Terkini Daerah
Pengakuan Pelaku Pembunuhan di Dalam Masjid di Sumedang: Saya Kesal, Marah, Tak Dihargai
Tersangka pembunuhan di masjid di Sumedang, Kurnaevi alias Ea, mengaku kesal, marah, dan tak dihargai oleh jemaah masjid
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNWOW.COM - Tersangka pembunuhan di masjid di Sumedang, Kurnaevi alias Ea, terus menunduk dan terlihat mengantuk di ruang unit kejahatan dengan kekerasan (Jatanras) Reskrim Polres Sumedang, Jumat (15/2/2019) siang.
Pembunuhan itu terjadi di Masjid Miftahul Falah, Dusun Salam Desa Sindangsari, Kecamatan Sukasari, Kamis (15/2/2019) sekitar pukul 19.30 WIB.
Mata pria berbadan tegap yang hanya lulus SD ini beberapa kali terpejam tapi kemudian terbuka.
“Saya kenal dengan korban, tetanggaan dan kerap ke masjid bersama untuk salat dan mengaji,” kata Kurnaevi alias Ea saat ditanya Tribun, Jumat (15/2/2019).
Ia mengaku kesal, marah, dan tak dihargai dengan jemaah masjid karena suka terburu-buru kalau salat berjamaah sehingga hanya memberikan sedikit waktu untuk salat sunah.
“Saya kesal, marah, dan tak dihargai,” katanya pendek.
• Pria di Sumedang Tewas Dibacok saat Salat Berjemaah, Pelaku Diduga Tinggal Tak Jauh dari TKP
Sebelum kejadian pembunuhan, pelaku baru pulang dari Bandung bersama adiknya setelah mengerjakan pembuatan kanopi, Kamis (14/2/2019) sore.
“Dia baru datang dari Bandung dan baru buka puasa. Dia rajin puasa Senin-Kamis, minum seteguk air kemudian ke masjid ikut salat Magrib dan sempat mengaji,” kata Kasatreskrim AKP Dede Iskandar di Mapolres, Jumat (15/2/2019).
Pelaku datang lagi ke masjid saat mau salat Isya dan ternyata salat sudah berlangsung.
Kurnaevi kembali lagi ke rumahnya yang tak jauh dari masjid dan mengambil patik atau kapak besar pembelah kayu.
Ia masuk lagi ke dalam masjid melalui pintu samping sebelah kiri.
Di dalam masjid tersangka mengayunkan patik dengan kedua tangan dan menebaskan ke bagian belakang kepala korban sebanyak dua kali.
“Dibacok dua kali,” katanya dengan kepala tertunduk.
• Diduga Halusinasi, Pelaku Bacok Pria di Sumedang yang sedang Salat Jemaah, Hal Ini yang Dilihatnya
Korban ambruk dan pelaku kabur ke rumah menyimpan patik kemudian lari ke pamakaman umum Desa Cilayung.
Kejiwaan Kurnaevi terganggu sejak pernikahannya kandas tahun 2011.
“Kakak saya stress dan sering melamun, kadang suka marah-marah dan mengamuk. Dia stres sejak bercerai dengan istrinya,” kata adik tersangka yang mendapinginya di Mapolres.
Menurut keluarganya, korban sempat bekerja di Bekasi tapi kerjanya tidak fokus dan sering melamun.
“Saya ajak dia bekerja mengerjakan pembuatan kanopi, kalau sedang bekerja memang sering melamun,” katanya.
Sebelumnya, dokter jiwa mengatakan Kurnaevi mengalami halusinasi akibat gangguan psikologi.
Hal ini disampaikan Edi Sukandi, dokter jiwa yang pernah menangani KN, ketika ditemui Tribun Jabar di Mapolres Sumedang, Jumat (15/2/2019).
• Pelaku Bersikap Aneh sebelum Bacok Pria yang Sedang Salat Jemaah di Sumedang, Polisi Beri Penjelasan
Edi Sukandi mengatakan, Kurnaevi memiliki rasa curiga yang berlebihan. Inilah yang menyebabkan pelaku mengambil sikap agresif.
"Rasa curiga yang berlebihan itu yang kadang-kadang melakukan hal-hal yang di luar nalar diri sendiri," ujar Edi Sukandi.
Edi Sukandi bercerita, pada konsultasi pertama, pelaku diketahui memiliki sifat agresif yang berasal dari rasa curiganya yang berlebihan.
Pada pertemuan kedua sekaligus terakhir, rasa curiga KN tidak ditemukan, tetapi KN justru menjadi berhalusinasi dan mendengar bisikan-bisikan pada telinga.
"Bisikan ini lebih berbahaya lagi karena ada dorongan untuk dilakukan," ujarnya.
Kurnaevi, lanjutnya, seharusnya meminum obat agar bisikan-bisikan tersebut bisa hilang namun Edi tidak tahu obat tersebut diminum Kurnaevi atau tidak. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjabar.id dengan judul Pengakuan Pelaku Pembunuhan di Dalam Masjid di Sumedang, Mengaku Kesal dan Merasa Tak Dihargai