Kabar Tokoh
Rustam Ibrahim dan Yunarto Wijaya Silang Pendapat Terkait Cuitan 'Presiden Baru' CEO Bukalapak
Yunarto Wijaya dan Rustam Ibrahim silang pendapat terkait cuitan CEO Bukalapak Achmad Zaky yang menyinggung 'presiden baru' hingga ramai dibicarakan.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Direktur Lembaga Charta Politika, Yunarto Wijaya dan Mantan Direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Rustam Ibrahim tampak silang pendapat terkait cuitan CEO Bukalapak Achmad Zaky yang menyinggung soal 'presiden baru' hingga ramai diperbincangkan netizen.
Hal tersebut tampak dari unggahan di akun Twitter keduanya, @yunartowijaya dan @RustamIbrahim.
Melalui kicauannya, Yunarto awalnya menyebutkan bahwa dirinya membela Achmad Zaky.
• Reaksi Netizen Terbelah Dua, Dukung dan Kritik soal Cuitan Presiden Baru CEO Bukalapak Achmad Zaky
Yunarto menilai, adalah hak Achmad Zaky jika ia ingin memberikan dukungan pada calon presiden nomor 01 ataupun nomor 02.
Yunarto juga berpendapat bahwa warganet harusnya tidak perlu memboikot usaha Achmad Zaky hanya karena berbeda pendapat di pilpres 2019.
"Yes... Gua bela @achmadzaky ..
Bebas kok dia mau dukung no 1 atau 2, terlepas dia dah nikmati apa aja di rezim skrg...
Gak usah tol*l pake cara2 boikot2an cuma karena urusan beda pendapat di pilpres," tulis Yunarto, Kamis (14/2/2019).

Kicauan Yunarto Wijaya terkait cuitan CEO Bukalapak Achmad Zaky yang menyinggung soal 'presiden baru' hingga ramai diperbincangkan netizen. (Twitter @yunartowijaya)
Rustam Ibrahim lantas memberikan tanggapannya pada kicauan Yunarto itu.
Rustam berpendapat, tidak salah jika ada pihak yang memboikot produk seorang pebisnis yang berkampanye.
Hal tersebut dinilai wajar karena menurut Rustam tiap pendukung tentu menginginkan pihak yang didukungnya menang.
Rustam lantas mengatakan bahwa seorang pebisnis seharusnya berdiri di dua kaki, dan bukannya malah mengambil posisi politik.
"Menurut saya, jika orang bisnis berkampanye sah-sah saja jika pendukung salah satu pihak memboikot produknya.
Dan itu tidak tol*l, krn setiap pendukung ingin yg didukungnya menang.
Biasanya businessman sejati itu berdiri di 2 kaki, menyumbang dua pihak. Tidak ambil posisi politik," tulis Rustam, Jumat (15/2/2019).
• CEO Bukalapak Diserang Netizen, Achmad Zaky Klarifikasi: Sudah Anggap Jokowi seperti Ayah

Cuitan Rustam Ibrahim terkait cuitan CEO Bukalapak Achmad Zaky yang menyinggung soal 'presiden baru' hingga ramai diperbincangkan netizen. (Twitter @RustamIbrahim)
Diberitakan TribunWow.com, nama CEO Bukalapak, Achmad Zaky ramai diperbincangkan warganet di media sosial, khususnya Twitter karena cuitan yang dinilai mendukung salah satu capres.
Achmad Zaky pada halaman Twitternya, @achmadzaky, menulis kritik secara tidak langsung mengenai budget R&D Negara Indonesia dan menyinggung presiden baru, pada Kamis (13/2/2019).
"Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (2016, in USD) 1. US 511B 2. China 451B 3. Jepang 165B 4. Jerman 118B 5. Korea 91B 11. Taiwan 33B 14. Australia 23B 24. Malaysia 10B 25. Spore 10B 43. Indonesia 2B. Mudah2an presiden baru bisa naikin," tulis Achmad Zaky di cuitannya.

Cuitan Achmad Zaky CEO Bukalapak tentang 'presiden baru' Rabu (13/2/2019). (Twitter @achmadzaky)
Namun berdasarkan pantauan TribunWow postingan tersebut telah dihapus.
Karena hal itu, netizen Twitter ramai-ramai melayangkan kritik dan dukungan.
Yang merasa kecewa menggaungkan #uninstallbukalapak.
Sedangkan yang merasa sepakat meramaikan #DukungBukaLapak.
Tagar berbunyi Bukalapak mendadak menjadi trending topic teratas di Twitter pada Jumat (15/2/2019) dini hari pukul 01.00 WIB.
Tagar yang trending itu berbunyi dua arah yakni #DukungBukaLapak dan #uninstallbukalapak.
Dikutip dari Kontan, Kamis (14/2/2019), dalam tweet-nya yang telah terhapus itu, ada netizen yang mengoreksi jika anggaran yang disebutkan Achmad Zaky salah.
Sebab, yang benar adalah anggaran R&D sebesar 2 miliar dolar AS itu terjadi pada tahun 2010 bersumber dari Wikipedia.
Yang berarti pada era itu Jokowi belum menjadi Presiden pada tahun 2010.
Selain itu ada pula netizen yang mengungkit soal kebaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap perusahaan Achmad Zaky.
Bahkan tweet Jokowi yang memuji unicorn Bukalapak disertakan agar mengingatkan Achmad Zaky bahwa jangan membalas air susu dengan air tuba.
• Netizen Bereaksi soal Cuitan Presiden Baru CEO Bukalapak, Uninstall Aplikasi Jadi Trending Twitter

Presiden Joko Widodo hadiri HUT Bukalapak di Jakarta Convention Center, Senayan, Kamis (10/1/2019). (Instagram/@bukalapak)
Klarifikasi
Paham jika cuitannya mengundang respon dari banyak pengguna Twitter.
Achmad Zaky langsung kembali mencuitkan klarifikasi di halaman Twitternya.
Ia menuliskan presiden baru yang dimaksud bisa mengartikan kubu 01 Jokowi dan kubu 02 Prabowo Subianto.
Achmad Zaky yang juga dinobatkan menjadi satu di antara orang terkaya di RI ini juga menuliskan ia hanya menyampaikan fakta yang ada.
Ia pun kembali menuliskan permintaan maaf untuk cuitannya untuk siapapun yang merasa kurang sesuai.
"Bangun2 viral tweet saya gara2 "presiden baru" maksudnya siapapun, bisa Pak Jokowi juga. Jangan diplintir ya :) lets fight for innovation budget," tulisnya, Kamis (14/2/2019).
"Tujuan dari tweet saya adalah menyampaikan fakta bahwa dalam 20 sampai 50 tahun ke depan, kita perlu investasi di riset dan SDM kelas tinggi. Jangan sampai kalah sama negara2 lain."
"Kebijakan serta dukungan Pemerintah Indonesia selama ini sangat menyemangati kami. Semoga ke depannya industri teknologi atau industri berbasis pengetahuan semakin maju."
"Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya jadi misperception.
Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo).
Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya."

Klarifikasi Achmad Zaky soal cuitan Twitternya, Kamis (!4/2/2019). (Twitter @achmadzaky)
• Hadiri HUT Bukalapak, Jokowi Ingin Pemuda Indonesia Mencontoh Jejak Kesuksesan Achmad Zaky
Achmad Zaky kembali melanjutkan, ia juga mengapresiasi masyarakat yang peduli dengan isu R&D ini.
"Saya apresiasi sekali concern masyarakat twitter soal isu R&D ini. Tanda kalau kita ga kalah pinter.
R&D adalah single pembeda negara maju dan miskin. Kalau ga kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju masuk di perang inovasi. Negara miskin masuk di perang harga."
(TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani/ Roifah Dzatu Azmah)