjakan pembuatan kanopi, Kamis (14/2/2019) sore.